Indonesia menghadapi ancaman baru dalam keamanan siber dengan munculnya kelompok ransomware berbasis AI seperti FunkSec yang menyasar institusi pemerintah dan swasta.Serangan yang disebut sebagai “ransomware 3.0” ini lebih cepat, canggih, dan sulit diprediksi, dengan Indonesia mencatat 157 upaya serangan per hari sepanjang 2024.
Fokus Utama:
1. Munculnya kelompok ransomware berbasis AI seperti FunkSec yang menargetkan institusi strategis di Indonesia.
2. Kenaikan insiden ransomware di Indonesia menjadi 0,25% pengguna bisnis, lebih tinggi dari negara tetangga.
3. Perlunya pendekatan keamanan siber holistik sebagai strategi fundamental ketahanan bisnis di era digital.
Ransomware 3.0 berbasis AI serang Indonesia!Kelompok seperti FunkSec gunakan kode AI untuk target institusi strategis. Bagaimana perusahaan bisa bertahan dari ancaman siber generasi baru?
Lanskap keamanan siber Indonesia menghadapi ujian berat dengan munculnya generasi baru ransomware berbasis kecerdasan artifisial (AI) yang menyasar institusi strategis, dari pemerintahan hingga perusahaan swasta. Ancaman yang dijuluki “ransomware 3.0” ini menandai evolusi mengkhawatirkan dalam perang siber global.
“Munculnya kelompok ransomware berbasis AI seperti FunkSec merupakan sinyal yang jelas tentang apa yang akan terjadi pada lanskap ancaman siber Indonesia,” tegas Defi Nofitra, Country Manager Kaspersky Indonesia, dalam keterangan resmi, Senin (13/10).
Transformasi serangan ini, menurut Nofitra, memiliki karakteristik yang membedakannya dari generasi sebelumnya: lebih cepat, lebih canggih, dan kurang terprediksi. Kelompok peretas memanfaatkan kode yang dihasilkan AI dan mengadopsi taktik berbiaya rendah namun bervolume tinggi.
Data Kaspersky mengungkapkan fakta mencengangkan: ransomware terus memengaruhi 0,25% pengguna bisnis di Indonesia pada paruh pertama 2025. Angka ini meningkat dari 0,23% pada periode sama tahun sebelumnya, dan lebih tinggi dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia (0,16%), Filipina (0,22%), Singapura (0,18%), dan Thailand (0,19%).
“Fakta bahwa persentase ini kecil justru menunjukkan strategi baru para penyerang. Mereka tidak lagi melakukan serangan massal tanpa pandang bulu, tetapi fokus menargetkan organisasi bernilai tinggi,” jelas Nofitra.
Catatan Kaspersky menunjukkan organisasi di Indonesia menghadapi rata-rata 157 upaya ransomware per hari sepanjang 2024, dengan total 57.554 serangan yang berhasil diblokir oleh solusi keamanan siber mereka tahun lalu.
Laporan Kaspersky menyoroti lima keluarga ransomware teratas yang menyasar institusi di Asia Tenggara. Peringkat teratas diduduki oleh Trojan-Ransom.Win32.Wanna, diikuti Trojan-Ransom.Win32.Gen, Trojan-Ransom.Win32.Crypmod, Trojan-Ransom.Win32.Crypren, dan Trojan-Ransom.Win32.Encoder.
Jenis Trojan ini bekerja dengan memodifikasi data di komputer korban sehingga tidak dapat digunakan, atau mencegah komputer berjalan normal. Setelah data disandera—diblokir atau dienkripsi—korban akan menerima permintaan tebusan. Barulah setelah uang dikirim, pelaku mengirim program pemulihan data.
Menghadapi lanskap ancaman yang kian kompleks, Nofitra menekankan bahwa perlindungan holistik tidak lagi bisa dipandang sebagai biaya tambahan, melainkan strategi inti untuk melindungi pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan.
“Perusahaan-perusahaan di Indonesia harus menyadari bahwa kesiapsiagaan terhadap ancaman digital merupakan pondasi utama untuk menjaga keberlangsungan bisnis di era ekonomi digital,” pungkasnya.
Ancaman ransomware berbasis AI ini menggarisbawahi perlunya transformasi mendasar dalam pendekatan keamanan siber Indonesia. Di era dimana AI bisa menjadi senjata double-edged sword, kewaspadaan dan investasi dalam pertahanan siber yang adaptif bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan survival bagi seluruh sektor strategis nasional.
Digionary:
· ● Ransomware 3.0: Generasi ketiga ransomware yang memanfaatkan kecerdasan artifisial untuk membuat serangan lebih cepat, canggih, dan sulit diprediksi.
· ● FunkSec: Kelompok ransomware berbasis AI yang aktif menargetkan institusi di Indonesia.
· ● Trojan-Ransom: Jenis malware yang menyamar sebagai program legit namun menyandera data korban untuk meminta tebusan.
· ● Enkripsi Data: Proses mengacak data sehingga tidak bisa dibaca tanpa kunci dekripsi yang tepat.
· ● Keamanan Siber Holistik: Pendekatan komprehensif yang mencakup teknologi, proses, dan manusia dalam strategi keamanan siber.
#Ransomware#CyberSecurity #AIsecurity #Kaspersky #KeamananSiber #IndonesiaDigital #Ransomware30 #FunkSec #CyberAttack #DataProtection #SecurityUpdate #CyberThreat #DigitalTransformation #TechSecurity #BusinessContinuity #InformationSecurity #CyberDefense #Malware #Trojan #DigitalResilience
