KakaoBank mempercepat ekspansi globalnya dengan menjadikan Indonesia sebagai ‘laboratorium utama’ lewat kemitraan strategis dengan Superbank. Investasi minoritas yang dimulai pada 2023 kini berkembang menjadi kolaborasi mendalam—dari desain produk, pengembangan aplikasi, hingga eksplorasi model bisnis digital—menegaskan Asia Tenggara sebagai panggung utama pertumbuhan bank digital Korea Selatan.
Fokus Utama:
■ KakaoBank menjadikan Indonesia sebagai basis strategis ekspansi global melalui kemitraan mendalam dengan Superbank.
■ Kolaborasi produk seperti Kartu Untung menunjukkan efektivitas model gamifikasi dalam menarik nasabah digital.
■ Pertumbuhan Superbank dan rencana IPO memperkuat daya tarik Indonesia bagi bank digital global.
KakaoBank mempercepat ekspansi global lewat Superbank di Indonesia. Kolaborasi produk, pertumbuhan nasabah, dan rencana IPO menegaskan Asia Tenggara sebagai pasar kunci bank digital.
Langkah KakaoBank menanamkan modal di Indonesia bukan sekadar ekspansi biasa. Melalui kemitraan strategis dengan Superbank, bank digital terbesar di Korea Selatan itu menjadikan pasar Indonesia sebagai ajang uji coba model bisnis, teknologi, dan inovasi layanan—sebuah strategi yang mencerminkan pergeseran pusat pertumbuhan industri perbankan digital ke Asia Tenggara.
KakaoBank, bank internet terbesar di Korea Selatan, kian agresif memperluas jejak internasionalnya dengan memperdalam kerja sama bersama Superbank, bank digital Indonesia yang menjadi investasi ekuitas luar negeri pertamanya. Kepada publik, KakaoBank menegaskan bahwa kemitraan ini bukan sekadar kepemilikan saham, melainkan kolaborasi operasional yang dirancang untuk mempercepat ekspansi global.
Pada 2023, KakaoBank mengakuisisi 10% saham Superbank melalui kemitraan strategis dengan Grab. Investasi ini membuka jalan bagi bank asal Korea Selatan tersebut untuk masuk ke pasar Asia Tenggara—wilayah dengan pertumbuhan pengguna layanan keuangan digital tercepat di dunia, didorong oleh populasi muda, penetrasi ponsel pintar yang tinggi, serta ekosistem super-app yang matang.
Sejak itu, KakaoBank terlibat langsung dalam berbagai aspek pengembangan Superbank, mulai dari peluncuran bank, perencanaan produk dan layanan, hingga advisory desain user interface dan user experience. Pendekatan hands-on ini memperkaya pemahaman KakaoBank terhadap perilaku nasabah Asia Tenggara, sekaligus menjadi sarana menguji model bisnis lintas negara.
Kolaborasi terbaru melahirkan Kartu Untung, produk tabungan bergaya gamifikasi yang dikembangkan selama lebih dari satu tahun berdasarkan konsep KakaoBank. Produk ini menawarkan cashback harian berbasis undian bagi nasabah yang menyetor dana minimal Rp50.000. Hasilnya mencolok: lebih dari 100.000 pengguna bergabung hanya dalam dua minggu sejak peluncuran.
Bagi KakaoBank, keterlibatan langsung dalam perencanaan dan pengembangan produk di luar negeri memiliki arti strategis. Selain memperdalam pemahaman pasar regional, pengalaman ini membuka ruang eksperimen untuk model bisnis baru yang berpotensi direplikasi bersama mitra global lainnya.
Sementara itu, Superbank tumbuh agresif dengan memanfaatkan ekosistem pemegang sahamnya. Bank digital ini telah mengantongi sekitar 5 juta nasabah, dengan hampir 60% di antaranya diperoleh melalui Grab dan layanan dompet digital OVO. Sinergi ini menegaskan kekuatan kolaborasi antara perbankan digital dan platform teknologi di Indonesia.
Kinerja tersebut berdampak langsung pada nilai investasi KakaoBank. Superbank mencatatkan laba kuartalan hanya sembilan bulan setelah beroperasi dan kini bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia pada akhir bulan ini—sebuah langkah yang mempertegas kepercayaan pasar terhadap prospek bank digital di Indonesia.
Di luar Indonesia, KakaoBank juga menyiapkan ekspansi ke Thailand. Setelah mengantongi persetujuan regulator pada Juni lalu, bank ini bersiap meluncurkan bank virtual dengan peran dominan dalam pengembangan produk, layanan, serta aplikasi mobile. KakaoBank juga berencana memperdalam kerja sama dengan Grab untuk menjajaki peluang sinergi baru di kawasan.
“Kerja sama dengan Superbank memberi kami peluang memperkuat kehadiran merek di Asia Tenggara sekaligus menunjukkan kapabilitas teknologi industri keuangan Korea,” ujar seorang pejabat KakaoBank seperti dikutip The Korea Times. “Ke depan, kami akan mengejar peluang baru melalui kemitraan konsorsium dengan pemain global terkemuka dan memperluas bisnis internasional dengan bertumpu pada pengalaman serta jaringan yang telah kami bangun,” tambahnya.
Langkah KakaoBank mencerminkan tren global perbankan digital: ekspansi lintas negara tak lagi hanya soal lisensi, melainkan soal membangun ekosistem, memahami perilaku lokal, dan beradaptasi cepat di pasar yang dinamis—dan Indonesia kini berada di pusat strategi tersebut.
Digionary:
● Bank digital: Bank yang beroperasi tanpa jaringan kantor fisik dan mengandalkan platform digital.
● Ekosistem super-app: Integrasi berbagai layanan digital dalam satu aplikasi.
● Gamifikasi: Penerapan elemen permainan untuk meningkatkan keterlibatan pengguna.
● IPO: Penawaran saham perdana kepada publik di bursa efek.
● Kemitraan strategis: Kerja sama jangka panjang untuk mencapai tujuan bisnis bersama.
● User experience (UX): Pengalaman pengguna saat berinteraksi dengan layanan digital.
● User interface (UI): Tampilan visual dan elemen interaksi dalam aplikasi.
#KakaoBank #Superbank #BankDigital #PerbankanDigital #Fintech #FintechIndonesia #EkspansiGlobal #AsiaTenggara #Grab #OVO #IPO #BursaEfekIndonesia #DigitalBanking #InovasiKeuangan #EkosistemDigital #Gamifikasi #KeuanganDigital #StartupFintech #BankVirtual #TransformasiDigital
