49 Tahun Membangun Negeri: KPR BTN Tembus 5,7 Juta Rumah, Kuasai 40% Pasar

- 10 Desember 2025 - 22:00

Merayakan 49 tahun kiprahnya, PT Bank Tabungan Negara (BTN) mencatatkan pencapaian monumental: menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk sekitar 5,7 juta unit rumah kepada masyarakat Indonesia. Dengan total plafon Rp504,18 triliun dan penguasaan pasar KPR nasional sekitar 40%, BTN konsisten menjadi pilar utama pembiayaan perumahan, khususnya bagi first homebuyers dan program rumah subsidi.


Fokus Utama:

■ Pencapaian Historis dan Dominasi Pasar: Artikel menyoroti pencapaian BTN menyalurkan KPR untuk 5,7 juta rumah dengan plafon Rp504,18 triliun dalam 49 tahun, serta posisi dominannya di pasar (sekitar 40% pangsa nasional, hampir 80% untuk subsidi).
■ Peran sebagai Tulang Punggung Ekosistem Properti: BTN digambarkan bukan hanya sebagai bank, tetapi sebagai pilar utama yang menggerakkan seluruh rantai sektor properti, bermitra dengan 8.000+ pengembang dan berdampak pada 185 subsektor ekonomi.
■ Tantangan di Tengah Persaingan dan Harapan Mitra: Di balik kesuksesan, artikel mengangkat kritik dan harapan dari mitra strategis (REI & Apersi) agar BTN menyederhanakan dan mempercepat proses KPR (terutama subsidi) untuk tetap unggul di pasar yang semakin kompetitif dan mendukung Program 3 Juta Rumah pemerintah.


Butuh waktu 49 tahun untuk mengubah sebuah tugas menjadi legenda. Pada 10 Desember 2025, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk merayakan Hari Ulang Tahun Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ke-49 dengan sebuah angka yang hampir tak terbantahkan: sekitar 5,7 juta unit rumah telah dibiayai oleh bank plat merah ini sejak pertama kali menyalurkan KPR pada 1976.

Angka itu bukan sekadar statistik. Ia mewakili jutaan keluarga yang menemukan atap, puluhan ribu pengembang yang bergerak, dan kontribusi besar bagi roda ekonomi nasional. Dengan total plafon Rp504,18 triliun, BTN tidak hanya menjadi bank perumahan—ia telah menjelma menjadi institusi yang merekatkan mimpi hunian dengan kenyataan bagi lapisan masyarakat paling luas.

“BTN merasa bangga dan bersyukur dapat melayani 5,7 juta keluarga Indonesia dalam 49 tahun terakhir,” ujar Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam keterangan tertulis, Rabu (10/12). “Namun, kami tidak ingin berpuas diri karena kami harus terus bekerja untuk jutaan masyarakat lainnya.”

Dari 17 Rumah di Semarang-Surabaya Menjadi Raksasa Nasional

Perjalanan dimulai dengan sederhana. Atas penugasan Menteri Keuangan Ali Wardhana pada 29 Januari 1974, BTN ditunjuk sebagai penyelenggara KPR. Dua tahun kemudian, tepatnya 10 Desember 1976, KPR perdananya disalurkan: Rp38 juta untuk 17 unit rumah di Semarang dan Surabaya.

Dari titik kecil itulah raksasa itu tumbuh. Kini, KPR menjadi core business BTN, menyumbang lebih dari 78% portofolio bank. Yang lebih mencengangkan, pangsa pasar KPR nasionalnya mencapai sekitar 40%, dengan penguasaan di segmen KPR subsidi bahkan disebut mendekati 80%. Brand-nya begitu kuat hingga rumah bersubsidi sering kali disebut masyarakat sebagai “rumah BTN”.

“Saking terkenalnya BTN sebagai bank penyedia perumahan, kalau mau beli rumah subsidi orang mengatakan ‘rumah BTN’. Branding ini sudah melekat sangat lama,” kata Bambang Ekajaya, Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI).

Pilar Ekosistem Properti dan Tantangan di Masa Depan

Posisi BTN tidak bisa dipisahkan dari ekosistem properti nasional. Nixon menyebut bank ini bermitra dengan lebih dari 8.000 pengembang dan memberikan dampak turunan kepada 185 subsektor ekonomi. Data dari Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) menguatkan hal ini: dari 2022 hingga November 2025, 59,42% KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang diserap anggotanya disalurkan oleh BTN.

“BTN bergerilya ke pelosok desa, menyasar pekerja sektor informal—mulai tukang cukur, pedagang bakso, hingga ojek online—yang selama ini sulit tersentuh layanan perbankan,” ungkap Junaidi Abdillah, Ketua Umum Apersi.

Namun, masa depan tidak lagi semudah masa lalu. Bambang Ekajaya dari REI memberikan catatan kritis: persaingan semakin ketat dengan banyak bank lain yang kini agresif menawarkan KPR. Kunci untuk tetap menjadi pemain utama, menurutnya, adalah percepatan dan penyederhanaan proses, khususnya untuk KPR subsidi.

“Harapan REI kepada BTN tentu komitmen yang lebih kuat… Layanannya perlu terus ditingkatkan agar konsumen bisa mendapatkan KPR bersubsidi dengan proses pengajuan yang sederhana dan lebih cepat,” tegas Bambang.

Tantangan ini muncul di tengah target ambisius pemerintah: Program 3 Juta Rumah. BTN, dengan infrastruktur dan jaringan yang sudah mapan, diharapkan menjadi lokomotif utama untuk mewujudkan target tersebut.

Refleksi Setengah Abad

Di usia ke-49, BTN berdiri di persimpangan antara warisan kejayaan dan tuntutan masa depan. Angka 5,7 juta rumah adalah bukti sejarah yang gemilang. Tapi di baliknya, masih ada jutaan keluarga yang belum memiliki rumah layak, dan pasar yang semakin kompetitif.

Pertanyaannya kini bukan lagi apakah BTN bisa mempertahankan gelar “bank-nya KPR”, tetapi apakah ia mampu berinovasi, mempercepat layanan, dan tetap relevan untuk membiayai 5,7 juta rumah berikutnya di era yang jauh lebih kompleks? Jawabannya akan menentukan apakah “rumah BTN” tetap menjadi istilah yang hidup di bibir masyarakat untuk 49 tahun ke depan.


Digionary:

● Apersi (Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia): Organisasi yang mewakili para pengembang perumahan di Indonesia.
● BTN (Bank Tabungan Negara): Bank milik negara (BUMN) yang fokus utama pada pembiayaan perumahan (KPR).
● First Homebuyers: Pembeli rumah pertama kalinya, yang biasanya menjadi segmen utama KPR.
● FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan): Skema pembiayaan subsidi dari pemerintah untuk perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang disalurkan melalui bank penyalur seperti BTN.
● KPR (Kredit Pemilikan Rumah): Pinjaman yang diberikan bank kepada nasabah untuk membeli rumah, dengan rumah tersebut dijadikan agunan.
● KPR Subsidi: KPR yang mendapat bantuan subsidi bunga dari pemerintah untuk masyarakat berpenghasilan tertentu, sehingga cicilannya lebih ringan.
●REI (Real Estate Indonesia): Asosiasi pengembang properti terbesar di Indonesia.

#BTN#KPR #Perumahan #Properti #Subsidi #FLPP #BUMN #Ekonomi #Realisasi #49TahunBTN #RumahTapak #REI #Apersi #Pembangunan #Infrastruktur #Bank #Finansial #Investasi #Nasional #Indonesia

Comments are closed.