Dua Wajah Amerika: Gen X Tenggelam dalam Utang, Baby Boomer Nikmati Masa Tua Mewah

- 30 November 2025 - 11:05

Laporan Bank of America mengungkap jurang lebar pola keuangan antar generasi, dimana Gen X terbebani utang kartu kredit tertinggi US$9.600, sementara Baby Boomer mendominasi pertumbuhan spending. Kartu kredit dan debit kini kuasai 60% transaksi bulanan, dengan inflasi memaksa masyarakat bayar lebih untuk barang yang lebih sedikit.


Fokus Utama:

■ Beban keuangan tidak merata: Gen X menanggung utang kartu kredit tertinggi US$9.600 meski di puncak karir.
■ Dominasi Baby Boomer dalam pertumbuhan. spending didukung pendapatan investasi dan pensiun
■ Dampak inflasi yang membuat jumlah transaksi turun meski nilai spending naik 2,4%.


Laporan terbaru Bank of America yang menganalisis jutaan transaksi kartu mengungkap kenyataan pahit dimana Generasi X yang berada di puncak karir justru tercekik utang kartu kredit rata-rata US$9.600 per rumah tangga. Sementara itu, Baby Boomer justru memimpin pesta belanja dengan pertumbuhan spending hampir lima kali lipat lebih tinggi daripada generasi muda.

“Ini bukan sekadar perbedaan preferensi belanja, tapi cerita tentang ketimpangan struktural dalam sistem keuangan kita,” ujar seorang analis yang mempelajari laporan tersebut seperti dikutip Yahoo!Finance dari Investopedia.

Data Bank of America menunjukkan pengeluaran kartu kredit dan debit per rumah tangga melonjak 2,4% year-over-year pada Oktober—pertumbuhan terkuat dalam hampir satu tahun. Namun, di balik angka yang tampak sehat ini, tersembunyi kenyataan yang lebih suram: jumlah transaksi ritel justru menurun sejak Januari.

“Ini jelas indikasi inflasi yang memaksa masyarakat membayar lebih untuk mendapatkan lebih sedikit,” kata Dr. Rebecca Tan, ekonom senior dari Harvard Kennedy School. “Yang tampak sebagai pertumbuhan spending sebenarnya adalah erosi daya beli.”

Federal Reserve dalam laporan 2024 mengkonfirmasi bahwa kartu kredit (32%) dan debit (30%) kini mendominasi 60% transaksi bulanan, meninggalkan uang tunai yang hanya digunakan 16% waktu.

Yang lebih mencengangkan adalah perbedaan tajam antar generasi. Baby Boomer (lahir 1946-1964) menunjukkan pertumbuhan spending yang hampir lima kali lipat lebih tinggi daripada generasi muda. Sementara Gen X (lahir 1965-1980) justru menanggung beban terberat dengan utang kartu kredit rata-rata US$9.600 per rumah tangga.

“Kami terjepit di antara tanggungan masa tua orang tua dan biaya pendidikan anak,” keluh Michael Chen, profesional berusia 48 tahun dari Chicago yang mengaku utang kartu kreditnya mencapai US$15.000. “Gaji naik sedikit, tapi biaya hidup melonjak lebih cepat.”

Data Experian mengungkap bahwa meski Gen X menyumbang 27% dari seluruh konsumsi—porsi terbesar di antara semua generasi—pertumbuhan spending mereka hanya 0,1% year-over-year.

Perbedaan ini berakar pada sumber pendapatan dan pola pengeluaran. Rumah tangga berpendapatan tinggi—yang cenderung dikuasai generasi tua—meningkatkan spending sebesar 2,7% year-over-year, didukung pertumbuhan upah setelah pajak sebesar 3,7%.

Sebaliknya, rumah tangga berpendapatan rendah hanya mencatat pertumbuhan spending 0,7% dengan kenaikan upah sebesar 1,0%. “Younger households membayar porsi lebih besar dari pendapatan mereka untuk sewa, penitipan anak, dan pinjaman pelajar,” jelas laporan BoA.

Perbedaan preferensi pembayaran juga mencolok. Generasi tua di atas 55 tahun masih menggunakan uang tunai untuk 22% pembayaran—1.5 kali lebih sering daripada mereka yang di bawah 55 tahun. Sementara generasi muda lebih sering menggunakan kartu debit untuk pembelian sehari-hari dan bereksperimen dengan program buy-now-pay-later (BNPL).

Implikasi bagi Perekonomian

Kondisi ini mengancam stabilitas keuangan jangka panjang. “Ketika generasi yang seharusnya menjadi tulang punggung ekonomi justru terbebani utang, ini merupakan lampu merah bagi pertumbuhan masa depan,” peringat David Rosenberg, ekonom utama dari Rosenberg Research.

Bank of America menemukan bahwa insentif ganti kerja bagi pekerja muda telah mendingin secara signifikan pada 2025, memperlambat spending mereka meski pertumbuhan lapangan kerja secara keseluruhan tetap positif.

Yang lebih memprihatinkan, dengan suku bunga kartu kredit rata-rata mencapai 24.l,6%—level tertinggi dalam tiga dekade—utang US$9.600 yang dibawa Gen X akan semakin sulit dilunasi.

Para ahli memprediksi jurang ini akan semakin melebar tanpa intervensi kebijakan. Generasi muda tidak hanya menghadapi biaya hidup yang lebih tinggi, tetapi juga ketidakpastian ekonomi yang lebih besar.

“Sementara Baby Boomer menikmati manfaat Social Security, pensiun, dan pendapatan investasi, generasi muda berjuang hanya untuk mempertahankan standar hidup yang sama dengan orang tua mereka,” tambah Dr. Tan.

Dalam jangka panjang, pola ini dapat mengubah landscape konsumen Amerika secara fundamental, dengan implikasi bagi setiap sektor—dari perumahan hingga ritel hingga layanan keuangan.


Digionary:

● Baby Boomer: Generasi yang lahir antara 1946-1964
● BNPL (Buy-Now-Pay-Later): Program pembayaran cicilan tanpa kartu kredit
● Gen X: Generasi yang lahir antara 1965-1980
● Inflasi: Kenaikan harga barang dan jasa secara umum
● Year-over-year: Perbandingan data dengan periode yang sama tahun sebelumnya

#BankOfAmerica #GenX #BabyBoomer #KartuKredit #UtangKartuKredit #EkonomiAS #FinansialGenerasi #DataSpending #Inflasi #PolaBelanja #KeuanganKeluarga #KetimpanganGenerasi #LaporanBoA #EkonomiAmerika #HutangKonsumen #FinancialDivide #KartuDebit #TransaksiDigital #BankData #EconomicAnalysis

Comments are closed.