Di tengah wacana penghapusan kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 1 oleh OJK, bank-bank kecil justru menunjukkan kinerja spektakuler dengan pertumbuhan laba 104,15% YoY menjadi Rp7,97 triliun per Juni 2025. Namun, dominasi jumlah bank (61 bank) dengan modal terbatas memicu urgensi konsolidasi melalui merger dan akuisisi untuk memperkuat struktur perbankan nasional.
Fokus Utama:
■ Kinerja Gemilang di Ambang Restrukturisasi: Bank KBMI 1 mencetak pertumbuhan laba tertinggi di industri (104,15% YoY) dengan CAR 30,73% dan NIM 4,72%, tepat ketika OJK berencana menghapus kelompok bank mini ini.
■ Tekanan Konsolidasi vs Realitas Bisnis: OJK mendorong merger 61 bank KBMI 1 ke KBMI 2 melalui ekspansi anorganik, meski bank-bank ini masih menunjukkan efisiensi operasional dengan BOPO 86,44% dan LDR 81,96%.
■ Dilema antara Kesehatan Bank dan Ketenagakerjaan: Kebijakan penghapusan berpotensi memicu risiko pengurangan tenaga kerja dan tantangan integrasi budaya korporat, meski diyakini mampu memperkuat struktur perbankan jangka panjang.
Bank KBMI 1 catat laba Rp7,97 triliun (tumbuh 104,15%) di tengah wacana penghapusan oleh OJK. Simak analisis dampak merger dan masa depan 61 bank mini ini.
Di tengah hiruk-pikuk wacana penghapusan kelompok bank kecil, sebuah ironi justru terungkap. Bank-bank KBMI 1—yang kerap dianggap sebagai pemain mini—justru menunjukkan performa keuangan yang membuat raksasa perbankan tersedu-sedu.
Data OJK per Juni 2025 memperlihatkan fakta mencengangkan: laba tahun berjalan bank KBMI 1 melesat 104,15% secara tahunan menjadi Rp7,97 triliun. Angka ini jauh melampaui pertumbuhan bank KBMI 3 yang hanya 11,84%, apalagi KBMI 2 dan 4 yang justru minus.
“Dalam jangka waktu yang mungkin tidak terlalu lama, saya akan menghapuskan KBMI I. Jadi, yang ada cuma tiga [kelompok KBMI], enggak ada 4,” tegas Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam Indonesia Islamic Finance Summit 2025 di Surabaya, awal bulan ini.
Kontradiksi Kinerja vs Kebijakan
Yang membuat wacana penghapusan ini menarik adalah kontradiksi yang menyertainya. Di satu sisi, 61 bank KBMI 1 menunjukkan fundamental yang sehat dengan CAR 30,73%—jauh di atas ketentuan minimum OJK. ROA mereka berada di level 1,54%, sementara NIM bertengger di 4,72%.
Namun di sisi lain, dominasi jumlah bank—61 dari total bank umum—dengan modal terbatas (maksimal Rp6 triliun) menciptakan inefisiensi sistemik. OJK melihat konsolidasi sebagai jalan keluar.
“Yang KBMI I itu berarti harus bergeser ke KBMI II,” tambah Dian, menegaskan bahwa bank-bank kecil harus naik kelas atau bergabung.
Transformasi Landscape Perbankan
Jika wacana ini terealisasi, peta perbankan Indonesia akan berubah drastis. Dari 61 bank KBMI 1 saat ini, hanya akan tersisa tiga kelompok besar: KBMI 2 (modal Rp6-14 triliun), KBMI 3 (Rp14-70 triliun), dan KBMI 4 (di atas Rp70 triliun).
Perubahan ini sejalan dengan tren global dimana negara dengan ekonomi besar cenderung memiliki struktur perbankan yang terkonsolidasi. OJK sendiri tidak memaksakan percepatan proses, memberikan waktu yang cukup bagi bank-bank untuk menyesuaikan diri.
Yang patut dicatat, meski jumlah bank KBMI 1 menyusut 7,57% YoY dari 66 menjadi 61 bank, profitabilitas mereka justru meningkat signifikan. Ini menunjukkan bahwa yang bertahan adalah bank-bank dengan model bisnis yang solid.
Di ujung horizon, masa depan perbankan Indonesia tidak lagi tentang jumlah bank, tetapi tentang kekuatan modal, efisiensi operasional, dan kemampuan berinovasi. Bank-bank kecil yang mampu beradaptasi akan bertahan, sementara yang lain akan menemui takdirnya dalam gelombang konsolidasi yang tak terelakkan.
Digionary:
· BOPO: Rasio efisiensi bank yang menghitung perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional
· CAR: Rasio kecukupan modal yang mengukur kemampuan bank menyerap risiko
· KBMI: Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti, sistem pengelompokan bank berdasarkan modal dasar
· LDR: Rasio yang mengukur kemampuan bank menyalurkan kredit dari dana pihak ketiga
· NIM: Margin bunga bersih yang menunjukkan profitabilitas dari kegiatan perkreditan
· ROA: Tingkat pengembalian aset yang mengukur efisiensi penggunaan aset bank
#KBMI1 #OJK #PerbankanIndonesia #BankMini #MergerBank #KinerjaPerbankan #LabaBank #KonsolidasiPerbankan #BankKecil #RestrukturisasiPerbankan #KebijakanOJK #DigitalBanking #FintechIndonesia #StrukturPerbankan #ModalBank #KesehatanBank #EfisiensiPerbankan #LDR #BOPO #NIM
