Strategi Baru OCBC: Bertahan di Tengah Tekanan Margin dan Gejolak Global

- 9 November 2025 - 13:33

OCBC Bank Singapura mencatat laba kuartal III 2025 sebesar S$1,98 miliar yang melampaui ekspektasi pasar, namun memproyeksikan tekanan margin bunga yang lebih dalam di tahun depan akibat lingkungan eksternal yang kompleks dan ketegangan geopolitik.


Fokus Utama:

■ Kinerja Kuartal III yang Tangguh: Laba bersih OCBC mencapai S$1,98 miliar, mengungguli proyeksi analis sebesar S$1,81 miliar, didorong pendapatan non-bunga yang lebih tinggi dan penyisihan yang lebih rendah.
■ Proyeksi 2025 yang Lebih Hati-Hati: Bank memproyeksikan penurunan pendapatan bunga bersih mid-to-high single digit di tengah tekanan margin yang berlanjut.
■ Lanskap Perbankan Singapura yang Beragam: OCBC menutup musim laba kuartal III yang beragam untuk bank-bank Singapura, dengan DBS mencetak rekor sementara UOB mencatat penurunan.


OCBC laba kuartal III 2025 kalahkan proyeksi di S$1,98 miliar, tapi proyeksi 2025 suram dengan tekanan margin lebih dalam.


Di tengah lingkungan global yang kian tidak menentu, OCBC Bank harus berjalan di atas tali. Bank terbesar kedua di Singapura ini berhasil membukukan laba kuartal III yang melampaui perkiraan analis, namun justru harus memperingatkan investor tentang prospek yang lebih suram di tahun depan.

Laba bersih OCBC pada periode Juli-September 2025 mencapai S$1,98 miliar (US$1,53 miliar), sedikit lebih tinggi dibandingkan S$1,97 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Angka ini mampu mengalahkan proyeksi analis LSEG yang hanya sebesar S$1,81 miliar. Namun, di balik kinerja kuartalan yang solid ini tersembunyi kekhawatiran yang lebih dalam.

“Ke depan, lingkungan eksternal tetap kompleks, dibentuk oleh dinamika kebijakan yang berubah dan ketegangan geopolitik,” ujar CEO Grup OCBC Helen Wong dalam pernyataannya seperti dikutip The Star. Namun dia menegaskan, “Neraca yang kuat dan posisi modal yang robust memberikan kami fleksibilitas untuk mengelola risiko ini.”

Tekanan Margin yang Tak Terelakkan

Yang paling mengkhawatirkan adalah proyeksi pendapatan bunga bersih yang semakin lesu. OCBC kini memperkirakan penurunan pendapatan bunga bersih dalam kisaran mid-to-high single digit untuk 2025, lebih dalam dari proyeksi kuartal sebelumnya yang hanya mid single digit.

Bank juga mempersempit proyeksi margin bunga bersih—tolok ukur utama profitabilitas—menjadi sekitar 1,90%, dari kisaran sebelumnya 1,90% hingga 1,95%. Kenyataan pahit ini terrefleksi dalam angka kuartalan: margin bunga bersih terjun bebas menjadi 1,84% dari 2,18% pada kuartal yang sama tahun lalu.

“Tekanan margin adalah cerita lama yang tak kunjung usai, namun OCBC tampaknya sedang bersiap untuk babak yang lebih berat,” komentar analis perbankan senior di Maybank Securities.

Pendorong Kinerja di Balik Angka

Meski menghadapi angin headwind, OCBC berhasil mempertahankan kinerjanya berkat pendapatan non-bunga yang lebih tinggi dan penyisihan yang lebih rendah. Return on equity memang turun menjadi 13,4% dari 14,1% pada periode sama 2024, namun masih dalam kategori sehat untuk ukuran bank regional.

Bank yang beroperasi utama di Singapura, China Raya, Indonesia, dan Malaysia ini mempertahankan target pertumbuhan kredit mid single digit, rasio biaya terhadap pendapatan di low 40s, dan rasio pembayaran dividen total 60% untuk tahun penuh plus pembelian kembali saham.

Peta Kompetisi Perbankan Singapura

Hasil OCBC ini menutup musim laba kuartal III yang beragam untuk trio perbankan Singapura. Sehari sebelumnya, DBS Group—pesaing utamanya—mencetak laba yang juga melampaui ekspektasi dan mendorong sahamnya ke rekor tertinggi. Sebaliknya, United Overseas Bank justru mencatat penurunan laba setelah membukukan penyisihan kredit yang besar.

Performa campuran ini mencerminkan tantangan yang dihadapi perbankan global. HSBC minggu lalu melaporkan penurunan laba sebelum pajak 14% setelah membebankan biaya litigasi US$1,4 miliar terkait penipuan Bernard Madoff. Sementara Standard Chartered justru mengungguli estimasi dengan kenaikan laba 3% berkat pendapatan wealth yang rekor dan aktivitas pasar yang kuat.

Bagi OCBC, tantangan terbesarnya kini adalah menavigasi tahun 2025 yang diproyeksikan lebih berliku, sambil mempertahankan disiplin dalam alokasi modal dan efisiensi operasional. Seperti kata Helen Wong, “flexibility to manage these risks” akan menjadi kunci di tengah badai ketidakpastian yang belum menunjukkan tanda-tanda reda.


Digionary:

● Margin Bunga Bersih: Selisih antara pendapatan bunga yang diterima bank dengan bunga yang dibayarkan, diukur sebagai persentase dari aset penghasil bunga.
●Pendapatan Non-Bunga: Sumber pendapatan bank di luar bunga, seperti fee dari layanan transaksi, wealth management, dan investment banking.
●Return on Equity (ROE): Rasio profitabilitas yang mengukur seberapa efisien bank menggunakan modal pemegang saham untuk menghasilkan laba.
●Penyisihan Kredit: Cadangan yang disisihkan bank untuk menutupi potensi kerugian dari kredit yang tidak tertagih.

#OCBC #BankSingapura #LaporanKeuangan #KinerjaBank #MarginBunga #PerbankanAsia #HelenWong #InvestasiBank #SektorPerbankan #LabaBank #EkonomiSingapura #BankingSector #FinancialResults #SingaporeBanks #InterestMargin #ROE #Dividen #GlobalBanking #EconomicOutlook #FinancialPerformance

Comments are closed.