Hong Kong Geser Singapura, Jadi Pusat Kekayaan Terbesar Asia

- 8 November 2025 - 04:35

Hong Kong kembali menegaskan dominasinya sebagai pusat pengelolaan kekayaan (wealth hub) terbesar di Asia, menyalip Singapura. Menurut laporan terbaru Private Wealth Management Association (PWMA) dan KPMG China, 44% bank swasta global kini melihat Hong Kong sebagai destinasi utama bagi klien superkaya, naik tajam dari 13% tahun lalu.


Fokus Utama

■ Hong Kong menyalip Singapura sebagai pusat pengelolaan kekayaan utama Asia, dengan 44% bank global memfavoritkannya.
■ Optimisme terhadap Hong Kong melonjak, 100% anggota PWMA yakin pertumbuhan positif lima tahun ke depan.
■ Singapura mulai kehilangan momentum akibat kebijakan pajak dan regulasi anti pencucian uang yang lebih ketat.


Hong Kong kembali merebut posisi puncak dari Singapura sebagai pusat kekayaan terbesar Asia. Laporan PWMA dan KPMG menunjukkan 44% bank global kini memilih Hong Kong sebagai destinasi utama pengelolaan aset klien superkaya.


Setelah sempat tertinggal akibat pandemi dan ketegangan politik, Hong Kong kini bangkit menjadi magnet baru bagi miliarder dunia. Kota ini kembali menyalip Singapura sebagai pusat pengelolaan kekayaan terbesar di Asia, menandai kembalinya status lama Hong Kong sebagai gerbang utama arus modal global.

Dalam laporan tahunan ke-10 bertajuk Hong Kong Private Wealth Management Report 2025 yang dirilis Kamis (6/11), 44% anggota Private Wealth Management Association (PWMA)—yang mencakup bank besar seperti UBS, HSBC, BNP Paribas, Morgan Stanley, dan JPMorgan—mengatakan klien kaya mereka kini lebih memilih membuka rekening dan mengelola aset di Hong Kong dibandingkan pusat-pusat keuangan lain. Angka ini melonjak drastis dari hanya 13% pada 2024.

Laporan yang disusun bersama KPMG China ini juga mencatat 59% perusahaan pengelola kekayaan pribadi melaporkan peningkatan permintaan dari klien kaya untuk memindahkan aset mereka ke Hong Kong, naik dari 34% tahun sebelumnya. Sebaliknya, Singapura mengalami penurunan: hanya 30% responden yang melaporkan peningkatan permintaan ke kota itu, merosot dari 52% pada 2024.

“Hong Kong telah kembali ke jalur pertumbuhan yang kuat,” ujar Amy Lo, Ketua PWMA sekaligus pimpinan UBS Hong Kong. “Kombinasi kebijakan stabilisasi ekonomi, pembukaan kembali perbatasan dengan Tiongkok daratan, dan regulasi keuangan yang transparan menjadikan Hong Kong pusat kepercayaan baru bagi investor internasional.”

Optimisme itu tercermin dari hasil survei: 100% anggota PWMA menyatakan pandangan positif terhadap prospek pasar pengelolaan kekayaan Hong Kong dalam lima tahun ke depan—melonjak dari 76% pada 2024.

Hong Kong Kembali Jadi “Gerbang Uang” Asia

Bagi banyak pengamat, kebangkitan Hong Kong bukan sekadar soal angka. Kota ini telah berhasil memulihkan kepercayaan global setelah masa sulit akibat kebijakan isolasi ketat Covid-19 dan eksodus sejumlah lembaga keuangan ke Singapura.

Kini, dengan dukungan Greater Bay Area Initiative yang mengintegrasikan ekonomi Hong Kong, Makau, dan provinsi Guangdong, kota ini menawarkan akses lebih luas ke pasar Tiongkok daratan—sebuah keuntungan strategis yang tidak dimiliki Singapura.

Data Hong Kong Monetary Authority (HKMA) menunjukkan, aset yang dikelola di sektor wealth management Hong Kong telah mendekati US$4,5 triliun, hanya sedikit di bawah rekor pra-pandemi. Jumlah rekening baru untuk klien bernilai tinggi (high-net-worth individuals) juga meningkat lebih dari 20% dalam 12 bulan terakhir.

Singapura Mulai Tersalip

Sementara itu, Singapura menghadapi tekanan baru. Kebijakan pajak yang lebih ketat, pengawasan terhadap arus dana lintas batas, serta penguatan aturan anti pencucian uang membuat sejumlah investor memilih kembali ke Hong Kong yang lebih fleksibel dan berorientasi pasar modal.

Menurut riset Boston Consulting Group (BCG) yang dirilis Agustus 2025, total aset individu superkaya di Hong Kong diperkirakan akan tumbuh 7% per tahun hingga 2029, sedangkan di Singapura hanya sekitar 4,5%.

“Singapura masih kuat di sisi stabilitas dan tata kelola, tetapi Hong Kong menawarkan konektivitas lebih besar dengan China daratan—ini nilai tambah besar bagi investor global,” kata Vivien Khoo, CEO dan Managing Director PWMA.

Persaingan Baru di Asia

Para analis memperkirakan rivalitas Hong Kong–Singapura akan tetap ketat, terutama di sektor family office, investasi lintas generasi, dan manajemen aset digital. Kedua kota juga tengah berebut posisi sebagai pusat pengelolaan kekayaan untuk klien Asia Selatan dan Timur Tengah, dua kawasan dengan pertumbuhan populasi miliarder tercepat di dunia.

Dalam konteks ini, Hong Kong tampak lebih agresif dengan berbagai insentif pajak baru dan deregulasi untuk menarik manajer aset global kembali membuka kantor di sana.


Digionary

● Asset Management – Pengelolaan profesional atas dana atau aset investasi milik individu atau institusi.
● Family Office – Lembaga privat yang mengelola kekayaan keluarga superkaya lintas generasi.
● Greater Bay Area (GBA) – Wilayah ekonomi yang menghubungkan Hong Kong, Makau, dan Guangdong untuk memperkuat integrasi ekonomi Tiongkok selatan.
● High-Net-Worth Individuals (HNWI) – Individu dengan kekayaan bersih sangat tinggi, biasanya di atas US$1 juta.
● KPMG China – Kantor akuntan dan konsultan global yang aktif dalam riset ekonomi dan keuangan di Tiongkok.
● Private Wealth Management (PWM) – Layanan pengelolaan aset eksklusif bagi individu dengan kekayaan tinggi.
● PWMA (Private Wealth Management Association) – Asosiasi lembaga keuangan di Hong Kong yang fokus pada sektor pengelolaan kekayaan pribadi.
● Wealth Hub – Pusat keuangan global tempat perusahaan menawarkan layanan pengelolaan kekayaan dan investasi bagi klien kaya.

#HongKongWealthHub #PrivateBanking #PWMA #KPMGChina #WealthManagement #AssetManagement #InvestasiGlobal #FinancialHub #AsiaFinance #SingaporeVsHongKong #HighNetWorth #WealthReport #EconomicTrends #FinancialMarkets #InvestasiAsia #WealthTransfer #FamilyOffice #BankingTrends #HongKongFinance #GlobalInvestors

Comments are closed.