BTN Luncurkan “Housingpreneur 2025”, Upaya Cetak Wirausahawan Hunian yang Inovatif

- 28 Oktober 2025 - 19:20

Dalam upaya menggenjot solusi inovatif di sektor perumahan, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) meluncurkan kompetisi “Housingpreneur 2025” di kampus Universitas Indonesia (UI) Depok sebagai momentum mencari wirausaha muda dan inovator yang mampu menghadirkan konsep hunian terjangkau, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Langkah ini datang di tengah tantangan backlog perumahan yang masih besar—termasuk kebutuhan rumah tangga yang belum memiliki hunian dan penetrasi KPR yang sangat rendah dibandingkan negara‐ASEAN.


Fokus Utama:

● Mendorong Inovasi Hunian Terjangkau – BTN Housingpreneur 2025 mencari wirausaha muda dengan ide kreatif untuk mengatasi backlog perumahan dan menciptakan solusi hunian inklusif.

● Kolaborasi Kampus dan Industri – Ajang ini menjadi jembatan antara dunia akademik, bisnis, dan keuangan untuk membangun ekosistem perumahan berkelanjutan di Indonesia.

● Potensi Besar Sektor Perumahan – Dengan rasio KPR hanya 3% dan backlog jutaan unit, sektor ini menyimpan peluang bisnis dan dampak ekonomi luas bagi pelaku industri nasional.


PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) secara resmi menggelar Kick Start BTN Housingpreneur 2025, sebuah ajang kompetisi inovasi di sektor perumahan yang bertujuan mencari bibit unggul wirausaha dan inovator untuk memperkuat ekosistem perumahan nasional. Acara perdana ini berlangsung di Auditorium Balai Purnomo Prawiro, Universitas Indonesia (UI) Depok, dan dihadiri ratusan mahasiswa serta masyarakat umum.

Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo menyampaikan BTN Housingpreneur merupakan gerakan akar rumput untuk menjaring ide-ide segar dan solusi inovatif dalam menjawab tantangan kepemilikan rumah di Indonesia.

“Masih banyak keluarga di Indonesia yang belum memiliki rumah. Sebagai negara terbesar di ASEAN, kontribusi sektor perumahan terhadap PDB kita justru paling rendah di kawasan. Melalui BTN Housingpreneur, kami ingin mendorong munculnya inovator yang bisa menawarkan solusi nyata untuk menjawab masalah perumahan dan menghasilkan bisnis dari inovasi tersebut,” ujar Setiyo dalam Kick Start BTN Housingpreneur 2025 di Auditorium Balai Purnomo Prawiro, Universitas Indonesia, Depok, Selasa (28/10).

Setiyo memaparkan, angka backlog atau kebutuhan akan rumah di Indonesia merupakan yang tertinggi di kawasan Asean atau sekitar 3,6%. Selain itu, rasio kredit pemilikan rumah (KPR) terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia masih rendah, hanya sekitar 3,4%, sementara negara lain seperti Filipina sudah mencapai 7–8%.

“Artinya potensi bisnis di sektor ini sangat besar. Tidak heran Presiden Prabowo Subianto menempatkan program perumahan sebagai salah satu prioritas utama untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” tambah Setiyo.

Selain memiliki potensi besar, sektor perumahan juga memberikan multiplier effect yang luas. Pembangunan perumahan berpengaruh langsung ke 172 sektor industri, mulai dari toko bahan bangunan hingga tenaga kerja konstruksi. “Yang menarik, 95% industri perumahan di Indonesia bersumber dari lokal, sehingga sektor ini benar-benar mendorong ekonomi dalam negeri,” jelas Setiyo.

Corporate Secretary BTN Ramon Armando mengatakan melalui ajang ini, perseroan ingin para peserta menghadirkan ide-ide inovatif dan menggunakan bahan ramah lingkungan, hemat energi, serta mendukung prinsip keberlanjutan.

Ramon menambahkan BTN Housingpreneur 2025 bukan hanya ajang kompetisi bagi mahasiswa, tetapi juga terbuka bagi pengusaha yang sudah berjalan.

“Kami juga membentuk komunitas alumni dari tiap angkatan. Mereka saling berbagi pengalaman, berkolaborasi, bahkan menciptakan proyek bersama. Jadi, Housingpreneur bukan sekadar lomba, tapi sebuah movement untuk melahirkan wirausaha muda di ekosistem perumahan nasional,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Kerja Sama, Komersialisasi Aset, dan Kawasan Terpadu Universitas Indonesia, Winny Hanifiati Warouw, mengapresiasi langkah BTN menggelar kompetisi tahunan ini sebagai wadah kolaborasi antara dunia akademik dan industri.

“Dengan mengusung konsep eco-tech housing dan keberlanjutan, BTN Housingpreneur sejalan dengan semangat UI untuk membangun bangsa secara berkelanjutan. Kolaborasi antara kampus, industri, dan lembaga keuangan seperti BTN menjadi kunci lahirnya ekosistem inovasi di sektor perumahan,” tutur Winny.

Pada acara Kick Start ini juga digelar talk show interaktif menghadirkan berbagai narasumber, antara lain: Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo, Asisten Profesor Departemen Arsitektur UI Dr. Miktha Farid Alkadri, Founder & CVO BARDI Smart Home Ryan Maurice Tallulah, serta Juara 2 BTN Housingpreneur 2024 Kategori Housing Related Innovation – Value Chain & Founder Plustik Reza Hasfinanda.

Setelah peluncuran di UI, BTN akan melanjutkan roadshow BTN Housingpreneur 2025 ke berbagai kampus besar yakni di Institut Teknologi Bandung (ITB), kemudian berlanjut ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, dan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Masyarakat yang ingin berpartisipasi dapat mendaftarkan diri dan mendapatkan informasi lengkap melalui www.btnhousingpreneur.com atau akun Instagram resmi @btnhousingpreneur untuk mengikuti perkembangan terbaru ajang ini.


Digionary:

● Backlog: Kesenjangan antara kebutuhan rumah yang harus disediakan dengan yang sudah tersedia atau layak.
● ESG: Konsep bisnis yang memperhatikan aspek lingkungan (Environmental), sosial (Social), dan tata kelola (Governance).
● Housingpreneur: Portmanteau antara “housing” (perumahan) dan “entrepreneur” (wirausaha) — dalam konteks ini wirausaha di sektor hunian.
● KPR (Kredit Pemilikan Rumah): Kredit perbankan yang digunakan individu untuk membeli rumah.
● MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah): Segmen masyarakat dengan penghasilan terbatas yang menjadi target utama program rumah subsidi.
● Movement: Gerakan sosial atau bisnis yang didesain untuk melakukan perubahan sistemik, bukan hanya sekali‐lomba.
● Penetrasi KPR terhadap PDB: Rasio total kredit pemilikan rumah dibandingkan produk domestik bruto nasional—menunjukkan tingkat pengembangan pasar perumahan dan pembiayaan properti.
● SCM (Supply Chain Management) Value‐Chain: Rangkaian proses industri mulai bahan baku, produksi, hingga distribusi; dalam konteks perumahan, mencakup industri bahan bangunan, konstruksi, hingga layanan hunian.
● Road‐show: Serangkaian kunjungan atau acara yang diselenggarakan di berbagai lokasi untuk memperluas jangkauan dan partisipasi.
● Rumah Tidak Layak Huni (RTLH): Hunian yang tidak memenuhi standar minimal bangunan dan kesehatan untuk dihuni.

#Housingpreneur #BTN #PerumahanIndonesia #BacklogRumah #InovasiHunian #KPRIndonesia #HunianRamahLingkungan #StartUpPerumahan #SektorProperti #WirausahaMuda #RumahTerjangkau #EkosistemPerumahan #RumahBekas #RumahSubsidi #ESGPerumahan #KompetisiInovasi #KolaborasiKampusIndustri #SektorKonstruksi #BisnisProperti #IndonesiaMaju

Comments are closed.