Citi Kasih Prediksi, AI Akan Dorong Laba Industri Perbankan Global Hingga US$2 triliun

- 28 Oktober 2025 - 07:38

Citi memperkirakan bahwa penerapan kecerdasan buatan (AI) dapat mendorong laba industri perbankan global hingga US$170 miliar atau naik sekitar 9% pada 2028, dengan penggunaan AI kini sudah menjangkau 80 negara dan lebih dari 175.000 karyawan Citi. Transformasi ini bukan sekadar efisiensi, tetapi juga memerlukan tata kelola data dan kolaborasi lintas sektor agar manfaatnya dapat optimal. Sementara secara global AI akan mendorong laba industri perbankan hingga US$2 triliun.


Fokus Utama:

● Potensi besar AI dalam industri perbankan global: prediksi kenaikan laba hingga US$170 miliar pada 2028.
● Ekspansi Citi dalam implementasi AI: jangkauan 80 negara dan 175.000 pengguna internal hingga September 2025.
● Tantangan tata kelola, regulasi dan keamanan data dalam adopsi AI di keuangan, termasuk di Indonesia.


Citi memproyeksikan bahwa AI akan mendorong laba industri perbankan global hingga US$170 miliar pada 2028. Dengan adopsi di 80 negara dan 175.000 karyawan, transformasi ini menuntut kolaborasi kuat antara bank, regulasi dan teknologi.


Dalam sebuah forum yang digelar di Jakarta pada 27 Oktober 2025, Presiden Direktur Citi Indonesia, Batara Sianturi, mengemukakan hasil riset global bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) akan menjadi pendorong utama perubahan di sektor perbankan. Menurutnya, “Kami memperkirakan AI akan mendorong laba industri perbankan global hingga US$2 triliun (setara Rp33.252 triliun) pada 2028.”

Prediksi ini selaras dengan laporan teranyar dari Citi Global Perspectives & Solutions (Citi GPS) yang menilai AI dapat meningkatkan laba industri perbankan dunia dari sekitar US$1,8 triliun menjadi hampir US$2 triliun pada 2028 — artinya naik sebesar 9%.

Sampai September 2025, Citi telah mengimplementasikan perangkat AI di lebih dari 80 negara dan melibatkan lebih dari 175.000 karyawan dalam upaya transformasi digitalnya. Batara menambahkan bahwa di Indonesia, dengan tingkat adopsi digital yang tinggi, infrastruktur data dan tata kelola menjadi kunci. “Sudah di launch di 80 negara dan mudah-mudahan segera juga akan di launch di Indonesia, untuk Citi Indonesia,” katanya.

Riset menunjukkan bahwa penerapan AI di bank bukan hanya soal otomatisasi proses, tetapi juga soal pengelolaan data, anti-fraud, personalisasi layanan, dan pengembangan produk baru. Misalnya, survei oleh OpenText menyebut bahwa 93% institusi keuangan percaya AI akan meningkatkan profitabilitas dalam lima tahun ke depan.

Namun demikian, adopsi AI juga datang dengan tantangan serius. Regulator di berbagai negara, mulai dari Uni Eropa hingga Singapura dan Tiongkok, telah memulai regulasi AI dalam keuangan karena risiko keamanan, etika dan privasi data.

Batara menggarisbawahi bahwa kolaborasi menjadi kunci: antara bisnis, investor, mitra teknologi, dan regulator agar sistem data yang dibangun tidak hanya canggih namun juga aman, berkelanjutan dan inklusif.

Bagi pasar Indonesia, momentum ini membuka peluang besar sekaligus tantangan. Bank dan institusi keuangan lokal harus mempertimbangkan bagaimana AI bisa diterapkan untuk meningkatkan efisiensi operasional, mendorong inklusi keuangan, dan mengelola risiko secara lebih real-time. Sebagai contoh, dengan adopsi AI dalam analisis kredit, fraud detection, dan layanan digital, bank bisa mempercepat proses kredit, menurunkan biaya, dan meningkatkan pengalaman nasabah.

Namun yang paling penting adalah kesiapan tata kelola data (data governance), infrastruktur TI yang memadai, dan adaptasi SDM — karena tanpa itu, kemampuan AI bisa tidak optimal bahkan menimbulkan kerugian reputasi dan operasional.

Foto: Antara


Digionary:

● AI (Artificial Intelligence/ Kecerdasan Buatan) — Teknologi komputer yang dapat melakukan tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia, seperti belajar, mengambil keputusan dan mengenali pola.
● Adopsi Digital — Tingkat penerimaan atau penggunaan teknologi digital oleh pengguna atau institusi.
● Data Governance — Pengelolaan data secara komprehensif meliputi integritas, keamanan, privasi, dan tata kelola data.
● Fee Based Income — Pendapatan perbankan yang berasal dari layanan non-bunga seperti biaya transaksi, manajemen aset atau konsultasi.
● Generative AI (GenAI) — Kelas AI yang dapat menghasilkan konten baru seperti teks, gambar atau kode berdasarkan data pelatihan.
● Inklusi Keuangan — Usaha memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal seperti bank dan asuransi.
● Productivity Gains — Peningkatan produktivitas yang dicapai melalui efisiensi, otomatisasi dan penggunaan teknologi.
● Regulasi AI — Aturan dan kebijakan yang mengatur penggunaan AI agar aman, etis dan sesuai dengan standar hukum.

#AIInBanking #Citibank #TransformasiDigital #Perbankan2025 #KecerdasanBuatan #InovasiKeuangan #BankGlobal #ProfitBanking #TeknologiFinansial #InklusiKeuangan #DataGovernance #FintechIndonesia #BankDigital #ProduktivitasBank #RegulasiAI #GenerativeAI #LayananBank #EkonomiDigital #KolaborasiTeknologi #BankingInsight

Comments are closed.