Bank Indonesia memperluas jangkauan QRIS ke Korea Selatan melalui uji coba terbatas, melanjutkan kesuksesan implementasi di negeri Gajah Putih Thailand dan negeri Matahari Terbit Jepang. Ekspansi ini bagian dari strategi digitalisasi sistem pembayaran nasional yang diintegrasikan dengan kebijakan moneter pro-pasar untuk memperkuat ketahanan ekonomi.
Fokus Utama:
1. Ekspansi QRIS ke Korea Selatan sebagai bagian dari strategi integrasi sistem pembayaran digital regional.
2. Sinergi kebijakan moneter dan digitalisasi finansial untuk percepat inklusi keuangan.
3. Peta kompetisi global dalam standardisasi sistem pembayaran digital.
Setelah sukses di Thailand dan Jepang, QRIS kini menargetkan Korea Selatan. Simak strategi BI memperluas sistem pembayaran digital Indonesia di kancah global dan dampaknya bagi ekonomi nasional.
Dalam percepatan yang mengesankan, Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kini bersiap menapak di bumi Ginseng. Setelah sukses diimplementasikan di Thailand dan Jepang, Bank Indonesia resmi menginisiasi uji coba terbatas sistem pembayaran digital andalan Indonesia ini di Korea Selatan. Langkah strategis ini bukan sekadar perluasan jangkauan, melainkan bagian dari pertarungan global dalam standarisasi sistem pembayaran digital.
Gelombang ekspansi QRIS kian meluas. Setelah sukses menguasai pasar Thailand dan Jepang, sistem pembayaran digital kebanggaan Indonesia ini kini bersiap menembus Korea Selatan. Bank Indonesia mengumumkan inisiasi uji coba terbatas (sandbox) QRIS antarnegara dengan negeri Ginseng tersebut, memperkuat posisi Indonesia dalam peta persaingan sistem pembayaran digital global.
Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan, langkah ini merupakan bagian integral dari strategi perluasan konektivitas pembayaran lintas negara. “Inisiasi sandboxing QRIS Antarnegara Indonesia-Korea Selatan menjadi tonggak penting dalam memperkuat ekosistem pembayaran berbasis teknologi,” ujar Perry dalam Konferensi Pers Hasil RDG BI, Rabu (22/10).
Ekspansi ke Korea Selatan ini bukan tanpa alasan. Data Bank for International Settlements (BIS) menunjukkan Korea Selatan merupakan salah satu pasar dengan adopsi pembayaran digital tertinggi di Asia, dengan 84% populasi aktif menggunakan mobile payment. Namun, pasar masih didominasi sistem lokal seperti Kakao Pay dan Naver Pay.
“Transformasi keuangan digital harus berjalan beriringan dengan kebijakan moneter yang pro-pasar agar ekonomi nasional tetap tangguh dan inklusif,” tegas Perry.
Strategi Regional yang Terukur
Ekspansi QRIS menunjukkan pola yang sistematis. Dimulai dari negara tetangga terdekat Malaysia dan Singapura (2023), kemudian Thailand (2022), disusul Jepang dan China (2025). Korea Selatan menjadi target logis mengingat kedekatan hubungan ekonomi dan tingginya mobilitas masyarakat antara kedua negara.
Data Kementerian Luar Negeri mencatat, sekitar 45.000 WNI menetap di Korea Selatan, sementara sekitar 210.000 warga Korea berkunjung ke Indonesia setiap tahunnya. Potensi transaksi yang bisa ditangkap QRIS diperkirakan mencapai US$ 120 juta per tahun.
Dukungan Kebijakan Moneter Terintegrasi
Tak hanya fokus pada ekspansi eksternal, BI juga memperkuat fondasi internal. Langkah strategis termasuk pengelolaan struktur suku bunga instrumen moneter, penurunan suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta pembelian Surat Berharga Negara di pasar sekunder.
“Kami juga memperluas penggunaan underlying repurchase agreement dengan surat berharga berkualitas tinggi, menerbitkan BI-Floating Rate Note, dan mengembangkan Overnight Index Swap untuk tenor di atas overnight,” papar Perry.
Sinergi kebijakan ini terbukti efektif. Laporan BI Triwulan III 2025 menunjukkan volume transaksi QRIS melesat 145% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, dengan nilai transaksi menembus Rp 285 triliun.
Kompetisi Global yang Makin Ketat
Ekspansi QRIS terjadi di tengah persaingan sengit standardisasi sistem pembayaran digital global. Uni Eropa dengan sistem EPI (European Payments Initiative), India melalui UPI, dan China dengan UnionPay bersaing ketat merebut dominasi pasar.
Kebijakan BI mendapat apresiasi dari kalangan ekonom. “Ekspansi QRIS menunjukkan visi strategis Indonesia dalam architecture of regional payment connectivity. Ini bukan sekadar perluasan pasar, tapi penentuan standar permainan di kawasan,” ungkap Dr. Putu Anom, pengamat sistem pembayaran dari Universitas Indonesia.
Dengan rencana uji coba di Korea Selatan ini, QRIS semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu standard payment system terdepan di kawasan Asia Tenggara, sekaligus menandai babak baru dalam diplomasi finansial Indonesia.
Digionary:
●BI-FRN: Surat berharga Bank Indonesia dengan bunga mengambang
●Overnight Index Swap: Kontrak derivatif untuk menukar bunga tetap dengan bunga mengambang
●QRIS: Standard QR code Indonesia untuk pembayaran digital
●Repo: Perjanjian repurchase, transaksi jual sekuritas dengan janji beli kembali
●Sandbox: Uji coba terbatas inovasi finansial dalam lingkungan terkendali
●SRBI: Sekuritas Rupiah Bank Indonesia, instrumen investasi jangka pendek
●Sukuk BI: Surat berharga syariah yang diterbitkan Bank Indonesia
#QRIS#BankIndonesia #FintechDigital #EkonomiDigital #PembayaranDigital #KoreaSelatan #InovasiFinansial #FintechIndonesia #DigitalEconomy #FinancialInclusion #Moneter #FintechAsia #QRISGoInternational #SistemPembayaran #DigitalBanking #EconomicIntegration #FinancialTechnology #ASEANFinance #GlobalPayment #DigitalTransformation
