PT Bank Central Asia Tbk (BCA) membukukan laba bersih sebesar Rp43,4 triliun pada periode Januari-September 2025, tumbuh 5,7% secara tahunan (yoy). Pertumbuhan ini ditopang oleh ekspansi kredit yang sehat sebesar 7,6% menjadi Rp944 triliun, perbaikan kualitas pinjaman, serta dana murah CASA yang menjadi tulang punggung pendanaan dengan porsi dominan 83,8%.
Fokus Utama:
1. BCA mencatat pertumbuhan laba bersih 5,7% (yoy) menjadi Rp43,4 triliun dalam 9 bulan pertama 2025, menunjukkan ketahanan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
2. Penyaluran kredit tumbuh 7,6% (yoy) didorong oleh segmen korporasi (10,4% yoy) dan UKM (7,7% yoy), dengan kualitas aset yang semakin membaik (Rasio LAR turun ke 5,5%).
3. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang didominasi dana murah CASA (Rp999 triliun) tumbuh sehat, didukung oleh lonjakan frekuensi transaksi digital yang naik 78% dalam tiga tahun terakhir.
Laba BCA tumbuh 5,7% jadi Rp43,4 triliun hingga September 2025. Simak analisis mendalam di balik kinerja solid bank ini: dari ekspansi kredit korporasi, ketangguhan UKM, hingga strategi pendanaan CASA.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali menunjukkan ketangguhannya sebagai salah satu pelaku utama perbankan nasional. Dalam laporan kinerja kuartal III 2025 yang dirilis Senin (20/10), raksasa bank ini membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp43,4 triliun untuk periode sembilan bulan pertama tahun ini (Januari-September). Angka itu merepresentasikan pertumbuhan 5,7% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Laba bersih BCA dan entitas anak tumbuh 5,7% YoY menjadi Rp43,4 triliun pada 9 bulan pertama 2025,” papar Presiden Direktur BCA, Hendra Lembong, dalam konferensi pers virtual.
Di balik pertumbuhan laba yang stabil itu, tersimpan mesin penyaluran kredit yang masih bertenaga. Total kredit BCA dan anak perusahaannya merangkak naik 7,6% (YoY) menjadi Rp944 triliun per September 2025. Yang patut dicatat, pertumbuhan ini diiringi dengan perbaikan kualitas aset. Rasio Loan at Risk (LAR) BCA membaik menjadi 5,5% pada kuartal III 2025, turun dari 6,1% pada tahun sebelumnya. Sementara itu, rasio Non-Performing Loan (NPL) tetap terjaga di level rendah 2,1%.
Dukungan dari Segmen Korporasi dan UKM
Gertak penyaluran kredit paling kuat justru datang dari segmen yang selama ini dianggap berisiko tinggi: korporasi dan UKM. Kredit korporasi melesat 10,4% (YoY) menjadi Rp436,9 triliun, sementara kredit komersial dan UKM tumbuh masing-masing sebesar 5,7% dan 7,7% (YoY).
“Terjaganya penyaluran kredit BCA di berbagai segmen dan sektor hingga September 2025 mencerminkan komitmen kami mendukung pertumbuhan perekonomian nasional,” tegas Hendra.
Di sisi konsumer, kredit masih menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 3,3% (YoY), didorong terutama oleh KPR yang naik 6,4% (YoY).
Pondasi CASA yang Kian Kokoh
Kekuatan BCA yang lain terletak pada kemampuannya menghimpun dana murah. Current Account Saving Account (CASA) tetap menjadi tulang punggung, berkontribusi sebesar 83,8% terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK). Nilai CASA sendiri naik 9,1% (YoY) menjadi Rp999 triliun.
“Pertumbuhan CASA selaras dengan total frekuensi transaksi BCA yang naik 78% dalam tiga tahun terakhir,” ungkap Hendra. Statistik ini mengindikasikan bahwa strategi digitalisasi dan penetrasi layanan BCA berhasil mendalam, tidak hanya mengejar kuantitas dana tetapi juga engagement nasabah.
Dengan pondasi pendanaan yang kuat, kredit yang tumbuh berkualitas, dan efisiensi yang terjaga, kinerja BCA hingga kuartal ketiga 2025 ini menjadi sinyal positif bagi ketahanan sektor perbankan Indonesia menghadapi tantangan global yang masih berawan.
Digionary:
· CASA (Current Account Saving Account): Rekening giro dan tabungan yang menjadi sumber dana murah bagi bank karena bunganya relatif rendah dibandingkan deposito.
· Dana Pihak Ketiga (DPK): Seluruh dana yang berhasil dihimpun bank dari masyarakat, baik dalam bentuk giro, tabungan, maupun deposito.
· Loan at Risk (LAR): Rasio yang mengukur kredit bermasalah dan kredit yang berpotensi bermasalah terhadap total kredit yang disalurkan bank.
· Non-Performing Loan (NPL): Rasio yang mengukur persentase kredit yang benar-benar macet (tidak lancar) terhadap total kredit.
· Year-on-Year (YoY): Perbandingan data suatu periode dalam tahun ini dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
#BCA #KinerjaBCA #LabaBank #PerbankanIndonesia #LaporanKeuangan #Kredit #Ekonomi #Finansial #Korporasi #UKM #CASA #Investasi #Saham #BEI #MarketUpdate #DataEkonomi #BankTerbesar #KuartalIII2025 #AnalisisKeuangan #DetikFinance
