13 pemimpin bank digital dan dompet digital di Asia Pasifik dukung inisiatif baru UMKM

- 4 April 2024 - 20:13

Program Sirius (Sustainability Innovation for Regenerative & Inclusive Purpose), yang didukung oleh 13 pemimpin fintech di kawasan Asia Pasifik, resmi diluncurkan perdana untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam masa transisi menuju keberlanjutan, sejalan dengan program Sustainable Development Goals (SGDs) PBB.

Peelu diketahui, program Sirius merupakan sebuah inisiatif pengetahuan yang dipimpin oleh industri yang bertujuan untuk mendukung UMKM yang beroperasi melalui platform digital dalam perjalanan mereka menuju keberlanjutan.

Program ini akan mendorong dialog terbuka antar mitra industri yang berpikiran sama untuk saling bertukar ide tentang inovasi keberlanjutan dan berbagi praktik terbaik untuk mendukung UMKM dalam perjalanan keberlanjutan UMKM, membantu transisi UMKM menuju ekonomi rendah karbon, memajukan aksesibilitas UMKM terhadap pembiayaan keberlanjutan, serta mengangkat UMKM dengan peluang pertumbuhan yang baru.

International Finance Corporation (IFC), anggota Kelompok Bank Dunia, akan berkolaborasi dengan Ant International untuk mengembangkan dan mempromosikan serangkaian Digital Sustainability Impact Management Toolkits (Perangkat Manajemen Dampak Keberlanjutan Digital) dalam dua tahun ke depan.

Terdapat 13 mitra industri dari 11 negara telah berkomitmen untuk menjadi bagian dari Program Sirius, yakni AlipayHK (Hong Kong SAR, Tiongkok), ANEXT Bank (Singapura), Bigpay (Malaysia), bKash (Bangladesh), DANA (Indonesia), GCash (Filipina), Hipay (Mongolia), Kakao Pay (Republik Korea), MPay (Macau SAR, Tiongkok), TNG Digital (Malaysia), TossPay (Republik Korea), TrueMoney (Thailand), dan Zalopay (Vietnam).

“Kami selalu berbicara tentang inklusi keuangan dan digital, tetapi inklusi keberlanjutan untuk UMKM menjadi salah satu tantangan yang paling mendesak,” ujar Leiming Chen, Chief Sustainability Officer, Ant International.

Sementara Christina Ongoma, Upstream and Advisory Manager, Financial Institutions Group, East Asia and the Pacific, IFC mengatakan, UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Asia Pasifik, menyumbang lebih dari 97 persen bisnis dan mempekerjakan lebih dari separuh tenaga kerja.

“Sementara itu, wilayah kami menyumbang tiga per lima emisi global dari pembangkit listrik dan mencakup banyak negara yang rentan terhadap perubahan iklim,” ujarnya.

Sopnendu Mohanty, Chief FinTech Officer, Otoritas Moneter Singapura, mengatakan adopsi dompet digital dan solusi pembayaran yang meluas menjadikannya pendorong utama untuk membantu bisnis kecil memulai perjalanan keberlanjutan mereka.

Inisiatif industri seperti Program Sirius penting bagi sektor publik dan swasta untuk mengkoordinasikan alat, kerangka kerja, dan teknologi bagi usaha kecil untuk membangun kompetensi keberlanjutan mereka saat bertransisi ke ekonomi hijau.

“MAS dengan bangga mendukung Program Sirius. Kami berharap Program Sirius dapat menyatukan lembaga-lembaga keuangan global dan penyedia layanan pembayaran untuk bergabung secara kolektif mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi UMKM di seluruh dunia,” katanya. ■

Comments are closed.