Rp170,8 Miliar Bergulir di Pulau Dewata lewat Maybank Marathon 2025

- 6 Oktober 2025 - 15:55

Studi gabungan Katadata Insight Center dan Maybank Indonesia mencatat bahwa Maybank Marathon 2025 di Bali menghasilkan dampak ekonomi langsung sebesar Rp170,8 miliar, naik signifikan dari Rp125 miliar tahun sebelumnya, didorong oleh kenaikan peserta dan pengeluaran rata-rata per orang. Efek berganda (multiplier effect) bahkan menyentuh Rp225,5 miliar. Di balik angka, gelaran ini menunjukkan kemampuan sebagai “motor ekonomi lokal” yang merambat ke sektor pariwisata, UMKM, dan citra internasional Bali sebagai destinasi sport tourism kelas dunia.


Fokus Utama:

1. Lonjakan Ekonomi dan Pembelanjaan Peserta — peningkatan peserta dan modal ekonomis per orang menyalakan roda ekonomi lokal
2. Efek Multiplier dan Pendorong UMKM Lokal — dampak berkali lipat ke sektor usaha lokal lewat konsumsi dan layanan
3. Citra Internasional dan Prospek Pariwisata — bagaimana event ini memperkuat posisi Bali di mata dunia dan menjadi magnet sport tourism


Maybank Marathon 2025 di Bali menyumbang Rp170,8 miliar bagi ekonomi lokal dengan efek berganda Rp225,5 miliar. Kenaikan peserta dan pengeluaran rata-rata menegaskan event ini sebagai motor penggerak pariwisata dan UMKM Bali.

Ketika ribuan pelari melangkah menembus pagi Gianyar, tidak hanya kaki mereka yang bergerak — rupiah juga mengalir deras ke corong ekonomi lokal. Penyelenggaraan Maybank Marathon 2025 tak hanya mencetak catatan waktu, tapi juga mencetak rekor kontribusi ekonomi bagi Bali, dengan efek berganda yang membekas jauh di luar garis finish.

Kajian bersama Katadata Insight Center dan Maybank Indonesia menunjukkan bahwa penyelenggaraan Maybank Marathon 2025 menghasilkan dampak langsung senilai Rp170,8 miliar di Bali, melonjak dari Rp125 miliar pada 2024. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan jumlah peserta dari 12.700 menjadi 13.600 orang. Rata-rata pengeluaran tiap peserta naik dari Rp9,8 juta menjadi Rp12,5 juta—meliputi akomodasi, konsumsi, transportasi, suvenir, dan wisata lokal.

Sebagai perbandingan, belanja akomodasi mencapai Rp3,8 juta per orang, wisata lokal Rp3,4 juta, konsumsi Rp2,3 juta, transportasi darat Rp1,8 juta, dan suvenir Rp1,1 juta.

“Angka peserta tahun 2025 … memberi indikasi kuat bahwa Maybank Marathon semakin diminati baik oleh pelari domestik maupun internasional. Jika menghitung kerabat peserta yang ikut berkunjung, dampak ekonomi akan jauh lebih besar,” ujar Steffano Ridwan, Presiden Direktur Maybank Indonesia.

Selain itu, durasi rata-rata tinggal peserta meningkat menjadi 5–6 hari (dari sebelumnya 3–4 hari), yang berarti perjalanan mereka tak sekadar melewati lari — melainkan pengalaman eksplorasi Bali. Mayoritas (60,9 %) peserta datang bersama komunitas atau rekan, 27,2 % bersama pasangan, dan 15,2 % bersama keluarga.

Tak hanya bersifat langsung, dampak ekonomi program ini merambat melalui efek multiplier yang diukur mencapai Rp225,5 miliar, naik dari Rp164 miliar tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa uang yang dibelanjakan oleh peserta “menggoyang” sektor layanan, pemasok lokal, dan usaha kecil menengah.

Pelaku usaha di Bali melaporkan bahwa selama gelaran event omzet harian mereka naik rata-rata 56 %, dan jumlah pelanggan meningkat 43 %. Itu bukan sekadar lonjakan sesaat, melainkan ilustrasi bagaimana event terorganisir mampu menciptakan ekosistem ekonomi lokal sejati.

Studi akademis juga menekankan bahwa event seperti ini menjadi medium promosi budaya dan pariwisata lokal, sekaligus merangsang investasi pada sektor infrastruktur, layanan, dan pemasaran destinasi. (researchgate.net) Namun, riset tersebut juga mencatat potensi risiko seperti kerusakan lingkungan, kemacetan, dan gangguan budaya jika tidak dikelola secara sinergis dengan masyarakat lokal.

Maybank Marathon 2025 mempertegas posisi Bali sebagai destinasi sport tourism kelas dunia. Ajang ini tercatat sebagai event World Athletics Elite Label Road Race — predikat global yang memperkuat daya tarik internasional. (metrotvnews.com)

Menurut Widya Permana, Project Director Maybank Marathon: “Event ini bukan sekadar kompetisi olahraga, melainkan juga katalis pertumbuhan ekonomi dan pariwisata Bali…” Kutipan seperti aslinya dipertahankan.

Data survei pasca event mencatat “overall satisfaction rate” mencapai 98 %, 95 % peserta ingin kembali di 2026, dan 98 % bersedia merekomendasikan event ini. Di antara aktivitas peserta, 74,7 % melakukan wisata alam, 37,9 % wisata petualangan, 34,5 % wisata budaya, 23 % kebugaran, dan 21,8 % taman rekreasi. Ini memperlihatkan bahwa event lari turut mendorong diversifikasi motivasi wisatawan di Bali.

Maybank Marathon 2025 membuktikan bahwa event olahraga terstruktur bisa menjadi penggerak ekonomi yang signifikan sekaligus media promosi destinasi global. Tantangan ke depan adalah menjaga keseimbangan: memastikan dampak positif ekonomi dan citra pariwisata terus bertumbuh tanpa mengorbankan keseimbangan lingkungan dan kearifan lokal. Sinergi antara pengelola, pemerintah daerah, komunitas, dan sektor swasta menjadi kunci agar Bali tidak hanya “tujuan indah”, tapi juga “tujuan lestari”.


Digionary:

● Effect multiplier (Efek berganda) — efek ekonomi lanjutan dari pengeluaran awal yang menyebar ke sektor lain
● Sport tourism — kombinasi aktivitas olahraga dan perjalanan wisata
● World Athletics Elite Label Road Race — status elite internasional bagi lomba jalanan yang memenuhi standar global
● Overall satisfaction rate — tingkat kepuasan keseluruhan peserta setelah event
● Netral karbon — kondisi di mana emisi karbon yang dihasilkan dikompensasi atau ditekan menjadi nol
● UMKM — Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
● Citra internasional — persepsi global terhadap daya tarik suatu tempat/event

#MaybankMarathon2025 #BaliSportTourism #EkonomiBali #EventOlahraga #PariwisataBali #UMKMBali #ImpactEkonomi #MarathonInternasional #EcoTourism #JejakHijau #SportEventIndonesia #PaceTheFuture #LintasanLariBali #EliteLabelRace #WisataOlahraga #CitraBali #SustainabilityEvent #PelariInternasional #KepuasanPeserta #BisnisLokal

Comments are closed.