Bank Syariah Indonesia (BSI) optimistis mampu menutup 2025 dengan pertumbuhan pembiayaan di kisaran 13%–15%, melampaui rata-rata industri perbankan nasional. Penopang utama datang dari segmen ritel, konsumer, serta pembiayaan emas yang melonjak drastis. Dengan kualitas pembiayaan yang tetap sehat, BSI menegaskan posisinya sebagai motor pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia.
Fokus Utama
- Target Pertumbuhan: BSI membidik pertumbuhan pembiayaan 13%–15% pada 2025, sejalan dengan kinerja positif di paruh pertama tahun.
- Kontributor Utama: Segmen ritel, konsumer, dan emas menjadi tulang punggung pembiayaan, menyumbang lebih dari 70% portofolio.
- Kualitas Terjaga: NPF Gross 1,87% menunjukkan pembiayaan BSI tetap sehat dan lebih baik dari rata-rata industri.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) menutup paruh pertama 2025 dengan kinerja solid. Bank syariah terbesar di Tanah Air itu mencatat outstanding pembiayaan sebesar Rp293,24 triliun, tumbuh 13,93% secara tahunan (year on year/YoY). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang menurut OJK rata-rata masih di bawah 10%.
Direktur Keuangan dan Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho, menyatakan pihaknya optimistis target pertumbuhan pembiayaan di kisaran 13%–15% dapat tercapai hingga akhir tahun. “Kita cukup optimistis bahwa BSI sampai dengan akhir tahun bisa mencapai target RBB dengan pertumbuhan pembiayaan double digit kita targetkan sekitar 13%–15%,” ujar Cahyo dalam konferensi pers Kinerja Kuartal II/2025, Senin (22/9/2025).
Pendorong utama ekspansi pembiayaan BSI ada di segmen ritel dan konsumer, yang menyumbang Rp211,78 triliun atau 72,22% dari total pembiayaan. Sisanya, 27,78%, berasal dari segmen wholesale. Khusus untuk pembiayaan emas, pertumbuhannya mencuri perhatian: melesat 88,25% YoY menjadi Rp16,88 triliun.
Rinciannya, produk Cicil Emas mencapai Rp9,09 triliun, naik 155,41% dibanding periode sama tahun lalu. Sementara Gadai Emas tumbuh 44,08% menjadi Rp7,79 triliun. Ledakan pembiayaan emas inilah yang mendongkrak pembiayaan konsumer BSI secara keseluruhan, yang tumbuh 16,20% dengan outstanding Rp162,19 triliun.
Kualitas pembiayaan juga terjaga. Non-Performing Financing (NPF) Gross BSI turun menjadi 1,87%, membaik dari periode sebelumnya dan lebih sehat dibanding rata-rata industri yang masih di level 2,22%. “Pembiayaan yang tumbuh pesat sekaligus tetap berkualitas ini menunjukkan model bisnis syariah mampu bersaing,” tambah Cahyo.
BSI membidik pertumbuhan pembiayaan hingga 15% sepanjang 2025, ditopang segmen ritel, konsumer, dan emas. NPF terjaga di 1,87%, lebih sehat dari industri, menjadikan BSI motor utama pertumbuhan perbankan syariah.
Pertumbuhan BSI sejalan dengan tren industri. Data OJK per Juli 2025 menunjukkan pembiayaan perbankan syariah nasional tumbuh 16,48% YoY, lebih cepat dari pertumbuhan perbankan konvensional. Namun, dominasi BSI yang menguasai hampir 50% pangsa pasar membuat kinerjanya menjadi indikator utama arah perbankan syariah di Indonesia.
Tren kenaikan pembiayaan emas juga berkorelasi dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap instrumen lindung nilai di tengah fluktuasi ekonomi global. Harga emas dunia sepanjang 2025 tercatat melonjak lebih dari 20% akibat ketidakpastian geopolitik dan tren penurunan suku bunga global. Hal ini mendorong produk berbasis emas, seperti cicilan dan gadai, menjadi salah satu portofolio unggulan bank syariah.
Dengan momentum tersebut, BSI dipandang memiliki ruang besar memperkuat penetrasi pasar ritel dan konsumer, seiring dengan upaya pemerintah memperluas literasi keuangan syariah.
Digionary
● BRIS: Kode saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. di Bursa Efek Indonesia.
● Cicil Emas: Produk pembiayaan syariah untuk membeli emas dengan sistem cicilan.
● Gadai Emas: Produk pembiayaan syariah berbasis agunan emas.
● NPF (Non-Performing Financing): Rasio pembiayaan bermasalah pada perbankan syariah.
● Outstanding: Nilai total pembiayaan atau kredit yang masih berjalan pada periode tertentu.
● RBB (Rencana Bisnis Bank): Dokumen strategi bisnis tahunan yang wajib dibuat perbankan dan disetujui OJK.
● Ritel: Segmen pembiayaan yang menyasar perorangan atau usaha kecil-menengah.
● Wholesale: Segmen pembiayaan untuk korporasi atau perusahaan besar.
● YoY (Year on Year): Perbandingan kinerja dalam periode tahunan.
#BankSyariahIndonesia #BSI #PembiayaanSyariah #PembiayaanEmas #CicilEmas #GadaiEmas #PertumbuhanBSI #PerbankanSyariah #NPF #EkonomiSyariah #KeuanganSyariah #InvestasiEmas #KreditSyariah #RitelSyariah #KonsumerSyariah #WholesaleBanking #OJK #PasarKeuanganSyariah #EkonomiDigital #Finansial
