BSI Kantongi Rp10 Triliun Dana Pemerintah, Siap Pacu Ekosistem Halal

- 23 September 2025 - 13:52

Kebijakan pemerintah menempatkan dana jumbo Rp200 triliun di bank-bank milik negara, termasuk Rp10 triliun ke PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI), diyakini akan memperkuat likuiditas perbankan sekaligus mendorong pembiayaan sektor riil. BSI mengarahkan aliran dana segar itu ke ekosistem syariah, seperti industri halal dan wisata halal, untuk memperluas dampak ekonomi. Langkah ini juga diperkirakan mengakselerasi pertumbuhan pembiayaan dua digit hingga akhir tahun, sejalan dengan tren positif sektor keuangan syariah di Indonesia.


Fokus Utama

  1. Strategi BSI – Dana Rp10 triliun diarahkan untuk memperkuat ekosistem syariah, dari industri halal hingga wisata halal.
  2. Dampak Likuiditas – Penempatan dana pemerintah membantu menurunkan rasio FDR BSI dari 91% ke 86%, sehingga ruang ekspansi pembiayaan makin besar.
  3. Efek Nasional – Guyuran dana Rp200 triliun diyakini memberi multiplier effect ke sektor riil dan menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah tren penurunan suku bunga.

Pemerintah kembali mengucurkan dana jumbo untuk memperkuat likuiditas perbankan nasional. Melalui Keputusan Menteri Keuangan No.276/2025, sebanyak Rp200 triliun kas negara yang sebelumnya tersimpan di Bank Indonesia dialihkan ke lima bank pelat merah. Salah satunya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI), menerima Rp10 triliun.

Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo menegaskan, dana tersebut akan diarahkan untuk memperkuat peran bank syariah dalam pembiayaan sektor riil. “Bank Syariah Indonesia termasuk yang mendapatkan Rp10 triliun,” kata Anggoro dalam paparan kinerja kuartal II/2025, Senin (22/9).

Menurutnya, tambahan likuiditas ini menjadi peluang besar bagi BSI untuk mempercepat ekspansi, khususnya pada produk dan layanan unik berbasis syariah. Fokus pembiayaan diarahkan ke ekosistem halal, mulai dari industri makanan, fesyen, hingga wisata. “Bagaimana kita mendorong value chain, seperti industri makanan halal, fesyen halal, wisata halal, dan sebagainya, yang diharapkan dapat menggerakkan ekonomi nasional dan pada akhirnya kesejahteraan masyarakat,” jelas Anggoro.

BSI mencatat rasio pembiayaan terhadap simpanan (financing to deposit ratio/FDR) membaik dari 91% menjadi 86% berkat tambahan dana segar. Dengan ruang ekspansi yang lebih longgar, bank optimistis pembiayaan tahun ini bisa tumbuh dua digit, melanjutkan tren semester I/2025 yang naik 13,9% secara tahunan.

Kebijakan ini tidak hanya memberi napas baru bagi bank, tapi juga diproyeksikan membawa multiplier effect ke perekonomian nasional. Dengan likuiditas yang lebih sehat, sektor riil diyakini akan lebih mudah mengakses pembiayaan, mulai dari UMKM hingga industri strategis.

Secara keseluruhan, pemerintah menyalurkan Rp55 triliun masing-masing ke BRI, BNI, dan Bank Mandiri, Rp25 triliun ke BTN, serta Rp10 triliun ke BSI. Pembagian itu mempertimbangkan kapasitas dan kapitalisasi bank penerima.

Ekonom menilai, langkah Kementerian Keuangan berbarengan dengan tren penurunan suku bunga acuan akan memperkuat daya dorong pertumbuhan. Data terbaru OJK menunjukkan, pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah pada paruh pertama 2025 sudah menembus 14% YoY, jauh di atas pertumbuhan kredit konvensional yang tercatat 9,7%.

Dengan kontribusi keuangan syariah yang makin besar, injeksi Rp10 triliun ke BSI berpotensi mempercepat transformasi ekonomi halal Indonesia, yang menurut laporan State of the Global Islamic Economy, diproyeksikan tumbuh hingga US$6,1 triliun secara global pada 2030.


BSI kantongi Rp10 triliun dana pemerintah dari total Rp200 triliun yang ditempatkan di bank pelat merah. Dana segar ini diarahkan ke ekosistem halal untuk dorong pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia.


Digionary

BSI (Bank Syariah Indonesia): Bank hasil merger tiga bank syariah BUMN, kini menjadi bank syariah terbesar di Indonesia.
FDR (Financing to Deposit Ratio): Rasio yang mengukur perbandingan antara total pembiayaan dengan total simpanan bank.
Ekosistem halal: Rangkaian industri yang terintegrasi dan memenuhi prinsip syariah, seperti makanan, fesyen, dan pariwisata.
Multiplier effect: Efek ganda yang terjadi ketika satu kebijakan ekonomi menimbulkan dampak berantai di sektor lain.
Likuiditas: Kemampuan bank memenuhi kewajiban jangka pendeknya, termasuk pencairan dana nasabah.

#BSI #BankSyariahIndonesia #EkonomiHalal #IndustriHalal #WisataHalal #FesyenHalal #DanaPemerintah #LikuiditasBank #PerbankanSyariah #PembiayaanSyariah #EkonomiSyariah #PertumbuhanEkonomi #InvestasiHalal #UMKMSyariah #EkonomiDigital #Kemenkeu #BI #BankBUMN #FinansialSyariah #EkonomiIndonesia


Comments are closed.