Dari Reruntuhan Credit Suisse, SMBC Bangun Kekuatan Baru di Pasar Asia

- 22 September 2025 - 15:27

Kebangkrutan Credit Suisse ternyata melahirkan fenomena baru di Asia: para bankir eks-Credit Suisse berbondong-bondong hijrah ke Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). Sejak merekrut Carsten Stoehr, mantan CEO Credit Suisse di Greater China, pada awal 2024, SMBC tampak serius membangun kembali “pasukan lama” yang dulu menguasai pasar structured finance di kawasan. Strategi ini memperlihatkan ambisi SMBC untuk menantang dominasi bank global lain di Asia, sekaligus menguji apakah “reuni” eks-Credit Suisse benar-benar bisa menarik kembali jaringan klien lama mereka.


Fokus Utama:

  1. Strategi Rekrutmen Besar-besaran SMBC – Perekrutan Carsten Stoehr dan sejumlah eks-eksekutif Credit Suisse memperlihatkan upaya sistematis SMBC membangun tim elit keuangan.
  2. Pergeseran Peta Persaingan Bank Global di Asia – Kehadiran eks-Credit Suisse di SMBC dipandang sebagai strategi untuk menantang dominasi pemain lama seperti UBS, Morgan Stanley, hingga Barclays.
  3. Tantangan Reuni Tim Lama – Pertanyaan besar: apakah tim yang direkrut bisa membawa serta jaringan klien dan membangun kembali reputasi kejayaan masa lalu Credit Suisse di pasar Asia?

Krisis yang menenggelamkan Credit Suisse pada 2023–2024 menyisakan cerita baru di Asia. Alih-alih tersebar ke berbagai bank global, banyak mantan eksekutif bank asal Swiss itu justru berkumpul kembali di Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).


Krisis yang menenggelamkan Credit Suisse pada 2023–2024 menyisakan cerita baru di Asia. Alih-alih tersebar ke berbagai bank global, banyak mantan eksekutif bank asal Swiss itu justru berkumpul kembali di Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).

Perubahan besar dimulai Februari 2024 ketika SMBC merekrut Carsten Stoehr, mantan CEO Credit Suisse di Greater China. Sejak saat itu, perekrutan eks-Credit Suisse seperti tak terbendung. Layaknya Vis Raghavan yang memperkuat JPMorgan dengan mantan koleganya, Stoehr berambisi membangun kembali “tim lama” yang dulu mendominasi structured finance dan capital market solutions di kawasan Asia Pasifik.

Beberapa nama besar telah bergabung. Kelly Meng, mantan UBS sekaligus veteran Credit Suisse selama delapan tahun, kini dipercaya sebagai Head of APAC Distribution. Ada pula Joy Kwek, yang sebelumnya berkarier di Morgan Stanley namun menghabiskan hampir tujuh tahun di Credit Suisse, kini menjabat Head of APAC Capital Markets Solutions.

Gelombang ini sebenarnya sudah dimulai sejak 2023 dengan bergabungnya Junwei Wu, mantan senior di Credit Suisse selama 17 tahun, yang kini memimpin structured credit SMBC di Asia. Disusul Paul Scott, yang sebelumnya mengabdi 16 tahun di Credit Suisse, pada akhir 2024.

Namun tidak semua bertahan lama. Contohnya Sukrit Dewan, yang pindah dari Credit Suisse ke SMBC sebagai Head of Financial Sponsors pada Oktober 2023, hanya untuk hengkang lagi ke Barclays pada Agustus 2024. Fenomena ini menegaskan bahwa persaingan bakat di dunia perbankan masih cair, seiring ketatnya kompetisi antarbank global.

Seorang insider SMBC mengungkapkan bahwa strategi ini memang disengaja: “Kami ingin merakit kembali para dealmaker yang dulu menguasai structured finance dan capital markets di Asia. SMBC punya neraca kuat dan tim yang solid. Pertanyaan besarnya, apakah klien-klien lama mau ikut pindah?”

SMBC sendiri secara resmi menegaskan komitmennya membangun budaya kerja inklusif. “Kami bangga menyambut rekan baru yang membawa pengalaman berharga dari berbagai institusi. Fokus kami tetap pada pembangunan jangka panjang yang mencerminkan nilai dan visi perusahaan,” ujar juru bicara SMBC.

Langkah agresif SMBC ini terjadi di tengah dinamika baru perbankan global pasca-gejolak Credit Suisse. UBS kini tengah menuntaskan integrasi penuh terhadap sisa-sisa Credit Suisse, sementara bank global lain seperti Morgan Stanley, Citi, hingga Barclays terus memperkuat posisi mereka di Asia.

Data dari Boston Consulting Group (BCG) menunjukkan, Asia Pasifik kini menyumbang lebih dari 30% pendapatan bisnis perbankan investasi global pada 2024, dengan pertumbuhan tahunan mencapai 8%. Artinya, perebutan talenta dan jaringan klien di kawasan ini akan semakin menentukan peta kekuatan bank global dalam dekade mendatang.

Digionary:

● APAC: Akronim dari Asia-Pacific, mencakup wilayah Asia dan Pasifik.
● Capital Markets Solutions: Solusi pembiayaan dan investasi melalui instrumen pasar modal.
● Credit Suisse: Bank investasi asal Swiss yang runtuh akibat krisis pada 2023–2024.
● Dealmakers: Eksekutif atau bankir yang piawai menciptakan dan menutup kesepakatan bisnis besar.
● Distribution (Head of APAC Distribution): Divisi yang bertanggung jawab mendistribusikan produk keuangan ke investor.
● Inclusive Culture: Budaya kerja inklusif, menerima keberagaman latar belakang karyawan.
● Structured Credit: Instrumen keuangan kompleks berbasis pinjaman atau utang yang disekuritisasi.
● Structured Finance: Produk keuangan kompleks yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendanaan tertentu.
● UBS: Bank asal Swiss yang mengambil alih Credit Suisse pada 2023.
● Vis Raghavan: Eksekutif perbankan terkenal yang memimpin JPMorgan di EMEA (Eropa, Timur Tengah, Afrika).

#CreditSuisse #SMBC #PerbankanAsia #BankInvestasi #UBS #MorganStanley #Barclays #PerbankanGlobal #BCG #StructuredFinance #CapitalMarkets #PerbankanDigital #TalentaKeuangan #RekrutmenBankir #EkonomiAsia #PasarModal #BankJepang #PerbankanSwiss #BankirGlobal #InvestasiAs

Comments are closed.