KBank perkuat komitmen terhadap dekarbonisasi di Indonesia dan ASEAN

- 18 September 2023 - 11:46

digitalbank.id KBank, salah satu bank terbesar di Thailand dan pemegang saham mayoritas Bank Maspion di Indonesia, menegaskan kembali komitmennya dalam memajukan upaya dekarbonisasi dan ESG di Thailand serta aspirasinya untuk kawasan Asia Tenggara.

Presiden KBank Pipit Aneaknithi menyatakan komitmen tersebut dalam ASEAN Business and Investment Summit (ABIS) 2023 yang diadakan di Jakarta pada 3 dan 4 September 2023 lalu.

Seperti kita ketahui, ABIS 2023 menjadi wadah bagi para pemimpin bisnis regional, pembuat kebijakan, dan para ahli untuk terlibat dalam diskusi dan bertukar wawasan mengenai topik-topik penting yang mempengaruhi perekonomian Asia Tenggara.

Baca juga: Wujudkan inklusi keuangan melalui digitalisasi, KBank akan hadirkan ecosystem banking di Indonesia

Konferensi tahun ini berfokus untuk mendorong transformasi digital, menumbuhkan inovasi dan inklusivitas, serta memetakan jalan menuju masa depan yang tangguh dan bertanggung jawab terhadap lingkungan di kawasan ini.

Berpartisipasi sebagai panelis dalam panel diskusi bertajuk “Dekarbonisasi Asia Tenggara: Memetakan Jalan ASEAN Menuju Masa Depan Net-Zero”, Pipit Aneaknithi menggarisbawahi dedikasi KBank dalam mencapai tujuan dekarbonisasi melalui kerja sama dengan pemangku kepentingan Indonesia dan kawasan ASEAN.

“Melalui investasi strategis KBank di Bank Maspion, KBank berkomitmen untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mendorong kolaborasi menuju tujuan keberlanjutan bersama di masa depan,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Senin (18/9).

Baca juga: Pasca akuisisi Bank Maspion, KBank ungkap strategi dorong inklusi keuangan di Indonesia

Dalam upaya untuk menjalankan komitmen sebagai Bank of Sustainability, KBank telah menunjukkan dedikasinya terhadap masa depan net-zero melalui pendekatan di berbagai aspek dan inisiatif, baik di Thailand maupun di luar Thailand.

Melalui Net-Zero Commitment, KBank telah menetapkan target yang jelas untuk mencapai net-zero emissions pada 2030. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan telah mengambil langkah-langkah signifikan untuk mengurangi dampak lingkungan, seperti penggantian kendaraan perusahaan dengan kendaraan listrik secara bertahap serta penggunaan panel surya di cabang-cabang KBank di Thailand.

Berkat upaya ini, KBank berhasil mencapai pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 16,8% pada 2022, melampaui target awal sebesar 8,4%.

Selain itu, KBank secara aktif terlibat dalam operasi yang bertujuan untuk mencapai net-zero emissions dalam portofolio pembiayaannya. Terkait hal tersebut, KBank menerapkan evaluasi emisi gas rumah kaca yang menyeluruh dan studi kelayakan yang komprehensif.

Baca juga:

Pada paruh pertama 2023, KBank juga menerapkan strategi dekarbonisasi sektoral untuk empat sektor industri penting, yakni pembangkit listrik, minyak dan gas, batu bara, dan semen. KBank mengupayakan kolaborasi yang lebih erat dengan bisnis di sektor-sektor ini untuk mempercepat kemajuan menuju dekarbonisasi.

Namun, KBank menyadari bahwa perjalanan ASEAN menuju net-zero masih menghadapi beberapa tantangan. Seperti yang disampaikan oleh Pipit Aneaknithi selama diskusi panel, beberapa tantangan tersebut terutama dirasakan oleh UKM yang mendominasi perekonomian ASEAN.

Di Indonesia, misalnya, lebih dari 90% bisnis adalah UKM, yang berkontribusi lebih dari 60% terhadap PDB negara. Meskipun perusahaan-perusahaan besar memiliki sumber daya dan keahlian yang diperlukan untuk beradaptasi dengan jalur dekarbonisasi global dengan cepat, UKM kesulitan untuk mengimbanginya karena keterbatasan modal finansial, pengetahuan, dan kemampuan teknis. Untuk memfasilitasi transisi mereka, UKM seringkali memerlukan dukungan dari lembaga pemerintah, bank, atau bahkan bank pembangunan multilateral.

Baca juga: ASEAN sepakat kurangi ketergantungan terhadap dollar AS, ini alasannya…

Hal tersebut menyoroti peran penting bank dalam mendukung UKM dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam upaya dekarbonisasi global, termasuk mengatasi tantangan impor dan ekspor yang sering kali diwujudkan dalam bentuk hambatan non-tarif terhadap perdagangan.

Lebih lanjut, Pipit Aneaknithi menekankan bahwa untuk mencapai target dekarbonisasi di ASEAN, diperlukan pendekatan kolaboratif yang menyelaraskan praktik berkelanjutan di seluruh kawasan sekaligus membina kerja sama di antara beragam perekonomian.

Sinergi antara berbagai dinamika penawaran dan permintaan di kawasan ini merangkum konsep “Diversity is Beauty.” Melalui hal ini, hubungan dagang yang signifikan antara negara-negara ASEAN terwujud, dengan ekspor intra-ASEAN yang mencakup sekitar 23% dari total ekspor ASEAN.

Menyadari pentingnya upaya kolektif untuk mendorong dekarbonisasi, negara-negara ASEAN harus bekerja sama untuk menetapkan standar seperti ASEAN Taxonomy, REC Certification, dan ASEAN Carbon Credit Exchange Platform.

“Aspirasi dekarbonisasi ASEAN bukanlah untuk bersaing dengan negara-negara maju seperti Eropa, Amerika Serikat, atau China, namun lebih untuk menjadi bagian integral dari lanskap global yang terus berkembang,” lanjut Pipit Aneaknithi.

Baca juga: Manfaat momentum kekuatan ASEAN 2023, BNI paling prospektif

Dengan berkomitmen pada upaya dekarbonisasi, demikian Pipit, akan ada pengembangan standar bersama sebagai kesatuan blok regional, dapat meningkatkan kapasitas perdagangan dengan negara-negara maju, mengingat fakta bahwa negara-negara ASEAN sudah menjadi mitra dagang yang signifikan bagi negara-negara tersebut.

“Pendekatan ini menempatkan kawasan ASEAN sebagai kontributor penting bagi upaya dekarbonisasi global sekaligus menjaga kepentingan ekonomi dan hubungan dagang dengan para pemain utama di panggung global,” tuturnya.

Dalam kerangka tersebut, KBank berkomitmen untuk menjadi peserta aktif dalam upaya dekarbonisasi di Thailand, dengan aspirasi untuk menerapkan upaya khusus di Indonesia dan di seluruh kawasan.

Sebagai lembaga keuangan terkemuka, KBank tetap teguh memegang visinya untuk berkontribusi terhadap masa depan yang berkelanjutan dengan memprioritaskan praktik perbankan yang bertanggung jawab dan membina kemitraan strategis yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemajuan transformatif.  ■