IFG Life mencatatkan fundamental keuangan yang menguat dengan pendapatan premi tumbuh 8,19% menjadi Rp5,67 triliun hingga Oktober 2025, didorong oleh strategi bisnis yang terarah dan komitmen perlindungan yang tercermin dari pembayaran klaim lebih dari Rp22,6 triliun sejak berdiri. Tingkat solvabilitas (RBC) perusahaan juga sehat di angka 217,9%, jauh di atas ketentuan OJK.
Fokus utama:
■ Kinerja keuangan IFG Life yang solid dengan pertumbuhan premi 8,19% dan penguatan ekuitas 31,43%, mencerminkan fundamental bisnis yang sehat.
■ Komitmen perlindungan kepada nasabah dibuktikan dengan pembayaran klaim lebih dari Rp22,6 triliun kepada >450.000 peserta serta tingkat solvabilitas (RBC) yang sangat kuat di 217,9%.
■ Strategi ke depan melalui penguatan layanan digital via aplikasi One by IFG dan sinergi ekosistem BUMN Holding IFG untuk memperluas penetrasi pasar.
IFG Life catatkan premi Rp5,67 triliun, tumbuh 8,19%! Ekuitas melonjak 31% dan RBC 217,9% buktikan fundamental kuat. Klaim dibayar lunas Rp22,6 triliun.
Di tengah ketatnya persaingan industri asuransi jiwa,PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) justru menunjukkan stabilitas dan daya tahannya. Hingga Oktober 2025, perusahaan yang berada di bawah BUMN Holding Asuransi IFG ini membukukan pertumbuhan pendapatan premi sebesar 8,19% menjadi Rp5,67 triliun. Pencapaian ini bukan hanya sekadar angka, tetapi bukti dari fundamental bisnis yang kian menguat dan komitmen perusahaan dalam memberikan perlindungan yang bertanggung jawab kepada nasabah.
Membaca laporan kinerja IFG Life, yang terlihat adalah gambaran perusahaan yang tak hanya tumbuh, tetapi juga memiliki pondasi yang kokoh. Ekuitas perusahaan melonjak signifikan sebesar 31,43% menjadi Rp5,04 triliun, jauh melampaui ambang batas minimum ekuitas yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk tahun 2028, yaitu Rp1 triliun. Ini adalah sinyal kuat bagi investor dan nasabah mengenai ketahanan perusahaan.
Yang tak kalah penting, tingkat Risk-Based Capital (RBC) atau solvabilitas IFG Life tercatat mencapai 217,9%. Angka ini jauh melampaui batas aman OJK sebesar 120% dan bahkan unggul dibandingkan rata-rata industri asuransi jiwa yang, menurut data OJK per Agustus 2025, berada di kisaran 180%. RBC yang tinggi ini menunjukkan kemampuan perusahaan yang sangat baik dalam menyerap risiko dan memenuhi kewajibannya jangka panjang.
Direktur Keuangan IFG Life, Ryan Diastana Firman, menegaskan bahwa fondasi ini adalah modal utama. “Kinerja keuangan IFG Life menunjukkan perusahaan semakin kuat secara fundamental. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan premi serta penguatan tingkat solvabilitas perusahaan,” jelas Ryan. “Capaian ini membuktikan ketahanan finansial IFG Life dalam menghadapi dinamika industri, juga menunjukkan kemampuan kami untuk menunaikan kewajiban kepada nasabah dengan bertanggung jawab,” tambahnya.
Di balik angka-angka kinerja yang gemilang, IFG Life konsisten pada misi utamanya: memberikan perlindungan. Sejak berdiri pada Oktober 2020, perusahaan telah menyalurkan pembayaran klaim lebih dari Rp22,6 triliun kepada lebih dari 450.000 peserta. Angka yang masif ini bukan hanya statistik, tetapi bukti nyata komitmen perusahaan dalam menepati janjinya di saat nasabah paling membutuhkan.
Komitmen ini sejalan dengan tren kesadaran masyarakat akan asuransi yang semakin meningkat pasca pandemi. Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, hingga kuartal III-2025, total pembayaran klaim industri asuransi jiwa nasional telah menembus Rp142 triliun, tumbuh 15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. IFG Life, dengan kontribusi klaimnya yang signifikan, menjadi pemain kunci dalam mendorong kepercayaan publik terhadap industri.
Bertumbuh dengan Strategi: Digitalisasi dan Sinergi Ekosistem
Untuk mempertahankan momentum positif, IFG Life tak berhenti berinovasi. Perusahaan terus menggenjot transformasi digital melalui aplikasi One by IFG, yang memudahkan nasabah dalam mengakses layanan, termasuk pengajuan dan pencairan klaim yang lebih cepat dan transparan. Langkah ini strategis mengingat tingginya penetrasi smartphone di Indonesia yang menurut We Are Social melampaui 75% pada 2025.
Keunggulan kompetitif lainnya terletak pada posisinya sebagai bagian dari BUMN Holding IFG. Sinergi dengan perusahaan-perusahaan dalam ekosistem holding—seperti Asuransi Jiwasraya, Asuransi Jasa Guaransi, dan BRIngin Life—memberikan akses yang lebih luas dan kemampuan untuk menawarkan solusi keuangan yang lebih komprehensif kepada pasar.
Dengan fondasi keuangan yang super sehat, komitmen pembayaran klaim yang tak diragukan, serta strategi digital dan sinergi yang solid, IFG Life tidak hanya siap bertahan, tetapi juga bertumbuh secara berkelanjutan di pasar asuransi Indonesia yang semakin dinamis.
Digionary:
· Ekuitas: Hak atau kepentingan pemilik perusahaan pada aset perusahaan, yang dihitung sebagai selisih antara aset dan kewajiban.
· Premi: Sejumlah uang yang dibayarkan oleh nasabah kepada perusahaan asuransi untuk mendapatkan manfaat perlindungan asuransi sesuai dengan polis.
· RBC (Risk-Based Capital): Rasio kecukupan modal yang menghitung kemampuan perusahaan asuransi dalam menanggung risiko dari kegiatan usahanya, dengan mempertimbangkan profil risiko investasi, asuransi, dan operasional.
· Solvabilitas: Kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban jangka panjangnya, termasuk klaim dari nasabah, jika perusahaan dibubarkan.
#IFGLife #AsuransiJiwa #BUMNAsuransi #IFG #LaporanKinerja #PremiAsuransi #RBC #Solvabilitas #Ekuitas #KinerjaKeuangan #OJK #AAJI #AsuransiIndonesia #KlaimAsuransi #OneByIFG #Fintech #DigitalisasiAsuransi #EkonomiIndonesia #KetahananFinansial #SinergiBUMNIFG
