Capital A dan Standard Chartered Kolaborasi Pengembangan  Stablecoin Ringgit Malaysia

- 15 Desember 2025 - 12:45

Dua raksasa bisnis Malaysia, Capital A (pemilik AirAsia) dan Standard Chartered Bank Malaysia, menandatangani Letter of Intent (LOI) untuk mengeksplorasi pengembangan stablecoin berbasis Ringgit (MYR). Kolaborasi ini akan diuji dalam hub inovasi digital Bank Negara Malaysia (BNM), dengan tujuan meningkatkan likuiditas domestik dan efisiensi operasional.


Fokus Utama:

■ Kolaborasi ini unik karena mempertemukan ekosistem konglomerat aviasi dan digital (Capital A/AirAsia) dengan kekuatan perbankan internasional yang mapan (Standard Chartered). Ini bukan eksperimen teknologi semata, tetapi upaya menyelesaikan tantangan operasional nyata seperti settlement dan manajemen treasury dengan solusi digital mutakhir.
■ Seluruh eksplorasi akan dilakukan dalam kerangka Digital Asset Innovation Hub (DAIH) Bank Negara Malaysia. Ini menunjukkan pendekatan Malaysia yang hati-hati namun progresif, di mana inovasi didorong dalam lingkungan uji coba (sandbox) yang aman dan diawasi untuk menginformasi kebijakan masa depan.
■ Proyek ini selaras dengan visi nasional untuk inovasi aset digital yang bertanggung jawab. Stablecoin Ringgit berpotensi meningkatkan likuiditas dalam negeri, efisiensi operasional, dan memungkinkan layanan keuangan baru yang lebih inklusif dan gesit.


Capital A (AirAsia) dan Standard Chartered Malaysia tandatangani LOI untuk kembangkan stablecoin berbasis Ringgit. Proyek perintis ini akan diuji dalam sandbox regulator BNM. Apa implikasinya bagi ekosistem keuangan digital Malaysia?


Lanskap keuangan digital Malaysia sedang bersiap menyambut pemain baru yang potensial. Dua nama besar, Capital A (perusahaan induk maskapai penerbangan murah AirAsia) dan Standard Chartered Bank Malaysia, secara resmi telah menandatangani Nota Kesepahaman atau Letter of Intent (LOI) untuk mengeksplorasi pengembangan dan pengujian stablecoin yang denominasinya dalam Ringgit Malaysia (MYR). Inisiatif perintis ini akan dijalankan di bawah payung regulator, yaitu melalui Digital Asset Asset Innovation Hub (DAIH) milik Bank Negara Malaysia (BNM), bank sentral setempat.

Kolaborasi ini menandai langkah strategis pertama Capital A ke dalam ranah aset digital yang teregulasi. Inti kolaborasi adalah memadukan infrastruktur perbankan dan kemampuan keuangan kelas global Standard Chartered dengan ekosistem bisnis yang luas dan masif dari grup Capital A. Fokus awal mereka akan menguji kasus penggunaan aset digital untuk skala wholesale atau korporasi.

“Stablecoin MYR yang dikembangkan dengan keahlian Standard Chartered dan diuji di bawah DAIH BNM dapat membuka potensi nyata untuk operasional perusahaan kami, mencakup penyelesaian transaksi real-time, manajemen treasury yang lebih baik, dan alur yang dapat diprogram yang pada akhirnya meningkatkan cara kami melayani pelanggan,” ujar Tony Fernandes, CEO Capital A seperti dikutip fintechmalaysia.

Dalam struktur kerja sama ini, Standard Chartered Malaysia akan bertindak sebagai penerbit (issuer) dari stablecoin MYR yang potensial, dengan tanggung jawab atas konseptualisasi, pengujian, dan penyampaiannya. Sementara itu, Capital A dan perusahaan-perusahaannya akan fokus mengembangkan dan menguji penerapan di dunia nyata, kemungkinan melalui proyek percontohan (pilots) dalam operasional perusahaan mereka.

Mak Joon Nien, CEO Standard Chartered Malaysia, menegaskan komitmen bank terhadap transformasi digital. “Aset digital adalah bagian inti dari strategi Bank, dan memasuki sandbox stablecoin dengan mitra sepemikiran seperti Capital A mencerminkan komitmen yang sama dalam membentuk arsitektur ekonomi keuangan masa depan dan berada di garis depan dalam menciptakan inklusi keuangan yang lebih besar,” komentarnya.

Eksplorasi ini terjadi dalam konteks yang menarik. Sebuah laporan dari PwC pada akhir 2024 mencatat bahwa Asia Pasifik, termasuk Malaysia, adalah salah satu wilayah dengan adopsi stablecoin dan aset digital yang paling dinamis, didorong oleh kebutuhan efisiensi lintas batas dan sistem pembayaran yang lebih modern.

Langkah selanjutnya adalah kedua pihak akan menilai persyaratan teknis, regulasi, dan komersial di bawah DAIH sebelum menentukan tahap pengembangan lebih lanjut. Jika berhasil, kolaborasi ini tidak hanya akan mengubah cara Capital A mengelola keuangannya, tetapi juga dapat menjadi blueprint bagi korporasi Malaysia lainnya untuk memanfaatkan mata uang digital dalam operasi mereka, memperkuat fondasi ekonomi digital negara.


Digionary:

● BNM (Bank Negara Malaysia): Bank sentral Malaysia, yang bertugas mengatur kebijakan moneter dan sektor keuangan di negara tersebut.
● Capital A: Perusahaan induk publik yang menaungi berbagai bisnis, termasuk maskapai penerbangan AirAsia, logistik, pembayaran digital, dan lain-lain.
● DAIH (Digital Asset Innovation Hub): Sebuah platform atau program yang diinisiasi oleh Bank Negara Malaysia (BNM) yang memungkinkan regulator dan peserta industri untuk merancang dan menguji solusi aset digital dalam lingkungan yang terkendali.
● Letter of Intent (LOI) / Nota Kesepahaman: Dokumen yang menguraikan kesepakatan awal antara dua pihak atau lebih sebelum kontrak yang mengikat secara hukum disusun. Ini menunjukkan komitmen untuk melanjutkan negosiasi.
● Stablecoin: Jenis cryptocurrency yang nilainya dirancang untuk tetap stabil dengan cara ditambatkan (pegged) kepada suatu aset, seperti mata uang fiat (misalnya, US$, Ringgit), komoditas (emas), atau algoritma.
● Wholesale (dalam konteks keuangan digital): Mengacu pada penggunaan aset digital atau stablecoin untuk transaksi skala besar antar institusi keuangan atau korporasi, bukan untuk transaksi ritel konsumen individu.

#FintechMalaysia #Blockchain #Stablecoin #RinggitDigital #CapitalA #AirAsia #StandardChartered #BankNegaraMalaysia #BNM #DAIH #AsetDigital #MataUangDigital #InovasiKeuangan #DigitalAsset #TonyFernandes #EkosistemDigital #PembayaranDigital #KeuanganDigital #RegulasiFintech #TransformasiDigital

Comments are closed.