Wakil Direktur Utama SeaBank Junedy Liu menegaskan bank digital ini belum berencana melakukan IPO dalam waktu dekat,dengan alasan “pekerjaan rumah masih banyak”. Pernyataan ini disampaikan di tengah kinerja impresif SeaBank yang naik kelas ke KBMI 2 dengan modal inti Rp6 triliun secara organik.
Fokus Utama:
■ Penundaan rencana IPO SeaBank karena fokus menyelesaikan pekerjaan rumah internal.
■ Kenaikan kelas ke KBMI 2 yang dicapai secara organik melalui laba ditahan.
■ Strategi jangka panjang untuk pengembangan bisnis sebelum go public.
Di tengah euforia kenaikan kelas ke KBMI 2 dan kinerja keuangan yang gemilang, PT Bank Seabank Indonesia justru memilih jalan berhati-hati. Wakil Direktur Utama SeaBank Junedy Liu secara tegas menyatakan bank digital ini belum akan melangkah ke penawaran umum perdana (IPO) dalam waktu dekat.
“Kami belum ada rencana IPO. Pekerjaan rumah kami masih banyak, jadi fokus kami saat ini adalah melayani masyarakat. Soal itu kita pikirkan nanti,” tutur Junedy usai Peluncuran UMKM Pintar, Kamis (20/11).
Pernyataan mengejutkan ini datang justru ketika SeaBank sedang dalam momentum terbaik. Baru saja bank ini mengumumkan kenaikan status menjadi bank KBMI 2 dengan modal inti mencapai Rp6 triliun per Oktober 2025—sebuah pencapaian yang diraih secara organik tanpa suntikan modal dari pemegang saham.
Konsolidasi Internal Jadi Prioritas
Alih-alih terburu-buru mengejar IPO, SeaBank memilih fokus menyelesaikan sejumlah “pekerjaan rumah” internal. Junedy menegaskan bahwa konsolidasi dan penguatan fundamental bisnis menjadi prioritas utama sebelum mempertimbangkan langkah go public.
“Yang unik adalah kami naik ke KBMI 2 bukan karena suntikan modal, tetapi murni dari upaya organik. Kami berharap dapat melanjutkan pertumbuhan organik untuk menuju KBMI 3,” jelas Junedy.
Strategi ini menunjukkan kedewasaan manajemen dalam mengelola pertumbuhan. Daripada mengejar ekspansi agresif melalui IPO, SeaBank memilih membangun fondasi yang kokoh terlebih dahulu.
Kinerja Kuat Tak Diiringi Rasa Buru-buru
Data keuangan SeaBank sebenarnya lebih dari cukup untuk menarik minat investor. Hingga September 2025, bank digital ini membukukan laba bersih Rp408,49 miliar, melonjak 40,12% secara tahunan. Penyaluran kredit juga tumbuh impresif 44,83% menjadi Rp28,58 triliun.
Total aset membengkak 20% menjadi Rp39,6 triliun dengan Return on Asset (ROA) yang sehat di level 1,9%. Dari sisi pendanaan, rasio CASA meningkat menjadi 68%—indikator yang menunjukkan kemampuan menarik dana murah yang semakin baik.
Namun, deretan angka positif ini tidak membuat manajemen terlena. “Kenaikan ke KBMI 2 itu dari retained earnings, bukan injeksi. Kami ingin menunjukkan bahwa SeaBank juga bisa beroperasi secara berkelanjutan dan kami sudah menghasilkan profit,” papar Junedy.
Fokus pada Penyempurnaan Layanan
Salah satu “pekerjaan rumah” yang menjadi perhatian SeaBank adalah penyempurnaan layanan, khususnya untuk segmen UMKM. Junedy menekankan pentingnya edukasi dan pendampingan bagi pelaku usaha kecil sebelum berpikir tentang ekspansi melalui IPO.
“Kami berharap kami bisa terus-menerus mengambil peran aktif untuk mengedukasi UMKM, agar dengan pembukuan yang lebih baik, mereka dapat mengakses layanan finansial yang formal,” sebut Junedy.
Pendekatan wait-and-see ini dinilai tepat oleh pengamat perbankan. Dalam lingkungan ekonomi yang masih penuh ketidakpastian, konsolidasi internal seringkali lebih penting daripada ekspansi agresif. Apalagi untuk bank digital yang masih perlu membuktikan sustainability bisnisnya dalam jangka panjang.
Dengan menunda IPO dan fokus menyelesaikan pekerjaan rumah, SeaBank membuktikan bahwa mereka bermain untuk jangka panjang—bukan sekadar mengejar angka-angka kinerja jangka pendek yang biasanya diinginkan investor pasar modal.
Digionary:
● IPO (Initial Public Offering): Penawaran saham perdana kepada publik
● KBMI (Kelompok Bank Bermodal Inti): Pengelompokan bank berdasarkan modal inti
● Retained Earnings: Laba ditahan yang diinvestasikan kembali untuk pengembangan bisnis
● ROA (Return on Asset): Rasio yang mengukur kemampuan bank menghasilkan laba dari aset
#SeaBank#IPO #JunedyLiu #BankDigital #KBMI2 #GoPublic #StrategiBisnis #PerbankanDigital #LabaBersih #KinerjaPerbankan #Investasi #PasarModal #FinancialStrategy #CorporateStrategy #BusinessGrowth #BankIndonesia #SustainableBusiness
