PT Bank Neo Commerce Tbk bersiap meluncurkan produk buy now pay later (BNPL) atau paylater pada kuartal II 2026 sebagai bagian dari strategi menghidupkan kembali pertumbuhan kredit konsumer berbasis digital. Produk ini tengah diuji coba secara terbatas dengan target penyaluran hingga Rp200 miliar dan diharapkan menjadi sumber pertumbuhan baru seiring meningkatnya transaksi QRIS. Langkah ini menandai upaya Bank Neo menata ulang strategi bisnis setelah periode pengetatan kredit sepanjang 2025.
Setelah melewati fase pengetatan kredit yang cukup agresif sepanjang 2025, PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) mulai menyiapkan mesin pertumbuhan baru. Bank digital ini berencana meluncurkan produk buy now pay later (BNPL) atau paylater pada kuartal II 2026, dengan sasaran utama memperkuat kembali bisnis kredit konsumer berbasis digital.
Langkah ini bukan sekadar ekspansi produk, melainkan bagian dari reposisi strategi. Di tengah persaingan bank digital yang semakin ketat dan pengawasan regulator yang kian disiplin, Bank Neo memilih bergerak lebih hati-hati—namun terukur.
Direktur Utama Bank Neo Commerce Eri Budiono menegaskan bahwa peluncuran BNPL membutuhkan waktu karena kompleksitas integrasi sistem serta proses kepatuhan yang harus dilalui. “BNPL memang kami rencanakan launch tahun depan karena banyak integrasi yang harus dilakukan. Saat ini sudah masuk ke OJK dan uji coba terbatas akan dimulai Januari [2026],” ujar Eri dalam paparan publik, Selasa (16/12).
Target Awal Rp200 Miliar, QRIS Jadi Pintu Masuk
Pada tahap awal, Bank Neo tidak memasang target agresif. Chief Financial Officer Bank Neo Sufen Triantio menyebutkan nilai penyaluran kredit BNPL pada masa uji coba ditargetkan mencapai Rp200 miliar. “Kami harapannya di tahap uji coba ini bisa mencapai Rp200 miliar,” kata Sufen.
Menurut manajemen, meningkatnya volume transaksi QRIS menjadi salah satu fondasi utama pengembangan BNPL. Melalui skema ini, nasabah akan diberi opsi memilih pembayaran penuh atau cicilan langsung saat bertransaksi.
Tren ini sejalan dengan data Bank Indonesia yang menunjukkan nilai transaksi QRIS nasional terus mencetak rekor sepanjang 2025, didorong oleh adopsi luas di sektor ritel dan UMKM. Bagi bank digital seperti Bank Neo, ekosistem pembayaran menjadi gerbang strategis untuk memperluas portofolio kredit bernilai kecil namun masif.
Kredit Konsumer Diposisikan sebagai Mesin Pemulihan
Bank Neo secara terbuka mengakui bahwa 2025 menjadi tahun konsolidasi. Perseroan mencatat penurunan kredit sekitar 17% sepanjang tahun ini. Namun, arah kebijakan mulai bergeser.
Sufen menegaskan target Bank Neo adalah mengembalikan posisi kredit ke level Desember 2024, dengan pertumbuhan terutama ditopang segmen konsumer. “Kami ingin kembali ke level Desember 2024. Pertumbuhannya akan didorong dari sisi consumer, terutama lewat BNPL,” ujar Sufen.
Selain paylater, Bank Neo juga mengandalkan Neoloan, produk pinjaman digital yang sepanjang 2025 telah menyalurkan kredit sekitar Rp600 miliar. Tahun depan, penyaluran Neoloan ditargetkan meningkat hingga mendekati Rp1 triliun. Dengan demikian, strategi digital retail Bank Neo ke depan bertumpu pada tiga pilar utama: kerja sama direct loan dengan Akulaku, pengembangan Neoloan, serta ekspansi BNPL.
Rencana Lama, Eksekusi Baru
Rencana peluncuran BNPL BNC sejatinya telah muncul sejak 2022. Kala itu, Bank Neo menargetkan penguatan digital financial services, mulai dari pembayaran, transaksi, hingga interaksi sosial keuangan dalam satu ekosistem aplikasi Neobank. Namun, dinamika industri—mulai dari lonjakan kredit bermasalah di sektor digital lending hingga pengetatan regulasi—membuat sejumlah bank digital, termasuk Bank Neo, memilih menunda ekspansi dan fokus pada penyehatan fundamental.
Kini, dengan struktur permodalan yang lebih kuat dan kualitas aset yang membaik, paylater kembali diangkat sebagai instrumen pertumbuhan—bukan sekadar fitur tambahan, melainkan bagian dari strategi bisnis inti.
Digionary:
● BNPL (Buy Now Pay Later): Skema pembayaran yang memungkinkan konsumen membeli barang atau jasa dan membayarnya di kemudian hari, biasanya dengan cicilan
● Direct Loan: Skema pembiayaan langsung antara bank dan mitra platform digital
● Digital Retail Banking: Layanan perbankan ritel yang seluruh prosesnya berbasis teknologi digital
● Kredit Konsumer: Kredit yang diberikan kepada individu untuk keperluan konsumsi
● Neobank: Aplikasi perbankan digital tanpa cabang fisik
● Neoloan: Produk pinjaman digital milik Bank Neo Commerce
● QRIS: Standar nasional pembayaran berbasis kode QR yang ditetapkan Bank Indonesia
#BankNeoCommerce #BBYB #Paylater #BNPL #BankDigital #KreditKonsumer #FintechIndonesia #QRIS #Neobank #Neoloan #PerbankanDigital #IndustriKeuangan #TransformasiDigital #LayananKeuangan #OJK #BisnisPerbankan #EkonomiDigital #DigitalFinance #KreditDigital #StrategiBank
