Bank Neo Commerce (BNC) meluncurkan produk asuransi penyakit kritis melalui kerja sama bancassurance dengan Zurich Asuransi Indonesia, menanggapi data memprihatinkan di mana hanya 2,72% masyarakat Indonesia yang memiliki asuransi kesehatan sementara penyakit tidak menular menjadi penyebab 75% kematian. Produk dengan premi mulai Rp2 juta per tahun ini menawarkan perlindungan terhadap 34 kondisi kritis dan santunan hingga Rp1 miliar, tersedia di seluruh jaringan cabang BNC.
Fokus Utama:
■ Kerjasama ini merupakan jawaban atas dua data kritis: rendahnya penetrasi asuransi kesehatan nasional (2,72%) dan dominannya penyakit tidak menular (75% penyebab kematian) yang membutuhkan biaya pengobatan besar, menciptakan kerentanan finansial massal.
■ BNC memanfaatkan jaringan cabang fisik dan tenaga pemasarannya sebagai saluran distribusi efisien untuk produk asuransi Zurich, mengubah kantor cabang bank menjadi titik akses perlindungan kesehatan yang mudah dijangkau nasabah.
■ Critical Illness Optimal Protection menawarkan kombinasi fitur seperti perlindungan early stage, pengembalian premi 25% jika tidak ada klaim, premi mulai Rp2 juta/tahun, dan santunan hingga Rp1 miliar, yang dirancang untuk menarik segmen masyarakat yang sebelumnya belum tersentuh asuransi.
Hanya 2,72% masyarakat Indonesia yang punya asuransi kesehatan, padahal penyakit kritis seperti stroke dan jantung picu 75% kematian. BNC dan Zurich menjawab persoalan itu dengan meluncurkan asuransi penyakit kritis. Premi-nya cuma Rp2 jutaan/tahun.
Di negeri dengan beban penyakit jantung, stroke, dan kanker yang tinggi, hanya segelintir orang yang memiliki pelindung finansial untuk menghadapinya. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2025 mengungkap kenyataan pahit, dimana penetrasi asuransi kesehatan di Indonesia masih berkutat di angka 2,72%. Artinya, dari setiap 100 penduduk, belum sampai tiga orang yang punya asuransi kesehatan.
Di tengah jurang lebar antara ancaman penyakit dan kesiapan finansial inilah, PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) bersama PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk meluncurkan produk asuransi penyakit kritis melalui skema bancassurance. Ini bukan sekadar tambahan layanan, tetapi sebuah respons bisnis terhadap masalah nasional yang nyaris terabaikan.
Peta risiko kesehatan masyarakat Indonesia memprihatinkan. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, kanker, dan gagal ginjal menjadi biang keladi sekitar 75% kematian di tanah air. Kontras dengan tingginya ancaman tersebut, kesadaran untuk memiliki pelindung finansial justru sangat rendah. Berdasarkan catatan OJK, tingkat penetrasi asuransi kesehatan secara nasional per Februari 2025 hanya mencapai 2,72%.

Menanggapi paradoks inilah, PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) menggandeng PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk. Kolaborasi yang diumumkan Selasa (3/12) ini menghadirkan produk Critical Illness Optimal Protection kepada nasabah BNC melalui seluruh jaringan cabangnya sejak November lalu. Skema kerjasamanya adalah bancassurance, di mana BNC bertindak sebagai saluran distribusi, sementara Zurich menangani seluruh proses asuransi mulai dari penjelasan produk hingga klaim.
Direktur Utama BNC Eri Budiono menegaskan bahwa inisiatif ini lahir dari kesadaran akan risiko nyata yang dihadapi masyarakat. “Risiko penyakit kritis adalah risiko yang nyata dan bisa terjadi pada siapa saja, dan dampaknya bisa sangat besar terhadap kondisi finansial keluarga. Karena itu, BNC memandang pentingnya menghadirkan solusi perlindungan yang benar-benar relevan dan mudah diakses oleh masyarakat,” ujarnya.
Produk ini dirancang memberikan santunan jika tertanggung didiagnosis mengidap penyakit kritis tahap awal, tahap akhir, atau penyakit terminal, dengan cakupan 34 kondisi kritis. Beberapa fitur unggulannya antara lain proses pendaftaran dengan deklarasi kesehatan sederhana tanpa perlu medical check-up, perlindungan sejak tahap awal (early stage), serta pengembalian premi sebesar 25% apabila tidak ada klaim dalam dua tahun—sesuai ketentuan polis.
Sementara itu, Presiden Direktur Zurich Asuransi Indonesia Edhi Tjahja Negara menilai kolaborasi ini sebagai langkah strategis memperluas akses proteksi. “Di tengah meningkatnya risiko penyakit kritis dan dampak finansial yang dapat timbul, kehadiran produk Critical Illness Optimal Protection melalui kanal bancassurance BNC menjadi solusi nyata untuk membantu nasabah mempersiapkan masa depan dengan lebih aman dan percaya diri,” jelas Edhi.
Dari sisi harga, produk ini berupaya menjangkau segmen yang lebih luas. Premi ditawarkan mulai dari Rp2 jutaan per tahun untuk manfaat perlindungan hingga Rp1 miliar. Harapannya, harga yang relatif terjangkau ini dapat mendobrak penghalang utama kepemilikan asuransi di Indonesia: persepsi mahal dan rumit.
Kerja sama ini juga menandai ekspansi portofolio layanan BNC di luar produk perbankan konvensional. Sebagai bank yang mengusung model hybrid (digital dan jaringan cabang), BNC memiliki akses ke basis nasabah yang masif dan beragam. Menawarkan solusi proteksi kesehatan dipandang sebagai langkah logis untuk meningkatkan nilai tambah dan loyalitas nasabah.
“Melalui kerja sama ini, kami ingin memastikan nasabah BNC memiliki lebih banyak pilihan dalam merencanakan masa depan mereka dengan aman, dan kami hadir untuk mendukung setiap langkah finansial yang mereka ambil,” tambah Eri Budiono.
Inisiatif BNC dan Zurich ini sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, khususnya di sektor asuransi. Dengan memanfaatkan jaringan cabang dan Relationship Manager (RM) BNC, diharapkan produk asuransi yang kerap dianggap rumit dapat lebih mudah dipahami dan diakses oleh masyarakat awam. Tantangannya kini adalah mengubah pola pikir: dari menganggap asuransi sebagai pengeluaran, menjadi investasi untuk ketahanan finansial keluarga.
Digionary:
● Bancassurance: Model kerjasama di mana bank bertindak sebagai saluran distribusi (channel) untuk memasarkan produk asuransi dari perusahaan asuransi mitranya kepada nasabah bank.
● Critical Illness (Penyakit Kritis): Kondisi medis berat yang mengancam jiwa, memerlukan perawatan panjang, dan berdampak finansial besar, seperti kanker, gagal ginjal, stroke, atau serangan jantung.
● Early Stage (Tahap Awal): Fase awal diagnosis suatu penyakit kritis. Produk asuransi modern sering memberikan santunan sejak tahap ini, tidak menunggu hingga kondisi parah.
● Penetrasi Asuransi: Persentase populasi yang memiliki suatu produk asuransi, digunakan untuk mengukur tingkat adopsi dan inklusi keuangan di sektor asuransi.
● Relationship Manager (RM): Petugas bank yang bertugas mengelola dan membina hubungan dengan nasabah, memahami kebutuhan mereka, dan menawarkan solusi keuangan yang sesuai.
#BankNeoCommerce#BNC #ZurichAsuransi #Bancassurance #AsuransiPenyakitKritis #CriticalIllness #ProteksiKesehatan #AsuransiJiwa #DataOJK #Kemenkes #PenyakitTidakMenular #Stroke #PenyakitJantung #InklusiKeuangan #LiterasiAsuransi #PremiTerjangkau #SantunanAsuransi #PerencanaanKeuangan #KesehatanFinansial #LayananPerbankan
