BNP Paribas Bongkar Strategi Investasi 2026: AI dan Energi Hijau Jadi Primadona

- 21 November 2025 - 14:52

BNP Paribas Asset Management mengidentifikasi tiga fokus investasi utama 2026, yakni diversifikasi lintas wilayah, sektor tematik AI dan energi terbarukan, serta tata kelola berkelanjutan. Forum investasi yang digagas BNP Paribas ini menyoroti pentingnya stabilitas kebijakan pemerintah untuk menarik investasi asing di tengah ketidakpastian global.


Fokus Utama:

■ Strategi investasi 2026: diversifikasi geografis, sektor AI & energi terbarukan, dan tata kelola ESG.
■ Tantangan policy uncertainty Indonesia dalam menarik investasi asing.
■ Peran ESG sebagai pendekatan strategis bukan hambatan bagi perusahaan.


BNP Paribas ungkap 3 fokus investasi 2026: AI, energi terbarukan, dan tata kelola. Simak analisis tantangan policy uncertainty Indonesia di mata investor global.


Di tengah lanskap ekonomi global yang berubah cepat, BNP Paribas Asset Management memetakan tiga area strategis untuk berburu return di tahun 2026. Dalam BNP Paribas Investment Forum 2025 yang digelar di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (20/11), manajer investasi global ini menyoroti artificial intelligence (AI), energi terbarukan, dan tata kelola berkelanjutan sebagai primadona baru.

Forum yang mengusung tema “Opportunities in a Shifting World” ini mengumpulkan para pemilik modal, pengelola investasi, dan pembuat kebijakan dalam suasana yang penuh kehati-hatian. Daniel Morris, Chief Market Strategist and Co-Head Investment Insights Centre BNP Paribas Asset Management London, memproyeksikan kekuatan ekonomi AS akan terus ditopang oleh lonjakan investasi di sektor AI.

“Investasi di sektor AI akan berlanjut seiring meningkatnya nilai investasi perusahaan. Sektor manufaktur AS juga diperkirakan bangkit setelah semat tertekan, ditopang insentif tarif yang mendorong produksi dalam negeri AS,” papar Morris dalam analisisnya yang diterima KONTAN.

Tiga Pilar Strategi 2026

Presiden Direktur PT BNP Paribas Asset Management Maya Kamdani merincikan tiga pilar strategis yang akan menjadi fokus. “Pertama, diversifikasi lintas wilayah semakin penting; kedua, sektor tematik seperti AI dan energi baru terbarukan; serta aspek tata kelola,” ujarnya di hadapan ratusan investor institusi, ritel, dan akademisi.

Maya menekankan, pendekatan keberlanjutan bukan sekadar compliance, melainkan strategi bisnis yang imperative. “Kami akan terus berupaya dan berkomitmen untuk mendampingi dan menemukan peluang di tengah dunia yang terus berubah serta memulai perjalanan menuju transisi keberlanjutan.”

Perspektif ini diamini Jane Ho, Head of Stewardship BNP Paribas Asset Management APAC. “BNP Paribas memandang keberlanjutan sebagai pendekatan yang strategis. Hal ini dilakukan secara regional, lalu ke tingkat global. Dalam konteks regional contohnya, pemerintah dan korporasi di Indonesia sudah punya standar yang bagus.”

Tantangan Policy Uncertainty

Namun di balik optimisme tersebut, ada tantangan serius yang mengemuka. Djumala Sutedja, Direktur Investasi PT BNP Paribas Asset Management, menyoroti persoalan kebijakan sebagai hambatan investasi di Indonesia.

“Problem terbesar dengan persepsi investor asing ke Indonesia adalah policy uncertainty. Kalau ada kebijakan sifatnya jangka pendek, kan market butuh asuransi dari pemerintah juga,” ucap Djumala dengan nada concern.

Analisis ini menemukan relevansinya dalam data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang mencatat realisasi investasi asing tumbuh melambat menjadi 8.2% pada kuartal III/2025, turun dari pertumbuhan 15.6% di periode yang sama tahun sebelumnya.

Jane Ho menambahkan, perubahan iklim menjadi faktor yang semakin diperhitungkan dalam keputusan investasi. “Perubahan iklim, secara lambat atau cepat, dapat mengubah arah investasi. Diperlukan aksi keberlanjutan jangka panjang agar berdampak luas.”

Peluang Hijau Indonesia

Di tengah tantangan, Indonesia dinilai memiliki potensi besar di sektor energi terbarukan. Jane menyoroti sumber daya alam seperti solar dan geothermal yang dapat menjadi strategi utama untuk meningkatkan kepercayaan investor.

“Untuk pemimpin perusahaan agar memiliki kepedulian dalam keberlanjutan, jangan dipikirkan sebagai resiko atau hambatan,” tegas Jane.

Forum investasi ini menutup dengan catatan penting: dalam dunia yang semakin terfragmentasi, kemampuan beradaptasi dengan perubahan iklim dan kemajuan teknologi akan menjadi penentu utama kesuksesan investasi di tahun 2026. Sedangkan bagi Indonesia, konsistensi kebijakan menjadi kunci untuk merebut peluang di tengah persaingan global yang semakin ketat.


Digionary:

● AI (Artificial Intelligence): Kecerdasan buatan yang memungkinkan mesin belajar dan melakukan tugas layaknya manusia
● ESG (Environmental, Social, and Governance): Kerangka penilaian untuk praktik bisnis berkelanjutan dan beretika
● Policy Uncertainty: Ketidakpastian kebijakan yang dapat mempengaruhi keputusan investasi
● Energy Transition: Transisi dari energi fosil ke energi terbarukan yang berkelanjutan

#BNPParibas#Investasi2026 #AI #EnergiTerbarukan #ESG #SustainableInvesting #PolicyUncertainty #EconomicOutlook #AssetManagement #GreenInvestment #ClimateChange #InvestmentStrategy #GlobalEconomy #RenewableEnergy #CorporateGovernance #IndonesiaInvestasi #FinancialForum #MarketOutlook #Sustainability #EconomicTransition

Comments are closed.