Citi mengungkap bahwa fragmentasi sistem pembayaran global menjadi hambatan terbesar transaksi lintas batas yang instan dan murah, di mana perbedaan regulasi, yurisdiksi, dan infrastruktur domestik menciptakan kompleksitas. Menyikapi hal ini, Citi berkolaborasi dengan Dandelion untuk memperluas jangkauan dompet digital serta mengintegrasikan sistem pembayaran domestik seperti UPI India dan Pix Brasil ke dalam jaringan global 24/7, dengan visi menciptakan interoperabilitas antar berbagai sistem pembayaran termasuk stablecoin, tokenized deposits, dan CBDC di masa depan.
Fokus Utama:
■ Fragmentasi sistem global hambat transaksi lintas batas yang instan akibat perbedaan regulasi dan infrastruktur domestik.
■ Kolaborasi dengan Dandelion & integrasi sistem domestik untuk perluas jangkauan dompet digital dan jaringan global 24/7.
■ Visi interoperabilitas masa depan wujudkan koeksistensi stablecoin, CBDC, dan mata uang tradisional.
Citi ungkap tantangan terbesar pembayaran lintas batas: fragmentasi sistem. Bank ini bangun jaringan global integrasikan dompet digital dan sistem domestik.
Dalam upaya mengejar mimpi transaksi global yang benar-benar instan dan murah, Citi mengungkap satu hambatan terbesar yang masih sulit diatasi: fragmentasi sistem pembayaran di berbagai negara.
Meskipun teknologi telah membuat pembayaran lintas batas semakin cepat dan transparan, kenyataannya sistem ini masih terpecah-pecah oleh perbedaan regulasi, kendala likuiditas, dan ketidakcocokan infrastruktur domestik antarnegara.
“Istilah ‘lintas batas’ berarti pembayaran harus melewati entitas hukum, yurisdiksi, kerangka regulasi, dan kontrol mata uang yang berbeda,” jelas Emanuela Saccarola, Head of Cross-Border Payments Services Citi, kepada PYMNTS. “Ini memperkenalkan kompleksitas tambahan yang tidak ditemukan dalam pembayaran domestik.”
Dompet Digital Jadi Game Changer
Di tengah tantangan ini, dompet digital justru muncul sebagai penengah yang menjanjikan. Data terbaru menunjukkan nearly 70% populasi global diproyeksikan menggunakan dompet digital dalam dua tahun mendatang.
Citi merespons dengan kolaborasi strategis bersama Dandelion, yang memungkinkan perluasan jangkauan pembayaran ke dompet digital individu dan UMKM secara global. Langkah ini melengkapi jaringan proprietary Citi yang sudah menangani 95% transaksi mereka.
“Bekerja dengan Dandelion memungkinkan kami meningkatkan kelincahan dan menambah kemampuan dompet digital yang didorong permintaan klien,” tutur Saccarola.
Tren ini tidak hanya terjadi di segmen konsumer. Sektor korporat dan institusi mulai mengadopsi dompet digital untuk pembayaran B2C dan B2B, terutama di bidang perbankan, e-commerce, asuransi, dan travel.
Dua Dekade Menuju Interoperabilitas
Citi telah menghabiskan 20 tahun terakhir memodernisasi infrastrukturnya. Fokusnya adalah integrasi sistem pembayaran instan domestik seperti UDI India, Pix Brasil, dan FAST Singapura ke dalam jaringan global yang beroperasi 24/7.
“Pengiriman pembayaran instan, 24/7, dan bernilai penuh menjadi kritis,” tegas Saccarola, terutama karena semakin banyak pembayaran yang beralih ke endpoint digital daripada rekening bank tradisional.
Untuk memastikan keandalan, Citi mengombinasikan berbagai model settlement dan alat likuiditas, termasuk Treasury Funding dan solusi likuiditas lintas mata uang. Validasi real-time menjadi kunci dalam lingkungan di mana pembayaran yang telah diproses bersifat irrevocable.
Masa Depan: Koeksistensi Multi-Sistem
Ke depan, Citi memandang interoperabilitas sebagai prioritas utama. Visinya adalah menciptakan ekosistem di mana stablecoin, tokenized deposits, CBDC, dan mata uang fiat tradisional dapat berkoeksistensi dan berinteraksi secara mulus. “Secara global, interoperabilitas yang lebih luas harus menjadi prioritas utama,” tegas Saccarola.
Jika dekade sebelumnya tentang mendigitalkan uang, maka dekade berikutnya akan tentang menyinkronkan seluruh sistem pembayaran global. Ketika sinkronisasi itu akhirnya terwujud, istilah “lintas batas” mungkin akan terasa kuno seperti cek yang digantikannya.
