Krom Bank Indonesia (BBSI) menunjukkan performa keuangan yang solid pada sembilan bulan pertama 2025 dengan laba bersih tumbuh 17,70% menjadi Rp126,08 miliar. Pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi kredit yang agresif sebesar 124,76% menjadi Rp7,96 triliun dan penghimpunan dana pihak ketiga yang melonjak 212,93% menjadi Rp6,97 triliun, meski diiringi peningkatan beban operasional dan impairment yang signifikan.
Fokus utama:
■ Pertumbuhan Laba yang Solid di Tengah Ekspansi Agresif: Krom Bank berhasil meningkatkan laba bersih sebesar 17,70% YoY menjadi Rp126,08 miliar, didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang mencapai 87,14% YoY menjadi Rp1,26 triliun.
■ Ekspansi Kredit dan Dana Pihak Ketiga yang Spektakuler: Bank digital ini mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 124,76% YoY menjadi Rp7,96 triliun, diiringi pertumbuhan DPK sebesar 212,93% YoY menjadi Rp6,97 triliun, menunjukkan strategi akuisisi nasabah yang agresif.
■ Peningkatan Beban Operasional dan Tantangan Profitabilitas: Di balik pertumbuhan pendapatan, beban operasional nonbunga membengkak 104,87% YoY menjadi Rp1,10 triliun, dengan beban promosi naik 314,17% YoY dan impairment melonjak 117,49% YoY, mengindikasikan tekanan pada efisiensi.
Krom Bank (BBSI) catat laba bersih Rp126,08 miliar pada 9 bulan 2025, tumbuh 17,7%. Simak analisis mendalam strategi ekspansi kredit yang tumbuh 124,7% dan tantangan beban operasional yang membengkak lebih dari 100%.
Di tengah persaingan perbankan digital yang kian sengit, PT Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI) membukukan pertumbuhan yang menggembirakan. Hingga September 2025, emiten yang dahulu dikenal sebagai Bank Bisnis Internasional ini mencetak laba bersih tahun berjalan sebesar Rp126,08 miliar, naik 17,70% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Pencapaian ini, seperti terungkap dalam laporan keuangan publik, ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi, Krom Bank menunjukkan daya dorong bisnis yang kuat dengan pertumbuhan kredit yang melampaui 100%. Namun di sisi lain, strategi ekspansi yang agresif itu harus dibayar mahal dengan membengkaknya berbagai beban operasional.
“Ke depannya kami optimistis penyaluran kredit di Krom Bank sendiri akan terus tumbuh khususnya di sektor produktif,” ujar Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan, mencerminkan keyakinan manajemen atas strategi yang diambil.
Mesin Pertungan yang Terus Berputar Kencang
Pendapatan bunga bersih menjadi penopang utama kinerja keuangan Krom Bank, yang melesat 87,14% menjadi Rp1,26 triliun. Pendorong utamanya adalah pendapatan bunga yang membubung 109,43% menjadi Rp1,55 triliun, meski di saat bersamaan beban bunga juga ikut melonjak 337,86%.
Di lini intermediasi, Krom Bank menunjukkan performa yang impressive. Penyaluran kreditnya meroket 124,76% year-on-year (YoY) menjadi Rp7,96 triliun. Pertumbuhan fantastis ini diimbangi dengan perbaikan kualitas kredit, dimana non-performing loan (NPL) gross membaik tipis dari 2,70% menjadi 2,64%.
“Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun Krom Bank juga mengalami lonjakan luar biasa sebesar 212,93% YoY menjadi Rp6,97 triliun.”
Di balik angka-angka pertumbuhan yang menggembirakan, tersimpan cerita tentang biaya yang harus dikeluarkan untuk pertumbuhan tersebut. Beban operasional nonbunga Krom Bank membengkak 104,87% menjadi Rp1,10 triliun.
Salah satu komponen yang mencolok adalah beban promosi yang melonjak 314,17% menjadi Rp40,51 miliar, mengindikasikan strategi akuisisi nasabah yang intensif melalui kampanye pemasaran. Yang juga perlu dicermati adalah impairment atau penyisihan kerugian yang membesar 117,49% menjadi Rp902,49 miliar.
Rasio efisiensi (BOPO) Krom Bank memburuk dari 81,62% menjadi 86,96%, menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan belum sepenuhnya mampu mengejar laju pertumbuhan beban operasional.
Fokus pada Sektor Produktif dan Kolaborasi
Menanggapi perkembangan ini, Anton Hermawan menegaskan komitmen banknya untuk tumbuh dengan kualitas. “BBSI fokus pada penyaluran kredit dan pertumbuhan yang berkualitas dengan mengedepankan prinsip tata kelola yang baik dan kehati-hatian,” katanya.
Strategi pertumbuhan Krom Bank bertumpu pada sektor-sektor prioritas seperti UMKM, konsumsi produktif, dan pembiayaan retail. Pendekatan ini sejalan dengan tren perbankan nasional yang semakin gencar mengejar segmen produktif.
“Untuk ekspansi, kami menginisiasi berkolaborasi dengan pihak-pihak strategis, baik di dalam maupun di luar ekosistem kami, guna mempercepat akuisisi nasabah baru dan memperluas penggunaan Krom di masyarakat,” tutur Anton menjelaskan strategi ekspansinya.
Dengan rasio kecukupan modal (KPMM) yang berada di level 49,45% dan kualitas kredit yang terjaga, Krom Bank memiliki ruang yang cukup untuk terus melanjutkan strategi pertumbuhannya di sisa tahun 2025, meski harus berhadapan dengan tantangan mengendalikan beban operasional.
Digionary:
· Beban Operasional: Biaya yang dikeluarkan bank untuk menjalankan kegiatan operasionalnya di luar beban bunga.
· BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional): Rasio yang mengukur tingkat efisiensi bank dalam mengelola biaya operasionalnya.
· Dana Pihak Ketiga (DPK): Dana yang berasal dari masyarakat yang dihimpun bank dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito.
· Impairment: Penyisihan kerugian yang dibentuk bank untuk menutupi potensi kerugian akibat penurunan nilai aset.
· KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum): Rasio kecukupan modal bank yang dikenal juga sebagai CAR (Capital Adequacy Ratio).
· Kredit: Penyediaan uang berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain.
· Laba Bersih: Selisih antara total pendapatan dengan total beban bank setelah dikurangi pajak.
· NPL (Non-Performing Loan): Kredit yang tergolong macet dimana debitur tidak memenuhi kewajiban pembayaran.
· Pendapatan Bunga Bersih: Selisih antara pendapatan bunga yang diterima bank dengan beban bunga yang dibayarkan.
HASHTAGS#KromBank #BBSI #LabaBank #PerbankanDigital #LaporanKeuangan #KinerjaKeuangan #PerbankanIndonesia #BankDigital #LabaBersih #EkspansiKredit #DPK #BebanOperasional #UMKM #Fintech #FinancialNews #Investasi #SahamBBSI #PerbankanSyariah #EkonomiDigital #RasioKeuangan
