Palo Alto Networks kembali mengubah lanskap keamanan siber global dengan peluncuran Cortex Cloud 2.0, platform cloud security generasi baru yang menghadirkan autonomous AI agents untuk mengelola dan mengamankan data di lingkungan multicloud. Pembaruan besar ini menyatukan Cloud Native Application Protection Platform (CNAPP) dengan Cloud Detection and Response (CDR), serta memperkenalkan Cloud Command Center baru yang mampu mengotomatiskan deteksi, analisis, dan mitigasi ancaman siber dalam hitungan menit.
Fokus Utama:
■ Transformasi Keamanan Cloud – Palo Alto Networks meluncurkan Cortex Cloud 2.0, menggabungkan CNAPP dan CDR dalam satu platform berbasis AI otonom.
■ Otomatisasi dan Efisiensi – AI agents mampu menyelidiki dan memulihkan insiden keamanan dalam hitungan menit, meningkatkan efisiensi hingga 10x lipat.
■ Perlindungan Multicloud Terpadu – Fitur Command Center baru menyatukan data risiko di seluruh ekosistem cloud, membantu tim keamanan mengambil keputusan cepat dan tepat.
Palo Alto Networks meluncurkan Cortex Cloud 2.0 dengan pasukan AI otonom untuk keamanan cloud. Platform ini menyatukan CNAPP dan CDR, mengurangi risiko siber hingga 50% dan mempercepat deteksi ancaman dalam hitungan menit.
Di tengah melonjaknya investasi cloud global yang dipacu oleh perkembangan kecerdasan buatan (AI), kompleksitas keamanan siber justru meningkat tajam. Menurut riset Gartner, investasi AI di sektor cloud naik lima kali lipat selama dua tahun terakhir, namun kerentanan baru muncul setiap 39 detik di seluruh dunia. Dalam konteks itulah, Palo Alto Networks memperkenalkan Cortex Cloud 2.0, inovasi keamanan cloud terintegrasi yang diklaim mampu mengurangi risiko siber secara otomatis melalui sistem AI otonom.
“Banyak perusahaan masih terjebak dalam pendekatan keamanan yang terfragmentasi. Mereka menggunakan terlalu banyak alat yang tidak saling terhubung, menciptakan celah berbahaya,” ujar Gonen Fink, EVP of Products Cortex, Palo Alto Networks. “Cortex Cloud 2.0 merupakan lompatan besar dari versi awal yang kami luncurkan delapan bulan lalu. Kini perusahaan dapat mempercepat transformasi keamanan cloud mereka dengan otomasi, efisiensi, dan perlindungan di level baru.”
Pasukan AI Otonom untuk Amankan Cloud
Salah satu inovasi utama dalam Cortex Cloud 2.0 adalah Cortex AgentiX™, “tenaga kerja” AI otonom yang mampu mengotomatisasi seluruh alur kerja keamanan cloud. Ditenagai lebih dari 1,2 miliar respons dunia nyata, AgentiX dapat menyelidiki, mendiagnosis, dan menanggulangi ancaman dalam hitungan menit tanpa campur tangan manusia. AI ini juga dilengkapi guardrails berkelas enterprise agar setiap tindakan tetap sesuai dengan kebijakan keamanan organisasi.
Fitur Cloud Command Center yang sepenuhnya baru memungkinkan perusahaan memantau seluruh aset cloud mereka—dari AWS hingga Google Cloud—dalam satu tampilan visual terpadu. Platform ini tidak hanya menampilkan risiko dan ancaman aktif, tetapi juga memberi rekomendasi otomatis mengenai langkah remediasi yang paling efektif.
Keamanan Tanpa Mengorbankan Performa
Pembaruan lainnya adalah CDR agent yang dioptimalkan untuk performa tinggi, memungkinkan perlindungan real-time dengan konsumsi daya pemrosesan hingga 50% lebih rendah. Artinya, perusahaan dapat memperluas cakupan keamanan tanpa mengorbankan kinerja aplikasi.
Selain itu, modul baru Application Security Posture Management (ASPM) memungkinkan pengembang mendeteksi dan memperbaiki kerentanan langsung di level kode, sepuluh kali lebih cepat dan lebih murah dibandingkan memperbaiki setelah sistem berjalan di produksi.
“ASPM menjadi kunci untuk membangun software supply chain yang aman dari hulu ke hilir,” tulis Palo Alto dalam keterangan resminya.
Menghadapi Ancaman Cloud yang Semakin Kompleks
Menurut laporan IBM Cost of a Data Breach 2025, rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mendeteksi pelanggaran keamanan mencapai 120 hari, dengan kerugian rata-rata per insiden menembus US$4,88 juta. Dengan Cortex Cloud 2.0, proses deteksi dan penanggulangan dapat dipangkas drastis, sekaligus menghemat biaya operasional.
Platform ini kini sudah tersedia secara global, dan seluruh pelanggan akan menerima pembaruan otomatis pada paruh pertama 2026. Palo Alto juga membuka akses publik ke blog resmi mereka untuk mempelajari cara kerja teknologi ini serta memperkenalkan inovasi lebih lanjut di konferensi Ignite: What’s Next pada 28 Oktober mendatang.
Dengan kehadiran Cortex Cloud 2.0, Palo Alto Networks tampaknya sedang memantapkan posisinya sebagai pionir dalam keamanan siber berbasis AI—bukan hanya menjaga data di cloud, tapi juga mengubah cara dunia memandang keamanan digital.
Digionary;
● AI (Artificial Intelligence) — Kecerdasan buatan yang meniru kemampuan manusia untuk menganalisis dan mengambil keputusan.
● ASPM (Application Security Posture Management) — Sistem untuk memantau dan memperbaiki kerentanan keamanan dalam kode aplikasi sebelum diproduksi.
● CDR (Cloud Detection and Response) — Teknologi yang memantau dan menanggapi ancaman di lingkungan cloud secara real-time.
● CNAPP (Cloud Native Application Protection Platform) — Platform terpadu untuk melindungi seluruh siklus hidup aplikasi cloud.
● Command Center — Antarmuka pusat yang menampilkan status, risiko, dan ancaman di seluruh sistem cloud.
● DevSecOps — Pendekatan yang mengintegrasikan keamanan (security) dalam seluruh tahapan pengembangan perangkat lunak.
● Guardrails — Mekanisme pengamanan yang memastikan AI atau sistem otomatis beroperasi sesuai kebijakan perusahaan.
● Multicloud — Penggunaan lebih dari satu layanan cloud publik atau privat oleh organisasi.
● Siloed Security — Sistem keamanan yang bekerja terpisah tanpa integrasi lintas platform.
● Workflow Automation — Proses otomatisasi langkah kerja untuk mengurangi intervensi manual.
#PaloAltoNetworks #CortexCloud #CloudSecurity #AI #Cybersecurity #DigitalTransformation #ArtificialIntelligence #CortexAgentiX #CloudComputing #CNAPP #CDR #ASPM #DevSecOps #CloudAutomation #DataProtection #Multicloud #CyberDefense #EnterpriseSecurity #TechInnovation #Ignite2025
