Bank Indonesia (BI) bersiap melangkah ke babak baru transformasi digital dengan rencana penerbitan stablecoin nasional, versi digital dari Surat Berharga Negara (SBN) yang menjadi turunan dari digital rupiah. Langkah ini menandai ambisi BI memperkuat infrastruktur keuangan digital Indonesia di tengah tren global penggunaan stablecoin yang terus melonjak hingga menembus transaksi tahunan lebih dari US$46 triliun.
Fokus Utama:
● Inovasi BI: Penerbitan stablecoin nasional sebagai instrumen sekuritas digital dengan aset dasar SBN.
● Tren Global: Adopsi stablecoin meningkat pesat secara global dengan dukungan regulasi dan penggunaan di sektor publik.
● Transformasi Ekosistem Keuangan: BI menyiapkan tiga pilar penguatan — inovasi, struktur industri, dan stabilitas sistem keuangan digital.
Bank Indonesia tengah menyiapkan penerbitan stablecoin nasional berbasis Surat Berharga Negara (SBN) sebagai turunan dari digital rupiah. Langkah ini menandai era baru keuangan digital Indonesia di tengah lonjakan adopsi stablecoin global.
Bank Indonesia (BI) memperkuat posisinya di garis depan transformasi digital nasional dengan mengumumkan rencana penerbitan stablecoin versi Indonesia — sekuritas digital berbasis digital rupiah dengan Surat Berharga Negara (SBN) sebagai aset dasarnya.
Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan langkah strategis dalam mengintegrasikan sistem keuangan nasional dengan infrastruktur keuangan digital global yang kian matang.
“Kita akan keluarkan bagaimana sekuritas Bank Indonesia, kita ada versi digitalnya, digital rupiah Bank Indonesia dengan underlying SBN, versi stablecoin-nya nasional Indonesia,” kata Perry dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) & Indonesia Fintech Summit and Expo 2025 di JCC Senayan, Kamis (30/10).
Menurut Perry, penerbitan stablecoin nasional menjadi bagian dari strategi tiga pilar BI dalam memperkuat ekosistem keuangan digital, yakni memperluas inovasi dan akseptasi publik, memperkuat struktur industri, dan menjaga stabilitas sistem keuangan.
Langkah ini sekaligus menegaskan arah baru kebijakan moneter digital Indonesia yang tidak hanya berfokus pada digital rupiah, tetapi juga pada pengembangan instrumen sekuritas digital untuk mendukung likuiditas pasar keuangan modern.
Tren Global: Stablecoin Jadi Infrastruktur Keuangan Baru
Fenomena stablecoin kini telah menjelma menjadi tulang punggung ekonomi digital global. Laporan State of Crypto 2025 dari a16zcrypto menunjukkan total transaksi stablecoin dunia mencapai US$46 triliun per tahun, mendekati volume tahunan jaringan pembayaran raksasa seperti Visa dan PayPal.
Sementara itu, Citigroup dalam riset terbarunya (April 2025) menyebut tahun depan berpotensi menjadi “momen ChatGPT” bagi dunia blockchain — di mana adopsi stablecoin akan meluas secara masif di sektor publik dan perbankan berkat kejelasan regulasi, terutama di Amerika Serikat.
Di Asia, beberapa negara juga mulai menerapkan stablecoin nasional. Kyrgyzstan baru saja meluncurkan stablecoin KGST yang dipatok 1:1 terhadap mata uang som (KGS), sementara Jepang menjadi pionir dengan meluncurkan stablecoin berbasis yen bernama JPYC.
Rencana BI untuk meluncurkan stablecoin nasional berpotensi mengubah lanskap sistem pembayaran Indonesia. Instrumen ini bukan hanya mempercepat efisiensi transaksi digital lintas platform, tetapi juga dapat menjadi jembatan antara sistem moneter konvensional dan decentralized finance (DeFi).
Saat ini, penggunaan aset digital di Indonesia terus meningkat. Data Statista 2025 mencatat pengguna kripto aktif di Indonesia mencapai lebih dari 17 juta orang, sementara nilai transaksi tahunan aset digital tumbuh lebih dari 120% dibanding tahun sebelumnya.
Dengan fondasi kuat melalui digital rupiah, BI berpeluang besar menjadi salah satu bank sentral pertama di Asia Tenggara yang menerbitkan stablecoin nasional terintegrasi dengan sistem moneter resmi.
Digionary:
● Blockchain: Teknologi pencatatan digital terdesentralisasi yang digunakan untuk mencatat transaksi secara aman dan transparan.
● DeFi (Decentralized Finance): Sistem keuangan berbasis blockchain yang beroperasi tanpa lembaga keuangan tradisional.
● Digital Rupiah: Versi digital dari rupiah yang diterbitkan resmi oleh Bank Indonesia sebagai Central Bank Digital Currency (CBDC).
● SBN (Surat Berharga Negara): Instrumen utang yang diterbitkan pemerintah Indonesia sebagai aset dasar atau underlying stablecoin.
● Stablecoin: Aset digital yang nilainya dipatok terhadap mata uang resmi seperti dolar AS untuk menjaga stabilitas harga.
● Visa & PayPal: Dua jaringan pembayaran global dengan volume transaksi terbesar di dunia.
● a16zcrypto: Divisi investasi teknologi blockchain dari perusahaan modal ventura Andreessen Horowitz.
#BankIndonesia #StablecoinNasional #DigitalRupiah #KeuanganDigital #BI2025 #BlockchainIndonesia #FintechSummit #TransformasiDigital #EkonomiOnchain #DigitalFinance #RupiahDigital #CBDC #TeknologiKeuangan #InovasiFinansial #SBN #CryptoRegulation #EkonomiDigital #KebijakanMoneter #DigitalTransformation
