142.000 Rumah Subsidi Sudah Tersalur, BTN Wujudkan Mimpi Milenial Miliki Rumah

- 10 Oktober 2025 - 15:19

PT Bank Tabungan Negara (BTN) kembali menegaskan perannya sebagai motor utama program perumahan rakyat dengan menyalurkan lebih dari 142.000 unit KPR bersubsidi FLPP hingga akhir September 2025 lalu, mayoritas kepada generasi milenial, sekaligus menunjukkan keberpihakan pada masyarakat berpenghasilan rendah dan pekerja informal yang selama ini sulit mengakses pembiayaan perumahan dari bank konvensional.


Fokus Utama:

1. BTN capai 64,89% realisasi KPR FLPP dan optimistis memenuhi target nasional 220.000 unit hingga akhir 2025.
2. 88,43% penerima subsidi adalah generasi milenial, menunjukkan urgensi dukungan pemerintah kepada kelas pekerja muda.
3. BTN menolak pengurangan standar rumah subsidi, menegaskan komitmen pada kualitas hidup masyarakat, bukan sekadar angka penyaluran.


BTN telah menyalurkan lebih dari 142.000 unit rumah subsidi FLPP hingga September 2025, mayoritas kepada generasi milenial. Bank ini bahkan menolak rencana rumah 18 m² demi menjaga martabat hidup penerima subsidi.


Di saat banyak keluarga muda menyerah pada kenyataan bahwa memiliki rumah pertama semakin menjauh, BTN justru mencatat capaian yang mencolok. Hingga 30 September 2025, bank pelat merah ini telah menyalurkan 142.749 unit KPR bersubsidi FLPP, atau 64,89% dari kuota 220.000 unit yang ditetapkan pemerintah untuk BTN sepanjang 2025.

Secara nilai, penyaluran sudah menyentuh Rp17,66 triliun dari total kuota Rp26,40 triliun. Dari jumlah itu, 99.441 unit disalurkan oleh induk usaha BTN, sedangkan 43.308 unit lainnya berasal dari unit usaha syariah. Angka tersebut mewakili 40,7% dari total kuota KPR FLPP nasional sebesar 350.000 unit. Artinya, hampir setengah dari rumah subsidi di Indonesia tahun ini datang dari satu institusi: BTN.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menyebut capaian ini bukan hanya angka, tetapi representasi dari harapan masyarakat akan kehidupan yang lebih stabil. “BTN memiliki mandat dari pemerintah dengan tujuan yang mulia yaitu menyalurkan rumah layak huni bagi jutaan keluarga Indonesia. Jumlah 140.000 unit yang telah tersalurkan artinya ada 140.000 keluarga yang terbantu,” ujarnya.

BTN juga melakukan riset internal melalui Housing Finance Center. Hasilnya menunjukkan kepemilikan rumah berdampak langsung pada kualitas hidup, stabilitas keuangan, dan rasa percaya diri masyarakat penerima manfaat. “Kajian BTN menunjukkan, para penerima manfaat KPR Subsidi merasa puas dan bangga karena punya rumah sebagai pencapaian hidup. Mereka akhirnya memiliki aset jangka panjang dan lebih baik dalam menata keuangan keluarga mereka,” kata Nixon.

Yang menarik, data BTN memperlihatkan perubahan demografi penerima subsidi. Sebanyak 88,43% penerima KPR bersubsidi adalah generasi milenial usia 29–44 tahun. Ini sekaligus menguatkan fakta bahwa generasi muda, meski produktif secara ekonomi, tetap butuh campur tangan negara agar bisa memiliki rumah pertama.

Dalam konteks nasional, data BPS 2024 mencatat backlog perumahan Indonesia masih di kisaran 12,7 juta unit. Di wilayah urban seperti Jabodetabek, angka kepemilikan rumah milenial bahkan belum menyentuh 30%, sebagaimana riset Bank Dunia dan Kementerian PUPR menunjukkan bahwa lebih dari 55% generasi muda memilih menyewa karena tidak mampu membayar DP dan cicilan KPR komersial.

BTN juga tidak hanya bicara kuantitas. Bank ini menolak ketika muncul wacana pemerintah untuk mengecilkan standar luas rumah subsidi menjadi 18 meter persegi, yang dianggap tidak manusiawi. “BTN adalah yang pertama menolak ide tersebut… Ukuran rumah 18 meter persegi akan menjadi masalah baru… Janganlah kita ciptakan kawasan kumuh baru,” tegas Nixon.

Komitmen BTN juga merambah sektor informal—wilayah yang seringkali dihindari perbankan karena dianggap berisiko tinggi. Meski 77% penerima masih didominasi karyawan swasta, proporsi pekerja informal seperti pedagang kecil, tukang cukur, hingga mitra ojek online terus meningkat. BTN bahkan merancang skema cicilan otomatis yang dipotong langsung dari pendapatan harian mitra aplikasi ride-hailing, sebuah inovasi yang jarang dilakukan bank lain.

“Bisa dikatakan BTN menjadi satu-satunya bank hingga saat ini yang mampu menjangkau MBR termasuk pekerja informal secara masif,” tambah Nixon. Dengan capaian ini, BTN bukan hanya menyalurkan kredit, tapi juga sedang membangun narasi bahwa rumah pertama bukan hanya urusan angka dan aset—melainkan martabat dan masa depan.


Digionary:

● Backlog Perumahan – Selisih antara kebutuhan rumah dan jumlah rumah yang tersedia.
● BTN – Bank Tabungan Negara, bank BUMN fokus pembiayaan perumahan.
● FLPP – Skema subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan dari pemerintah.
● Housing Finance Center – Pusat riset pembiayaan perumahan milik BTN.
● KPR – Kredit Pemilikan Rumah.
● MBR – Masyarakat Berpenghasilan Rendah penerima program subsidi.
● Milenial – Kelompok usia produktif sekitar 25–44 tahun, target utama program hunian.
● Ojek Online – Pekerja sektor informal mitra aplikasi transportasi digital.
● Ride-Hailing – Platform digital penyedia layanan transportasi dan pengantaran.
● Unit Syariah – Cabang bank yang mengelola pembiayaan berbasis prinsip syariah.

#BTN #KPRSubsidi #FLPP #PerumahanRakyat #GenerasiMilenial #RumahPertama #SubsidiPemerintah #PerumahanIndonesia #BankTabunganNegara #MBR #EkonomiKerakyatan #BacklogPerumahan #KPRMilenial #PekerjaInformal #OjekOnline #KreditRumah #BTN2025 #ProgramFLPP #RumahLayakHuni #AksesHunian

Comments are closed.