Jeff Bezos: “AI Bubble Sudah Terjadi, Tapi Manfaatnya Jauh Lebih Besar dari Risikonya”

- 7 Oktober 2025 - 10:28

Jeff Bezos, pendiri Amazon dan salah satu orang terkaya dunia, menyebut industri kecerdasan buatan (AI) tengah berada dalam fase “gelembung”. Namun, menurutnya, fenomena ini bukan tanda kehancuran, melainkan fase alamiah dalam evolusi teknologi besar. Ia membandingkan euforia AI saat ini dengan ledakan bioteknologi dan dotcom yang dulu sempat meledak—sebelum akhirnya melahirkan inovasi yang mengubah peradaban.


Fokus Utama:

1. Euforia dan risiko investasi AI: Bezos melihat pendanaan besar-besaran tanpa dasar kuat, namun percaya fase ini mendorong percepatan inovasi.
2. Gelembung bukan kehancuran: Bezos menilai “AI bubble” justru akan menghasilkan teknologi bernilai besar setelah pasar menyesuaikan diri.
3. Dampak sosial dan ekonomi: AI akan menjadi kekuatan utama yang mengubah industri dan pola hidup manusia di dekade mendatang.


Jeff Bezos menyebut industri AI saat ini tengah mengalami “gelembung”, namun menilai fenomena ini bukan kehancuran, melainkan fase alami dalam evolusi teknologi besar. Ia membandingkannya dengan gelembung biotek dan dotcom yang justru melahirkan inovasi besar.

Di tengah demam kecerdasan buatan (AI) yang mengguncang dunia teknologi, Jeff Bezos punya pandangan yang lebih tenang — bahkan filosofis. Pendiri Amazon sekaligus salah satu orang terkaya di planet ini menyebut apa yang terjadi sekarang sebagai “gelembung industri AI”. Tapi berbeda dengan nada pesimis banyak pengamat, Bezos justru menilai fenomena itu sebagai pertanda baik.

“Ini semacam gelembung industri,” kata Bezos saat berbicara di Italian Tech Week di Turin, Italia, akhir pekan lalu. “Orang-orang sangat bersemangat seperti yang terjadi hari ini pada AI. Semua ide, yang baik maupun buruk, bisa mendapatkan pendanaan.”

Ia menggambarkan betapa derasnya arus modal mengalir ke perusahaan rintisan AI. Banyak di antaranya bahkan belum memiliki model bisnis jelas, tapi sudah dihujani miliaran dolar. “Ada perusahaan kecil dengan hanya enam karyawan bisa memperoleh pendanaan miliaran dolar. Ini perilaku yang tidak biasa, tapi memang sedang terjadi sekarang,” ujarnya.

Namun Bezos tidak menganggap hal itu ancaman. Baginya, gelembung adalah bagian alami dari siklus inovasi teknologi — seperti halnya yang terjadi pada dotcom boom di akhir 1990-an atau gelembung bioteknologi pada awal 2000-an.

“Gelembung industri tidak seburuk itu, bahkan bisa jadi baik. Ketika mereda dan para pemenang muncul, masyarakat akan menikmati manfaat besar dari inovasi tersebut,” katanya.

Inovasi Lahir dari Kekacauan

Sejarah memang berpihak pada argumen Bezos. Setelah dotcom bubble pecah pada 2000, banyak perusahaan digital tumbang. Tapi dari reruntuhannya, lahir raksasa seperti Amazon, Google, dan eBay yang kini menjadi tulang punggung ekonomi digital global. Fenomena serupa terjadi pada bioteknologi dua dekade lalu: ribuan perusahaan hilang, tapi industri farmasi dunia justru menemukan terobosan dalam vaksin, terapi gen, dan pengobatan kanker.

Kini, pola itu terulang dalam gelombang AI. Menurut laporan PwC Global AI Study 2025, adopsi AI dapat menambah US$15,7 triliun ke ekonomi global pada 2030, menjadikannya pendorong pertumbuhan ekonomi terbesar sejak revolusi industri. Di sisi lain, CB Insights mencatat bahwa pada semester pertama 2025, pendanaan global ke startup AI menembus US$36 miliar, melonjak 54% dibanding periode yang sama tahun lalu — angka tertinggi sepanjang sejarah.

Bezos melihat tren ini sebagai tanda bahwa dunia sedang menuju transformasi besar-besaran. “AI itu nyata, dan akan mengubah setiap industri,” tegasnya.

Nilai, Risiko, dan Arah Baru AI

Meski mengakui banyak ide “buruk” ikut terdanai, Bezos menekankan pentingnya keberanian mencoba. Dalam pandangannya, inovasi selalu berisiko. “Kegilaan” investor terhadap AI mungkin berlebihan, tapi tanpa euforia seperti itu, tidak akan ada ruang bagi eksperimen radikal yang justru memunculkan terobosan besar.

Bezos tidak sendiri. Para pemimpin teknologi dunia seperti Satya Nadella (Microsoft) dan Sundar Pichai (Google) juga berulang kali menegaskan bahwa AI bukan sekadar tren, melainkan fondasi ekonomi digital generasi berikutnya.
Namun, di sisi lain, muncul kekhawatiran terhadap potensi penyalahgunaan AI, mulai dari disinformasi, privasi data, hingga pengangguran akibat otomatisasi.

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) bahkan memperingatkan bahwa otomatisasi berbasis AI berpotensi menggantikan 14% pekerjaan di dunia dalam 10 tahun ke depan, terutama di sektor administrasi, keuangan, dan logistik. Meski begitu, laporan yang sama menekankan bahwa AI juga menciptakan jutaan lapangan kerja baru di bidang data science, keamanan siber, dan rekayasa perangkat lunak.

Gelembung atau Evolusi?

Bagi Bezos, persoalannya bukan pada gelembung, melainkan bagaimana manusia memanfaatkannya. “Ini nyata. Manfaat bagi masyarakat dari AI akan sangat besar,” ujarnya menutup sesi wawancara.

Ia menegaskan bahwa meskipun banyak perusahaan akan tumbang ketika gelembung pecah, warisan inovasinya akan tetap hidup dan mengubah cara manusia bekerja, belajar, dan berinteraksi.

Dengan kekayaan yang kini mencapai US$232,5 miliar (setara Rp3.851 triliun), Bezos tampaknya berbicara bukan dari sudut pandang pengamat, tetapi sebagai pionir yang pernah melewati badai serupa — dan keluar sebagai pemenang.


Digionary:

● AI (Artificial Intelligence): Kecerdasan buatan; sistem komputer yang meniru kemampuan berpikir manusia.
● Bubble (Gelembung): Kondisi ketika harga aset atau valuasi perusahaan naik jauh di atas nilai fundamentalnya.
● Dotcom Boom: Ledakan investasi perusahaan internet di akhir 1990-an yang berujung pada krisis teknologi 2000.
● IPO (Initial Public Offering): Penawaran saham perdana di pasar modal.
● PwC Global AI Study: Laporan riset global tahunan yang menganalisis dampak ekonomi AI.
● Startup: Perusahaan rintisan berbasis inovasi dan teknologi.
● Valuasi: Nilai ekonomi dari suatu perusahaan berdasarkan kinerja dan prospek bisnis.

#JeffBezos #AIBubble #KecerdasanBuatan #TeknologiGlobal #Amazon #InovasiDigital #AIRevolution #EkonomiDigital #TechInvestment #PwCReport #Bioteknologi #DotcomCrash #StartupAI #ArtificialIntelligence #InvestasiTeknologi #TransformasiDigital #EkonomiMasaDepan #AI2025 #MachineLearning #AIInnovation

Comments are closed.