Tilly Norwood: Aktris AI Pertama yang Mengguncang Hollywood dan Memicu Perlawanan Aktor

- 3 Oktober 2025 - 19:23

Industri hiburan Hollywood tengah bergolak menyusul kemunculan Tilly Norwood, aktris buatan kecerdasan buatan (AI) pertama yang berhasil menembus radar agensi bakat internasional. Dibalik ambisi besar sang kreator, Eline Van der Velden, sosok digital ini memicu perdebatan sengit: inovasi futuristik atau ancaman nyata bagi masa depan aktor manusia?


Fokus Utama:

1. Lompatan teknologi: Tilly Norwood menjadi aktris AI pertama yang dianggap layak direpresentasikan oleh agensi bakat Hollywood.
2. Kontroversi industri: Serikat aktor terbesar, SAG-AFTRA, mengecam keras keberadaan Tilly karena dianggap mencuri karya seniman manusia tanpa kompensasi.
3. Masa depan hiburan: Perdebatan kian sengit antara peluang efisiensi ekonomi produksi film/TV berbasis AI dengan ancaman hilangnya pekerjaan aktor tradisional.


Tilly Norwood, aktris buatan AI pertama, memicu kontroversi besar di Hollywood. Disanjung sebagai masa depan hiburan sekaligus dikecam serikat aktor. Apakah ini awal era baru atau ancaman bagi aktor manusia?


Hollywood, pusat industri hiburan dunia, kembali jadi sorotan. Kali ini bukan karena skandal selebritas atau film box office, melainkan karena kemunculan sosok yang sama sekali tidak nyata: Tilly Norwood, aktris buatan kecerdasan buatan (AI) pertama yang berhasil masuk ke meja perundingan agensi bakat.

Diciptakan oleh produser Eline Van der Velden lewat studio Xicoia—bagian dari Particle6—Tilly awalnya dianggap sekadar eksperimen. Namun hanya dalam hitungan bulan, persepsi industri berubah drastis. “Ketika pertama kali meluncurkan Tilly, orang-orang bingung. Sekarang, dalam beberapa bulan mendatang, kami akan mengumumkan agensi mana yang akan mewakilinya,” kata Van der Velden kepada Variety.

Tilly mulai dikenal setelah debut dalam sketsa komedi AI Commissioner pada Juli lalu. Menggunakan teknologi DeepFame, ia dirancang dengan kepribadian, karakter, dan kemampuan interaksi layaknya manusia di media sosial. Ambisi Van der Velden tidak main-main: “Kami ingin Tilly menjadi Scarlett Johansson atau Natalie Portman berikutnya. Faktor ekonomi mendorong industri film dan TV beralih ke produksi AI, karena kreativitas tidak lagi dibatasi anggaran.”

Namun, keberhasilan Tilly langsung memantik gelombang protes. SAG-AFTRA, serikat aktor terbesar di Hollywood, menilai eksistensi aktris digital ini sebagai bentuk eksploitasi. “Untuk menerangkan bahwa ‘Tilly Norwood’ bukanlah seorang aktor. Ia adalah karakter yang dihasilkan oleh program komputer yang dilatih dari karya para penampil profesional, tanpa izin atau kompensasi,” tegas pernyataan resmi serikat tersebut.

Sebagai pembelaan, Van der Velden menyebut Tilly bukanlah pengganti manusia, melainkan “alat baru” bagi industri. “Saya melihat AI bukan sebagai pengganti manusia, tetapi sebagai alat baru, sebuah kuas baru,” ujarnya. Ia membandingkan AI dengan animasi atau teknologi CGI yang dulu juga sempat ditolak, tetapi kini menjadi standar dalam perfilman.

Fenomena Tilly muncul di tengah perubahan besar industri hiburan global. Studi PwC terbaru mencatat, nilai pasar media dan hiburan global diprediksi menembus US$2,9 triliun pada 2027, sebagian didorong oleh pemanfaatan AI dalam produksi konten. Di sisi lain, laporan McKinsey memperkirakan otomatisasi AI dapat mengancam hingga 30% pekerjaan kreatif dalam satu dekade mendatang.

Perdebatan pun kian jelas: apakah AI akan menjadi katalis kreativitas tanpa batas, atau justru merampas ruang hidup pekerja seni? Hollywood kini berdiri di persimpangan antara tradisi dan masa depan.

Digionary:

● AI (Artificial Intelligence): Teknologi kecerdasan buatan yang memungkinkan mesin meniru kemampuan manusia.
● CGI (Computer Generated Imagery): Teknologi grafis komputer untuk menciptakan efek visual dalam film.
● DeepFame: Teknologi AI yang menciptakan wajah dan ekspresi digital menyerupai manusia nyata.
● Hollywood: Pusat industri film dan hiburan dunia yang berbasis di Los Angeles, AS.
● McKinsey: Firma konsultan global yang sering merilis riset industri dan ekonomi.
● Particle6: Studio produksi milik Eline Van der Velden yang mengembangkan Tilly Norwood.
● PwC (PricewaterhouseCoopers): Perusahaan konsultan dan audit global, penyusun laporan industri hiburan.
● SAG-AFTRA: Serikat aktor terbesar di AS, mewakili lebih dari 160.000 pekerja seni.
● Variety: Media hiburan Amerika yang berfokus pada industri film, TV, dan musik.
● Xicoia: Studio AI di bawah Particle6 yang mengembangkan karakter digital Tilly Norwood.

#Hollywood #AI #AktrisAI #TillyNorwood #FilmDigital #MasaDepanHiburan #SAGAFTRA #TeknologiAI #DeepFame #ScarlettJohansson #NataliePortman #IndustriFilm #EkonomiKreatif #DisrupsiDigital #AktorManusia #KontroversiAI #ElineVanDerVelden #MediaEntertainment #PwC #McKinsey

Comments are closed.