SWIFT, jaringan pembayaran lintas batas terbesar di dunia, resmi mengumumkan rencana mengintegrasikan teknologi blockchain ke dalam infrastruktur globalnya bersama 30 bank internasional. Langkah ini menjadi titik balik penting dalam industri keuangan global, yang diharapkan mampu mempercepat transaksi lintas negara, meningkatkan transparansi, sekaligus memperkuat posisi SWIFT menghadapi persaingan dari mata uang digital bank sentral (CBDC) maupun stablecoin.
Fokus Utama
1. SWIFT mengumumkan rencana mengadopsi blockchain bersama 30 bank internasional untuk mempercepat transaksi lintas negara.
2. Blockchain dipandang mampu mengatasi kelemahan SWIFT yang selama ini lambat dan tidak transparan.
3. Langkah SWIFT juga menjadi respon atas ancaman dari stablecoin, CBDC, dan dominasi digital yuan Tiongkok dalam transaksi global.
SWIFT resmi menggandeng 30 bank dunia untuk membangun sistem pembayaran global berbasis blockchain. Transformasi ini diyakini mempercepat transaksi lintas negara dan memperkuat dominasi SWIFT di tengah ancaman stablecoin dan CBDC.
Selama puluhan tahun, SWIFT dikenal sebagai urat nadi transaksi lintas negara, meski kerap dikritik lambat dan berbelit. Kini, organisasi yang berbasis di Belgia itu mengambil langkah historis: membangun sistem pembayaran berbasis blockchain bersama 30 bank global. Inisiatif ini bisa mengubah peta keuangan dunia, sekaligus menjadi strategi mempertahankan dominasi SWIFT dari ancaman mata uang digital.
SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication), jaringan komunikasi antarbank terbesar yang menghubungkan lebih dari 11.000 lembaga keuangan di 200 negara, akhirnya resmi mengintegrasikan teknologi blockchain ke dalam infrastruktur globalnya. Dalam pengumuman pada Senin (1/10), SWIFT menyebutkan langkah ini sebagai “tonggak penting” untuk mempercepat dan menyederhanakan transaksi lintas negara.
Lebih dari 30 bank besar dari 16 negara telah menandatangani kesepakatan untuk mengembangkan ledger berbasis blockchain ini, dengan dukungan teknis dari Consensys, pengembang utama ekosistem Ethereum. Ledger tersebut akan menjadi catatan transaksi real-time yang aman, dapat diakses oleh lembaga keuangan, dan dilengkapi smart contract untuk mengatur validasi transaksi serta kepatuhan.
“Ledger ini akan dirancang agar kompatibel dengan jaringan yang sudah ada maupun yang sedang berkembang, sambil mempertahankan kepercayaan, resiliensi, dan kepatuhan yang selama ini menjadi identitas SWIFT,” tulis organisasi tersebut dalam pernyataan resminya.
Selama ini, SWIFT menghadapi kritik karena transaksi lintas negara membutuhkan waktu hingga dua hari akibat keterpisahan antara instruksi pembayaran dan perpindahan dana aktual. Sebaliknya, transaksi berbasis blockchain dapat berlangsung hampir seketika dengan biaya lebih rendah.
Tidak hanya startup fintech, bahkan bank sentral di berbagai negara telah meneliti potensi stablecoin dan CBDC (Central Bank Digital Currency) untuk mempercepat sistem pembayaran. Tiongkok, misalnya, gencar mendorong penggunaan yuan digital untuk transaksi lintas batas sebagai upaya mengurangi dominasi dolar AS.
Keputusan SWIFT ini dipandang sebagai strategi defensif sekaligus ofensif. Jika berhasil, blockchain bukan hanya akan memperkuat relevansi SWIFT di era digital, tetapi juga membuka jalan bagi adopsi aset digital ter-tokenisasi di pasar keuangan global.
Meski begitu, SWIFT belum menentukan jadwal resmi peluncuran sistem ini. Para pengamat menilai langkah hati-hati tersebut masuk akal, mengingat proyek serupa di Australia (ASX) sebelumnya gagal setelah bertahun-tahun dikembangkan.
Namun, satu hal yang pasti: dunia keuangan global tengah menyaksikan momen bersejarah. SWIFT yang selama setengah abad menjadi penghubung utama perbankan internasional, kini menaruh taruhannya pada blockchain—teknologi yang sebelumnya identik dengan dunia kripto.
Digionary:
● Blockchain: Teknologi pencatatan digital terdistribusi yang aman, transparan, dan sulit dimanipulasi.
● CBDC (Central Bank Digital Currency): Mata uang digital resmi yang diterbitkan oleh bank sentral.
● Consensys: Perusahaan teknologi blockchain yang berfokus pada pengembangan aplikasi berbasis Ethereum.
● Ledger: Buku besar digital yang mencatat semua transaksi secara permanen dan terdesentralisasi.
● Smart Contract: Program otomatis dalam blockchain yang mengeksekusi aturan atau kontrak tanpa pihak ketiga.
● Stablecoin: Aset kripto yang nilainya dipatok pada mata uang fiat (misalnya US$ atau Euro) agar stabil.
● SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication): Jaringan komunikasi global untuk transfer uang antarbank.
● Tokenisasi: Proses mengubah aset fisik atau finansial menjadi bentuk digital di blockchain.
● Transaksi Lintas Negara (Cross-border Payment): Proses transfer uang antarnegara melalui bank atau sistem pembayaran.
● Yuan Digital: Mata uang digital resmi yang diterbitkan oleh Bank Sentral Tiongkok.
#SWIFT #Blockchain #DigitalBanking #CBDC #Stablecoin #Fintech #BankingInnovation #YuanDigital #Ethereum #Consensys #FinancialTechnology #CryptoAdoption #PaymentSystem #GlobalFinance #DigitalAssets #Tokenisasi #KeuanganDigital #Perbankan #TransaksiGlobal #TeknologiFinansial
