Generasi Baby Boomers di Amerika Serikat kini menguasai lebih dari separuh kekayaan nasional, sementara Milenial dan Gen Z yang jumlahnya jauh lebih besar justru tertinggal jauh. Laporan UBS Global Wealth Report 2025 menunjukkan ketimpangan aset antar-generasi kian melebar, dipicu harga rumah yang melambung, utang pendidikan, serta akses terbatas ke pasar finansial bagi anak muda. Namun, dorongan wirausaha di kalangan Milenial dan Gen Z membuka peluang lahirnya “peta kekayaan baru” di masa depan.
Fokus Utama:
1. Boomers Kuasai Aset – Baby Boomers yang hanya 20% populasi AS mengendalikan kekayaan US$83,3 triliun atau lebih dari 50% total kekayaan nasional.
2. Gen Z & Milenial Tertekan – Generasi muda hanya menguasai US$17,1 triliun atau 10,5%, dengan hambatan terbesar pada harga properti, utang mahasiswa, dan inflasi biaya hidup.
3. Peluang Baru dari Wirausaha – 10,8% kekayaan Milenial & Gen Z berbentuk kepemilikan bisnis, menandakan orientasi generasi muda pada kewirausahaan digital dan inovasi.
Generasi Baby Boomers di AS menguasai lebih dari separuh harta nasional, sementara Gen Z dan Milenial tertinggal jauh. UBS Global Wealth Report 2025 ungkap jurang ketimpangan dan peluang baru lewat wirausaha.
Generasi Baby Boomers di Amerika Serikat tengah berada di puncak kejayaan finansial. Menurut laporan UBS Global Wealth Report 2025, total kekayaan rumah tangga AS mencapai US$163,1 triliun, dan lebih dari separuhnya—sekitar US$83,3 triliun—dikuasai oleh Boomers. Ironisnya, mereka hanya mewakili sekitar 20% populasi.
“Boomers menikmati momentum emas: pertumbuhan ekonomi stabil, suku bunga rendah, hingga lonjakan pasar saham,” tulis UBS dalam laporannya. Rata-rata, seorang Boomer kini memiliki kekayaan mendekati US$1 juta.
Sebaliknya, generasi muda harus menghadapi kenyataan pahit. Milenial dan Gen Z, meski jumlahnya terbesar, hanya menguasai US$17,1 triliun atau 10,5% dari total kekayaan nasional. Hambatan terbesar ada pada harga rumah yang melonjak lebih dari 40% dalam satu dekade terakhir, utang mahasiswa yang kini menembus US$1,77 triliun, serta inflasi biaya hidup yang membebani akumulasi tabungan.
Gen X, yang kini berusia 45–60 tahun, berada di tengah: mereka memegang US$42,6 triliun. Generasi ini kehilangan momentum emas akibat gejolak pasar saham pasca gelembung dot-com di awal 2000-an.
Meski begitu, Gen Z menunjukkan pola yang berbeda. Dari total aset yang mereka miliki, 10,8% berupa kepemilikan bisnis, lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya. Tren ini memperlihatkan pergeseran orientasi generasi muda yang lebih condong ke dunia kewirausahaan, startup, serta investasi berbasis teknologi digital.
“Jika Milenial dan Gen Z ingin mengejar ketertinggalan, mereka harus mencari jalur alternatif, bukan menunggu harga rumah turun atau pasar saham stabil,” ujar analis keuangan dari Brookings Institution, Sarah Thompson, dikutip CNBC.
Fenomena ini mencerminkan jurang antar-generasi yang kian melebar di AS, sekaligus menggambarkan tantangan global yang juga dialami anak muda di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dengan harga properti melambung, biaya hidup yang tinggi, dan perubahan pasar kerja akibat otomatisasi, generasi muda terpaksa lebih kreatif dalam membangun kekayaan.
Namun, peluang tetap terbuka. Revolusi digital, tren investasi hijau, hingga maraknya ekonomi kreatif memberi ruang bagi Gen Z untuk menciptakan “peta kekayaan baru” yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Digionary:
● Baby Boomers: Generasi yang lahir antara 1946–1964, kini menguasai mayoritas kekayaan di AS.
● Gen X: Generasi lahir antara 1965–1980, saat ini berusia 45–60 tahun.
● Gen Z: Generasi yang lahir setelah 1997, kini mulai memasuki dunia kerja dan investasi.
● Milenial: Generasi yang lahir antara 1981–1996.
● UBS Global Wealth Report: Laporan tahunan dari UBS yang menganalisis distribusi kekayaan global.
● Dot-com Bubble: Krisis pasar saham pada awal 2000-an akibat spekulasi berlebihan pada perusahaan internet.
● Properti Neto: Nilai aset properti dikurangi utang atau hipotek yang masih berjalan.
● Startup: Perusahaan rintisan berbasis teknologi yang berkembang cepat dengan model bisnis inovatif.
● Ekonomi Kreatif: Sektor ekonomi yang bertumpu pada kreativitas, ide, dan inovasi, termasuk digital content, game, musik, film, dll.
● Utang Mahasiswa: Pinjaman pendidikan yang menjadi beban finansial jangka panjang bagi generasi muda di AS.
#GenZ #Milenial #BabyBoomers #KekayaanGlobal #JurangGenerasi #UBSReport2025 #EkonomiAS #WirausahaMuda #KesenjanganAset #GenerasiZ #InovasiDigital #EkonomiKreatif #Startup #UtangMahasiswa #HargaProperti #InvestasiMuda #KesenjanganKekayaan #FinansialGenerasi #BoomersVsGenZ #WealthGap
