Dari Target 8-10% ke Realita 1,26%: Dilema Industri Multifinance

- 15 Oktober 2025 - 22:00

Piutang pembiayaan industri multifinance melonjak melambat sepanjang 2025, meski OJK tetap optimistis pertumbuhan positif bisa tercapai di akhir tahun. Per Agustus 2025, piutang tercatat senilai Rp 505,59 triliun, tumbuh hanya 1,26% secara YoY — jauh di bawah target awal 8-10%. Sektor kendaraan bermotor masih mendominasi portofolio, sementara porsi pembiayaan syariah mulai sedikit menanjak.


Fokus Utama:

  1. Laju pertumbuhan piutang melambat tajam
  2. Ketergantungan pada pembiayaan kendaraan dan tantangan diversifikasi
  3. Ketergantungan pada pembiayaan kendaraan dan tantangan diversifikasi

Prospek dan risiko: optimisme OJK dalam konteks tekanan makroekonomi

Dalam enam hingga delapan bulan terakhir, pertumbuhan piutang pembiayaan industri multifinance melambat drastis — jauh dari target 8-10% yang semula digadang-gadang. Meski demikian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap menaruh harapan bahwa industri ini masih bisa merekam pertumbuhan positif hingga akhir 2025, asalkan strategi diversifikasi dan pemulihan permintaan dapat dikelola dengan baik.

Laju pertumbuhan piutang melambat tajam.

Per Agustus 2025, total piutang pembiayaan multifinance tercatat Rp 505,59 triliun, hanya tumbuh 1,26% YoYPadahal, di awal tahun, OJK menargetkan pertumbuhan 8-10% untuk tahun 2025.
Tren perlambatan sudah terlihat sejak kuartal pertama: pertumbuhan YoY Januari 6,04%, Februari 5,92%, Maret 4,60%, April 3,67%, Mei 2,83%, Juni 1,96%, dan Juli 1,79%.

Dominasi segmen kendaraan bermotor tetap kuat, menyumbang sekitar 76,17% dari total piutang pembiayaan multifinance per Agustus 2025. (Data dari naskah asli)

Ketergantungan pada pembiayaan kendaraan dan tantangan diversifikasi

Sektor kendaraan bermotor menjadi titik tumpuan utama. Keterbatasan permintaan baru dan tekanan harga menjadi hambatan signifikan.
Sementara itu, pembiayaan berbasis syariah menunjukkan sedikit geliat. Per Agustus 2025, piutang multifinance syariah tercatat Rp 29,32 triliun, tumbuh 6,99% YoY.

Namun, porsi syariah masih relatif kecil terhadap total piutang (sekitar 5–6%)Industri multifinance pun sudah merancang roadmap penguatan periode 2024–2028, dengan fokus pada pengembangan produk, akselerasi digital, ekosistem pembiayaan, serta penguatan regulasi dan pengawasan.

Prospek dan risiko: optimisme OJK dalam konteks tekanan makroekonomi

OJK masih memproyeksikan bahwa industri multifinance akan tetap tumbuh positif hingga akhir 2025, meski dengan risiko apresiasi ke bawah dari proyeksi awal. “Industri multifinance diperkirakan akan tetap tumbuh positif hingga akhir 2025, meskipun terdapat risiko akan bias ke bawah dari proyeksi awal,” kata Agusman.

Untuk mengejar target, OJK mendorong perusahaan multifinance meningkatkan volume pembiayaan dan memperluas portofolio ke sektor produktif. Profil risiko industri sejauh ini relatif terjaga: per Agustus 2025, NPF gross berada di 2,51%, NPF net 0,85%, dan gearing ratio 2,17 kali — jauh di bawah batas maksimal 10 kali.

Namun, tantangan eksternal tetap nyata: tekanan daya beli, fluktuasi suku bunga global, dan ketidakpastian ekonomi dunia berpotensi menekan kemampuan industri mempertahankan pertumbuhan.


Digionary

● YoY (Year on Year) — pertumbuhan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya
● NPF (Non Performing Financing) — rasio kredit macet (gross dan net)
● Gearing Ratio — rasio tingkat penggunaan utang terhadap ekuitas/modal
● BNPL (Buy Now, Pay Later) — skema pembiayaan cicilan tanpa kartu kredit
● Pindar (Pinjaman Daring) — layanan pinjaman berbasis teknologi / online
● Piutang Pembiayaan — nilai pembiayaan yang belum dilunasi (outstanding)
● Ekuitas Minimum — syarat modal minimum yang harus dipenuhi perusahaan pembiayaan

#multifinance #pembiayaan #piutang #OJK #pertumbuhan #NPF #finansial #kredit #syariah #mobil #inovasi #risiko #ekonomi #sektorproduktif #BNPL #pinjamandaring #digitalisasi #roadmap #industri #kapasitas

Comments are closed.