Survei RBC Capital: 90% Perusahaan Siapkan Anggaran Jumbo untuk AI di 2026

- 19 Desember 2025 - 17:07

Setelah setahun penuh skeptisisme, dunia korporasi akhirnya mengambil keputusan tegas: AI bukan lagi sekadar uji coba, melainkan pos belanja utama. Survei terbaru RBC Capital menunjukkan 90% perusahaan global berencana menaikkan anggaran AI pada 2026. Dari efisiensi biaya hingga penciptaan pendapatan baru, AI kini menjadi mesin pertumbuhan anggaran TI—dan penanda berakhirnya era “sekadar hype”.


Fokus Utama:

■ Perusahaan global resmi menaikkan belanja AI, dengan 90% CIO merencanakan peningkatan anggaran pada 2026.
■ AI bertransformasi dari proyek uji coba menjadi sistem produksi yang mendorong pertumbuhan anggaran TI.
■ Fokus penggunaan AI bergeser dari efisiensi biaya menuju penciptaan pendapatan dan keunggulan kompetitif.


Survei terbaru menunjukkan 90% perusahaan global siap menaikkan anggaran AI pada 2026. AI kini beralih dari hype menjadi investasi strategis utama korporasi.


Selama berbulan-bulan, Wall Street dan Silicon Valley bertanya dengan nada skeptis: apakah perusahaan benar-benar akan mengeluarkan uang besar untuk kecerdasan buatan, atau AI hanya akan berakhir sebagai proyek percobaan yang mahal? Jawaban itu kini mulai terang—dan angkanya tidak kecil.

Perusahaan-perusahaan global akhirnya “membuka dompet” untuk AI. Bukan lagi wacana, bukan pula sekadar pilot project. Survei terbaru dari RBC Capital Markets menunjukkan bahwa dunia korporasi telah melewati fase ragu-ragu dan masuk ke tahap eksekusi serius.

RBC mensurvei 117 profesional TI dan CIO dari perusahaan dengan pendapatan tahunan mulai dari di bawah US$250 juta hingga lebih dari US$25 miliar. Hasilnya mencolok: 90% responden menyatakan organisasinya berencana meningkatkan belanja AI pada 2026.

“Secara keseluruhan, kami semakin optimistis melihat stabilisasi makro dan anggaran pada 2026, serta terdorong oleh cepatnya adopsi awal GenAI,” tulis analis RBC dalam catatan riset mereka seperti dikutip Business Insider.

Lebih dari sekadar rencana, AI kini masuk dapur operasional. Sebanyak 60% CIO menyatakan inisiatif AI di perusahaan mereka sudah masuk tahap produksi—melonjak tajam dari 39% pada tahun sebelumnya. Sementara itu, 32% lainnya menargetkan sistem AI mereka akan beroperasi penuh dalam enam bulan ke depan.

AI Jadi Anggaran Baru, Bukan Pengganti

Temuan lain yang tak kalah penting: AI tidak menggantikan pos belanja lama, melainkan menambah anggaran baru. Sekitar 90% pimpinan teknologi menyatakan perusahaan mereka kini membentuk pos anggaran khusus untuk proyek generative AI dan large language models (LLM), naik dari 85% tahun sebelumnya.

Artinya, AI tidak lagi diposisikan sebagai alat efisiensi semata, melainkan investasi strategis jangka panjang.

Dalam daftar prioritas belanja perangkat lunak, AI kini berada di posisi teratas—melampaui cybersecurity dan IT service management. Dalam jawaban terbuka, para eksekutif berulang kali menyebut AI sebagai area investasi terbesar untuk 2026, sering kali disandingkan dengan peningkatan infrastruktur dan otomatisasi.

Dari Hemat Biaya ke Mesin Pendapatan

Jika pada fase awal AI banyak dijual sebagai alat pemangkasan biaya, kini narasinya berubah. Sebanyak 76% CIO mengatakan strategi AI mereka diarahkan sekaligus untuk efisiensi dan penciptaan pendapatan.

Perubahan ini menandai pergeseran penting: AI tidak lagi dianggap eksperimen teknologi, melainkan mandat kompetitif. Perusahaan yang lambat beradaptasi berisiko tertinggal—bukan karena AI terlalu mahal, melainkan karena tidak menggunakannya.

Kekhawatiran memang masih ada. Isu privasi data tetap menjadi perhatian utama. Namun, berbeda dari setahun lalu, kekhawatiran tersebut tak lagi memperlambat adopsi. AI justru menjadi faktor utama yang mendorong ekspansi anggaran TI menjelang 2026.

Selama sebagian besar 2024 hingga awal 2025, investor mempertanyakan apakah dunia usaha akan benar-benar mengonversi demo AI menjadi belanja riil. Data RBC menunjukkan momen itu akhirnya tiba. AI kini berdiri sejajar dengan listrik dan internet dalam satu hal penting: ia telah menjadi kebutuhan operasional, bukan sekadar simbol inovasi.


Digionary:

● Artificial Intelligence (AI): Teknologi yang memungkinkan mesin meniru kecerdasan manusia
● CIO (Chief Information Officer): Eksekutif puncak yang bertanggung jawab atas strategi TI perusahaan
● Generative AI: AI yang mampu menghasilkan teks, gambar, kode, atau konten lain
● Large Language Model (LLM): Model AI berskala besar yang dilatih dengan data bahasa dalam jumlah masif
● Pilot Project: Proyek percontohan sebelum diterapkan secara penuh
● Production Stage: Tahap ketika sistem digunakan secara aktif dalam operasional bisnis

#ArtificialIntelligence #GenerativeAI #AIBudget #TechSpending #CIO #DigitalTransformation #EnterpriseAI #FutureOfWork #TechInvestment #AIAdoption #ITBudget #BusinessTechnology #AI2026 #CorporateStrategy #Automation #DigitalEconomy #TechTrends #GlobalBusiness #Innovation #EnterpriseTech

Comments are closed.