Maybank catat penurunan penyaluran kredit sebesar 4,75%, ini penyebabnya…

- 26 September 2023 - 19:41
PT Bank Maybank Indonesia Tbk. meluncurkan fasilitas Rekening Dana Nasabah (RDN) Maybank untuk mendukung kegiatan nasabah dalam melakukan trading atau investasi pada instrumen efek/saham.

digitalbank.id – PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) mencatat penurunan penyaluran kredit secara bank only mencapai 4,75%. Kalau pada periode Agustus 2022 mencapai Rp72,29 triliun, maka pada Agustus 2023 bertengger di Rp68,86 triliun.

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria menjelaskan penyebab dari penurunan ini, lantaran debitur kerap melakukan pembayaran kembali alias pelunasan utang (repayment). “Masih banyak nasabah yang melakukan repayment, dari korporasi yang paling besar dengan segmen BUMN, itu yang paling banyak memberikan kontribusi penurunan, salah satunya ada Perkebunan Nusantara yang melakukan pelunasan total, jadi cukup berpengaruh,” ujarnya usai agenda Konferensi Pers Sharia Wealth Management, awal pekan ini (25/9/2023).

Dengan adanya pelunasan kredit dari debitur, artinya total outstanding kredit Maybank menjadi lebih rendah. Hal ini menyebabkan penurunan kredit pada Agustus 2023. Adapun, hingga akhir tahun ini, Maybank berharap kredit tumbuh positif dengan dukungan dari segmen konsumer dan korporasi. “Proyeksi [kredit] tumbuh single digit, tapi kami berharap bisa tumbuh mungkin sekitar 7 persen. [Dengan pendorongnya] masih dari consumer financing atau korporasi,” ungkap Taswin.

Baca Juga: UUS Maybank optimistis pengembangan pasar repo jadi pondasi penting dalam industri perbankan syariah

Selanjutnya Taswin pun menambahkan, baginya korporasi sendiri memberikan efek dilematis tertentu, di mana segmen ini bisa memberikan pertumbuhan besar, tapi juga memberikan penurunan besar apabila melakukan repayment. “Itu aja yang kami khawatirkan selalu, khususnya yang dari sisi BUMN, votalitasnya tinggi sekali dari sisi pembayaran. Sementara dari sisi non-performing loan (NPL) dari korporasi sendiri tidak ada masalah, bagus, rendah sekali,” ucapnya.

Menurutnya, untuk menjaga tingkat rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) di level rendah, tidak hanya menjadi tanggung jawab penanganan risiko kredit saat kredit sudah diberikan, tetapi juga merupakan hasil dari kebijakan yang bijak dalam origination lending, yang mencakup pemilihan segmen dan nasabah yang tepat untuk menerima kredit.

“Jaga NPL tidak bisa di belakang, itu yang akan menentukan dua atau tiga tahun kedepannya akan berubah menjadi NPL atau justru berada dalam kondisi stabil bagus,” tambahnya. Sebagai informasi, PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) meraup laba bersih Rp987,47 miliar pada semester I/2023, tumbuh 43,43 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). 

Ada sejumlah faktor pendorong pertumbuhan laba bank, salah satunya perekonomian di Indonesia masih terus bertumbuh dan secara bertahap kembali ke level pra-pandemi, ditandai dengan iklim bisnis yang membaik serta pergerakan pasar yang stabil Berdasarkan laporan keuangan, Maybank Indonesia memang mencatatkan peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 7,2 persen yoy menjadi Rp3,72 triliun pada semester I/2023.  

Baca Juga: Bos Maybank Indonesia bilang digitalisasi adalah keniscayaan bagi perbankan dan cyber defence jadi kata kunci

Rasio profitabilitas bank pun meningkat. Rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) BNII naik 193 bps menjadi 6,86 persen.  Lalu, rasio imbal balik aset (return-on-asset/ROA) bank naik 40 bps menjadi 1,55 persen.  Dari sisi intermediasi, Maybank Indonesia telah menyalurkan kredit Rp109,97 triliun, naik 2,9 persen yoy seiring dengan berlanjutnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mendorong peningkatan konsumsi dan daya beli masyarakat.  

“Portofolio kredit ritel kami terus bertumbuh seiring dengan membaiknya konsumsi masyarakat, dan segmen SME [small medium enterprise] ritel kami masih dapat mempertahankan momentum pertumbuhannya,” katanya.  Meski begitu, aset konsolidasi bank turun dari Rp167,32 triliun pada Juni 2022 menjadi Rp165,77 triliun pada Juni 2023.  Sementara itu, kualitas aset bank membaik.

Tercatat, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross turun dari 3,52 persen pada Juni 2022 menjadi 3,3 persen pada Juni 2023. Lalu, NPL nett turun dari 2,61 persen pada Juni 2022 menjadi 2,21 pada Juni 2023.  Dari sisi pendanaan, Maybank Indonesia telah meraup total simpanan nasabah Rp110,38 triliun, turun 1,1 persen yoy, disebabkan oleh simpanan dana murah atau current accounts savings accounts (CASA) yang juga turun 2,7 persen yoy. Rasio CASA tercatat sebesar 48,6 persen, dan bank terus menerapkan berbagai strategi untuk mengoptimalkan simpanan berbiaya murah tersebut. ■