Visa Siapkan Konsultan Khusus Stablecoin, Bank Mulai Masuk Babak Baru Pembayaran Digital

- 19 Desember 2025 - 16:39

Visa kian serius menempatkan stablecoin sebagai infrastruktur pembayaran masa depan. Melalui peluncuran Stablecoins Advisory Practice, Visa tidak sekadar menjual teknologi, tetapi menawarkan panduan strategis bagi bank, fintech, dan pelaku usaha untuk memahami, menguji, dan mengintegrasikan stablecoin secara aman, terukur, dan relevan dengan kebutuhan bisnis nyata.


Fokus Utama:

■ Visa membawa stablecoin dari ranah eksperimental ke strategi bisnis perbankan dan korporasi.
■ Stablecoins Advisory Practice menekankan kesiapan bisnis, bukan sekadar adopsi teknologi.
■ Stablecoin diposisikan Visa sebagai infrastruktur pembayaran global generasi berikutnya.


Visa meluncurkan Stablecoins Advisory Practice untuk membantu bank dan bisnis mengintegrasikan stablecoin secara strategis, aman, dan relevan di sistem pembayaran global.


Stablecoin tak lagi diperlakukan sebagai eksperimen pinggiran dunia kripto. Visa, raksasa pembayaran global, kini membawa teknologi ini masuk ke ruang rapat bank dan korporasi. Bukan lewat jargon teknis, melainkan lewat panduan strategis yang membumi—dari kesiapan bisnis hingga implementasi nyata.

Visa resmi meluncurkan Stablecoins Advisory Practice, sebuah layanan konsultasi global yang ditujukan bagi bank, fintech, pedagang, dan pelaku usaha lintas skala. Praktik ini berada di bawah Visa Consulting and Analytics (VCA) dan dirancang sebagai value-added service untuk membantu klien memahami kesesuaian pasar, merancang strategi, hingga mengimplementasikan teknologi stablecoin secara operasional.

Dalam keterangan resminya, Visa menyebut layanan ini mencakup pelatihan stablecoin dan pemantauan tren pasar—termasuk kursus khusus di Visa University—pengembangan strategi dan rencana masuk pasar, pemetaan use case, hingga dukungan teknologi untuk integrasi stablecoin ke sistem pembayaran yang sudah ada.

“Memiliki strategi stablecoin yang komprehensif menjadi krusial di lanskap digital saat ini,” kata Carl Rutstein, Global Head of Visa Consulting and Analytics. “Klien datang ke Visa dan VCA karena mereka mempercayai kemampuan kami dalam menavigasi perubahan, baik di ranah pembayaran maupun di luar itu.”

Yang menarik, praktik ini bukan sekadar konsep di atas kertas. Visa mengungkapkan bahwa Stablecoins Advisory Practice telah aktif selama beberapa bulan terakhir dan menyelesaikan lebih dari 20 proyek di berbagai negara—indikasi bahwa minat institusi terhadap stablecoin telah bergerak dari wacana ke tahap eksekusi.

Salah satu klien Visa, Lauren Morrison, Vice President Payment Products VyStar Credit Union, menilai pendekatan Visa bersifat praktis. “Tim VCA memberikan wawasan yang aplikatif dan rekomendasi yang disesuaikan, membantu kami memahami lanskap stablecoin dan relevansinya bagi anggota kami,” ujarnya.

Pandangan serupa disampaikan Matt Freeman, Senior Vice President Navy Federal Credit Union. Menurutnya, stablecoin berpotensi mempercepat transaksi dan menekan biaya pembayaran. “Dengan dukungan Visa, kami sedang mengevaluasi bagaimana teknologi ini dapat masuk ke strategi kami untuk memberikan nilai nyata bagi 15 juta anggota di seluruh dunia,” katanya.

Dorongan Visa terhadap stablecoin juga tercermin dari pernyataan CEO Visa Ryan McInerney dalam surat tahunannya kepada pemegang saham. Ia menyebut stablecoin sebagai infrastruktur penyelesaian transaksi generasi berikutnya. Peta jalan Visa mencakup kartu yang terhubung dengan stablecoin, penyelesaian transaksi menggunakan stablecoin seperti USDC, hingga uji coba pembayaran lintas negara langsung ke dompet stablecoin.

Langkah ini sejalan dengan tren global. Data Bank for International Settlements menunjukkan nilai transaksi stablecoin global telah melampaui US$8 triliun dalam setahun terakhir, terutama didorong pembayaran lintas negara dan remitansi. Bagi Visa, stablecoin bukan ancaman bagi sistem pembayaran lama, melainkan lapisan baru yang melengkapinya.

Peluncuran layanan ini juga mengikuti strategi Visa sebelumnya. Pada Agustus lalu, perusahaan meluncurkan Cybersecurity Advisory Practice, menegaskan bahwa Visa tak lagi hanya memosisikan diri sebagai jaringan pembayaran, melainkan mitra strategis transformasi digital industri keuangan.


Digionary:

● Advisory Practice: Layanan konsultasi strategis berbasis analisis dan pendampingan implementasi
● Stablecoin: Aset digital yang nilainya dipatok ke mata uang fiat atau aset stabil
● USDC: Stablecoin yang nilainya dipatok ke dolar AS
● Visa Consulting and Analytics: Unit konsultasi dan analitik bisnis milik Visa
● Use Case: Skenario penggunaan teknologi dalam konteks bisnis nyata
● Settlement: Proses penyelesaian akhir transaksi keuangan
● Cross-border Payment: Transaksi pembayaran lintas negara

#Visa #Stablecoin #PembayaranDigital #TransformasiKeuangan #Fintech #PerbankanDigital #Blockchain #USDC #DigitalPayment #FutureOfPayments #KeuanganGlobal #InovasiFinansial #PaymentInfrastructure #CryptoEconomy #FinancialTechnology #BankingInnovation #DigitalEconomy #VisaConsulting #FintechIndonesia #GlobalPayments

Comments are closed.