BFI Finance menggelar public expose 2025 dengan menunjukkan kinerja solid di tengah tekanan ekonomi, ditopang pembiayaan kendaraan sebagai portofolio terbesar dan kualitas aset yang tetap terjaga. Perusahaan menyiapkan target pertumbuhan moderat untuk mempertahankan momentum hingga akhir tahun, sembari mengawasi risiko makro yang masih membayangi industri pembiayaan.
FOKUS UTAMA:
- BFI Finance mempertahankan kinerja stabil dengan laba bersih Rp1,2 triliun hingga September 2025.
- Portofolio didominasi pembiayaan kendaraan, sementara kualitas aset tetap terjaga dengan NPF net 0,26%.
- Perseroan membidik pertumbuhan aset 4% dan pembiayaan 10% hingga akhir 2025.
Dalam lanskap ekonomi yang masih bergerak hati-hati, BFI Finance Indonesia membuka public expose 2025 dengan nada optimistis. Emiten pembiayaan berkode saham BFIN ini menegaskan bahwa mereka memasuki akhir tahun dengan pondasi yang relatif kokoh, sejalan dengan permintaan pembiayaan kendaraan yang kembali pulih di sejumlah kota besar.
Public expose yang digelar secara virtual pada Jumat (28/11) itu dihadiri jajaran direksi, mulai dari Presiden Direktur BFI Finance Sutadi hingga jajaran direktur lain seperti Sudjono, Goklas, Tan Rudy Eddywidjaja, dan Iwan. Materi pemaparan perseroan juga diunggah melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
Portofolio Tetap Didominasi Pembiayaan Kendaraan
Dalam paparannya, BFI Finance menunjukkan bahwa 69% portofolio pembiayaan masih ditopang pembiayaan kendaraan roda empat, baik baru maupun bekas, melalui jaringan dealer. Porsi ini juga mencakup pembiayaan multiguna non-dealer dan modal kerja berbasis agunan BPKB.
Sektor alat berat dan mesin industri mengambil porsi 15%, sementara pembiayaan multiguna non-dealer berbasis BPKB menopang 8%. Pembiayaan berbasis properti dan rumah seken menyumbang 5%, yang sebagian besar berada di kota-kota satelit.
Adapun pembiayaan berbasis akad syariah — mulai dari umroh, pembelian mobil bekas hingga multiguna — mencapai 3%. “Pembiayaan berakad syariah untuk pembiayaan umroh, pembelian mobil bekas, dan pembiayaan multiguna sebesar 3%,” tulis materi tersebut.
Komposisi tersebut sejalan dengan tren industri. Data OJK dan riset Mandiri Institute 2025 menunjukkan bahwa permintaan kendaraan bekas meningkat signifikan dalam dua tahun terakhir, terutama akibat harga kendaraan baru yang terdorong inflasi rantai pasokan global dan melemahnya daya beli kelas menengah.
Laba Stabil di Tengah Dinamika Ekonomi
Per September 2025, perseroan mengantongi laba bersih Rp1,2 triliun. Jumlah piutang yang dikelola mencapai Rp26 triliun, sementara pendapatan berada pada level Rp5 triliun. Total aset kuartal III/2025 tercatat Rp25,4 triliun.
Melalui dokumen pemaparan, manajemen menegaskan bahwa momentum pertumbuhan tetap terjaga. “Di tengah dinamika ekonomi, perusahaan berhasil tumbuh dengan solid lewat peningkatan nilai pembiayaan baru [booking] sebesar 15,2% secara YoY dan 9,9% secara QoQ,” demikian catatan materi tersebut.
Dalam situasi ekonomi global yang masih sensitif terhadap perubahan suku bunga Amerika Serikat dan volatilitas harga komoditas, capaian tersebut menjadi sinyal bahwa segmen pembiayaan konsumer masih menyimpan ruang ekspansi.
Risiko Kredit Terjaga
Menariknya, kualitas pembiayaan BFI Finance tetap kokoh. NPF net berada di level 0,26% dan NPF gross 1,55%, jauh di bawah batas toleransi industri pembiayaan berdasarkan standar OJK. Gearing ratio tercatat di posisi 1,2 kali, menandakan ruang pendanaan yang masih longgar untuk ekspansi.
Tren ini selaras dengan laporan OJK bahwa kualitas aset industri pembiayaan nasional membaik sepanjang 2025, seiring penyempurnaan analisis kredit dan penetrasi digital scoring di beberapa perusahaan besar.
Target Akhir Tahun: Moderat tapi Terukur
Menjelang penutupan tahun, BFI Finance menargetkan:
– Pertumbuhan aset sekitar 4% YoY
– Kenaikan penyaluran pembiayaan 10%
– Pertumbuhan ekuitas 7% YoY
– NPF gross di bawah 2%
– NPF coverage sekitar 2 kali
– Gearing ratio 1,3 kali
– Rasio dividen hingga 50%
Secara keseluruhan, strategi perseroan tampak lebih mengutamakan stabilitas ketimbang agresivitas. Dengan tekanan eksternal yang masih mungkin berubah cepat, pendekatan berhati-hati terlihat menjadi pilihan rasional bagi BFI Finance untuk mempertahankan konsistensi kinerja.
BFI Finance mengungkap kinerja stabil dalam public expose 2025, dengan laba Rp1,2 triliun, kualitas kredit sehat, dan fokus pembiayaan kendaraan. Simak strategi lengkap dan target pertumbuhan BFIN hingga akhir tahun.
DIGIONARY:
● akad syariah: perjanjian pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
● agunan: aset yang dijaminkan untuk memperoleh pembiayaan
● BPKB: bukti pemilik kendaraan bermotor, sering digunakan sebagai agunan
● gearing ratio: rasio utang terhadap ekuitas perusahaan
● gross npf: total kredit bermasalah sebelum dikurangi pencadangan
● multiguna: jenis pembiayaan untuk berbagai kebutuhan konsumen
● non dealer: pembiayaan yang tidak melalui jaringan dealer kendaraan
● npf: non performing financing, rasio pembiayaan bermasalah
● piutang pembiayaan: jumlah tagihan perusahaan kepada debitur
● public expose: pemaparan kinerja dan strategi perusahaan kepada publik
● syariah financing: pembiayaan berbasis prinsip syariah
● yoy (year on year): perbandingan kinerja dengan periode sama tahun sebelumnya
#bfinance #bfin #pembiayaankendaraan #pembiayaanmultiguna #publicexpose2025 #lapanganusaha #pembiayaanmobil #keuanganindonesia #ojk #pasarmodal #lababfin #industriotomotif #asetperusahaan #ekonominasional #investasiindonesia #laporankeuangan #risikokredit #pembiayaansyariah #kendaraanbekas #beritafinansial
