Visa, raksasa pembayaran global, mengidentifikasi stablecoin sebagai tulang punggung revolusi sektor pinjaman/kredit. Laporan terbaru Visa mengungkapkan volume pinjaman berbasis stablecoin telah menembus US$670 miliar dalam lima tahun terakhir, dengan US$51,7 miliar tercatat hanya di bulan Agustus 2025. Ledakan ini menandai lahirnya “ruang penjaman baru” yang beroperasi 24/7, otomatis, dan terbuka bagi siapa saja dengan akses internet, mengganggu model keuangan tradisional.
Fokus Utama:
1. Ledakan Pinjaman On-Chain: Stablecoin menjadi infrastruktur kunci bagi pasar pinjaman on-chain yang tumbuh pesat, dengan volume transaksi mencapai ratusan miliar dolar.
2. Revolusi Efisiensi dan Akses: Teknologi smart contract dan stablecoin menciptakan pasar kredit global yang tidak pernah tutup, dengan penyelesaian hampir instan dan tarif transparan.
3. Visi Masa Depan dan Strategi Visa: Visa memproyeksikan masa depan di mana aset tradisional yang ditokenisasi dan identitas on-chain akan membuka bentuk kredit yang lebih inklusif, sambil aktif membangun ekosistem melalui layanan konsultasinya.
Laporan terobosan dari Visa ungkap fakta mengejutkan: pinjaman berbasis stablecoin telah capai US$670 miliar. Simak bagaimana aset digital ini menciptakan pasar kredit global yang tak pernah tidur dan mengubah wajah keuangan tradisional.
Dalam lanskap keuangan yang terus berubah, Visa—salah satu nama paling terpercaya di industri—kini mempercayakan stablecoin sebagai motor penggerak sebuah revolusi diam-diam di sektor pinjaman. Laporan riset teranyar yang dirilis perusahaan pada pertengahan Oktober 2025 ini tampakbya bukan sekadar wacana, melainkan didukung oleh data yang mencengangkan dimana total pinjaman yang dinominalkan dalam stablecoin telah membukukan angka US$670 miliar dalam lima tahun terakhir. Pada Agustus 2025 saja, angkanya mencapai US$51,7 miliar—sebuah pertanda bahwa tren ini sedang berada dalam laju eksponensial.
“Peminjaman on-chain menata ulang layanan keuangan dengan menggunakan smart contract untuk mengotomatisasi dan memfasilitasi intermediasi, menggantikan institusi tradisional,” bunyi laporan Visa tersebut, seperti dikutip PYMNTS.
“Ketika dipadukan dengan stablecoin, produk-produk ini memungkinkan cara baru untuk meminjamkan dan meminjam dengan eksekusi otomatis, penyelesaian hampir instan, dan arus modal tanpa batas—pada dasarnya menciptakan pasar kredit global yang tidak pernah tutup.”
Apa sebenarnya yang ditawarkan oleh sistem baru ini sehingga begitu memikat? Intinya terletak pada efisiensi dan inklusivitas. Sistem on-chain memanfaatkan smart contract untuk menyesuaikan suku bunga secara real-time berdasarkan hukum supply and demand. Hasilnya adalah pasar kredit global yang berjalan otomatis, menawarkan pricing yang transparan, dan yang terpenting, terbuka bagi siapa pun yang memiliki koneksi internet.
Dalam laporannya, Visa menekankan bahwa stablecoin memberikan “stabilitas bernominal mata uang fiat” yang sangat dibutuhkan dalam transaksi semacam ini.
Ledakan ini juga menandai kebangkitan kembali aset digital setelah melewati masa sulit “crypto winter” sekitar tiga tahun lalu. Visa, melalui CEO-nya Ryan McInerney, tidak hanya menjadi pengamat. Dalam konferensi call pendapatan pada 29 Juli lalu, McInerney menyatakan komitmen perusahaan di bidang ini.
“Kami sedang menjalankan piloting dan bermitra dengan perusahaan-perusahaan stablecoin sambil membangun stablecoin settlement stack kami. Kami bekerja untuk merampingkan operasi treasury, meningkatkan manajemen likuiditas, dan memungkinkan transaksi lintas batas yang cepat dan paling hemat biaya,” papar McInerney.
“Kami juga membantu bank menerbitkan stablecoin mereka sendiri dan mewujudkan manfaat dari uang yang dapat diprogram. Masih banyak lagi yang akan datang di ruang ini,” lanjutnya.
Melihat ke depan satu dekade, Visa memiliki visi yang lebih ambisius. Perusahaan memproyeksikan bahwa aset tradisional yang ditokenisasi—seperti properti atau surat berharga—akan membuka kolateral dalam skala yang belum pernah terbayangkan.
Kolateral berbasis kripto juga diprediksi akan mendorong bentuk-bentuk program kredit yang benar-benar baru. Yang paling revolusioner, identitas on-chain diharapkan dapat memungkinkan pinjaman tanpa agunan (undercollateralized lending) dalam skala besar, sesuatu yang menjadi tantangan terbesar di dunia keuangan tradisional.
Untuk membantu organisasi memanfaatkan peluang ini, Visa tidak hanya memberikan analisis. Mereka telah meluncurkan layanan konsultasi dan implementasi yang mencakup analisis pasar, strategi keuangan on-chain, dan strategi penitipan aset (custody). Langkah ini menegaskan posisi Visa tidak hanya sebagai penyedia infrastruktur, tetapi juga sebagai pemandu dalam transisi menuju ekosistem keuangan yang lebih terdesentralisasi.
“Seiring keuangan on-chain berevolusi untuk melayani lebih banyak use case keuangan tradisional, Visa berkomitmen untuk membantu mitra kami menavigasi transformasi ini dan merebut peluang yang ditawarkannya,” tegas perusahaan dalam laporannya.
Dengan langkah strategis dan data yang solid, laporan Visa ini bukan sekadar pengamatan, melainkan sebuah pernyataan: revolusi kredit global telah dimulai, dan arus utamanya semakin deras.
Digionary:
· Aset Digital (Digital Asset): Aset dalam bentuk digital yang memiliki nilai, contohnya cryptocurrency, token, atau stablecoin.
· Crypto Winter: Periode panjang penurunan harga dan sentiment negatif yang berkepanjangan di pasar cryptocurrency.
· Peminjaman On-Chain (On-Chain Lending): Aktivitas meminjamkan dan meminjam aset kripto yang terjadi secara langsung di blockchain, menggunakan smart contract, tanpa perantara bank.
· Stablecoin: Jenis cryptocurrency yang nilainya dipatok (peg) pada aset stabil seperti mata uang fiat (contohnya US Dollar) atau emas, untuk meminimalkan volatilitas harga.
· Smart Contract: Kontrak digital yang dieksekusi secara otomatis ketika kondisi yang telah ditentukan dalam kode terpenuhi, tanpa memerlukan pihak ketiga.
· Tokenisasi (Tokenization): Proses mengonversi hak kepemilikan atas aset fisik atau digital menjadi token digital yang dapat diperdagangkan di blockchain.
· Undercollateralized Lending: Jenis pinjaman di mana nilai pinjaman yang diberikan lebih besar daripada nilai jaminan (collateral) yang diserahkan peminjam.
#Visa #Stablecoin #Fintech #Blockchain #EkonomiDigital #Kripto #RevolusiFinansial #TeknologiFinansial #FinansialMasaDepan #PeminjamanDigital #BankDigital #AsetDigital #DeFi #Crypto #InvestasiDigital #InovasiFinansial #BankIndonesia #OtoritasJasaKeuangan #P2PLending #GlobalEconomy
