Bank-bank Himbara—BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI—serentak menaikkan bunga deposito dolar AS menjadi 4% per tahun, melonjak tajam dari sebelumnya hanya 0,20%–2,5%. Langkah ini diproyeksikan memperkuat likuiditas perbankan nasional, menarik dana valas kembali ke dalam negeri, serta meningkatkan daya saing Indonesia di tengah ketidakpastian pasar global. Pemerintah juga tengah menyiapkan insentif agar investor domestik tak lagi menaruh dolar mereka di luar negeri.
Fokus Utama:
1. Strategi Himbara – Suku bunga deposito dolar AS naik ke 4% untuk menarik dana ritel dan institusi, domestik maupun internasional.
2. Dukungan Pemerintah – Menkeu menyiapkan insentif agar dolar milik investor Indonesia kembali masuk ke dalam negeri.
3. Dampak Makro – Kenaikan bunga valas diharapkan memperkuat stabilitas likuiditas, portofolio investasi, serta posisi Indonesia di pasar keuangan global.
Bank Himbara menaikkan bunga deposito dolar AS menjadi 4% untuk menarik investor domestik dan global. Langkah ini diproyeksikan memperkuat likuiditas perbankan Indonesia di tengah ketidakpastian global.
Indonesia bersiap menancapkan magnet baru di pasar keuangan internasional. Lima bank Himbara—BRI, BNI, Bank Mandiri, BTN, dan Bank Syariah Indonesia (BSI)—serentak menaikkan bunga deposito dolar AS menjadi 4% per tahun, berlaku untuk semua tenor dan tiering nominal simpanan.
Kebijakan ini menandai lonjakan signifikan dari suku bunga sebelumnya yang hanya berkisar 0,20%–2,5%. BNI dan Mandiri menyebut bunga baru mulai efektif 5 November 2025, sementara bank lainnya sudah mempublikasikan ketentuan di situs resmi mereka.
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menyebut kenaikan bunga valas ini dirancang untuk menarik investor ritel maupun institusi. “Dengan tingkat bunga yang lebih menarik, BRI membuka peluang bagi investor untuk memperoleh imbal hasil optimal sembari mengakses stabilitas sistem keuangan Indonesia yang terus berkembang,” ujar Hery, Rabu (24/9/2025).
Senada, Direktur Utama BNI, Putrama Wahju Setyawan, menegaskan langkah ini sebagai strategi repatriasi dana valas. “Fokus kami adalah memberikan imbal hasil yang atraktif agar dana valas bisa lebih banyak terserap di dalam negeri,” katanya.
Dari BTN, Direktur Utama Nixon LP Napitupulu menyebut kebijakan itu bukan hanya soal daya tarik investasi, melainkan juga memperkuat likuiditas nasional. “Kami ingin memastikan bahwa produk valas BTN tetap kompetitif… penempatan tersebut bukan hanya instrumen aman tapi juga memperkuat sektor keuangan Indonesia,” tegasnya.
Sementara Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menambahkan kebijakan serupa diimplementasikan dengan mekanisme nisbah 45% bagi nasabah syariah. “Tambahan DPK dalam denominasi dolar AS akan memperkuat likuiditas valas BSI,” jelasnya. Ia menekankan kebutuhan valas BSI cukup besar, terutama dari transaksi haji, umrah, hingga layanan remitansi dari 14 negara.
Strategi Pemerintah
Dukungan terhadap langkah Himbara juga datang dari pemerintah. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan sedang mengkaji insentif agar investor domestik tidak lagi menaruh dolar mereka di luar negeri. “Bagaimana menarik uang-uang dolar yang orang suka taruh di luar balik ke sini… kalau saya lihat rencananya cukup bagus sekali, jadi kemungkinan bisa dijalankan dalam waktu satu bulan ke depan,” kata Purbaya usai rapat terbatas dengan Presiden Prabowo.
Data Bank Indonesia menunjukkan, dana milik investor Indonesia yang tersimpan di luar negeri mencapai puluhan miliar dolar setiap bulan, dengan arus besar mengalir ke Singapura dan negara ASEAN lainnya. Dengan bunga valas lokal yang lebih tinggi, pemerintah berharap investor tak perlu lagi mencari instrumen simpanan di luar negeri.
Kebijakan Himbara ini muncul di tengah dinamika global. Federal Reserve AS masih mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25%–5,50%, sementara banyak negara emerging markets menyesuaikan kebijakan moneter untuk menjaga aliran modal.
Bagi Indonesia, menaikkan bunga deposito dolar tidak hanya soal menjaga stabilitas likuiditas perbankan, tetapi juga mengirim sinyal bahwa sektor keuangan domestik siap bersaing dengan pasar global.
Digionary:
● BSI (Bank Syariah Indonesia) – Bank hasil merger tiga bank syariah BUMN, bagian dari Himbara.
● Dana Pihak Ketiga (DPK) – Dana yang dihimpun bank dari masyarakat dalam bentuk simpanan.
● Deposito Valas – Simpanan berjangka bank dalam mata uang asing, khususnya dolar AS.
● Himbara – Himpunan Bank Milik Negara: BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI.
● Likuiditas – Kemampuan bank memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aset lancar yang dimiliki.
● Nisbah – Skema bagi hasil antara bank syariah dan nasabah sesuai prinsip syariah.
● Repatriasi Dana – Pemulangan dana yang disimpan di luar negeri ke dalam negeri.
● Suku Bunga Acuan – Tingkat bunga yang ditetapkan bank sentral, menjadi referensi bagi perbankan.
● Tenor – Jangka waktu penyimpanan dana atau pinjaman.
● Valuta Asing (Valas) – Mata uang asing yang diperdagangkan dan digunakan dalam transaksi internasional.
#BankHimbara #DepositoDolar #BRI #BNI #BankMandiri #BTN #BSI #LikuiditasPerbankan #InvestorGlobal #InvestasiValas #Deposito4Persen #EkonomiIndonesia #StabilitasFinansial #PasarGlobal #ValutaAsing #RepatriasiDana #Menkeu #Prabowo #SukuBungaDeposito
