Dari Kiriman Uang ke Usaha Mandiri — Bank Mandiri Bekali 125 PMI di Kuala Lumpur

- 19 September 2025 - 15:21

Bank Mandiri mendorong transformasi Pekerja Migran Indonesia (PMI) bukan hanya sebagai penyumbang devisa, tetapi sebagai pelaku usaha mandiri. Lewat program Mandiri Sahabatku pada 2 Agustus, lebih dari 125 PMI mendapatkan pelatihan kewirausahaan, literasi keuangan, dan akses layanan perbankan digital — upaya yang ditempatkan dalam konteks kenaikan remitansi nasional dan strategi inklusi keuangan.


Fokus Utama:

  1. Peningkatan kapasitas PMI lewat pelatihan kewirausahaan, digital marketing, dan peluang bisnis logistik.
  2. Memperluas inklusi keuangan cross-border melalui MandiriRemit dan fitur Livin’ by Mandiri untuk diaspora.
  3. Sinergi publik-swasta (Bank Mandiri — KBRI/KemenP2MI) sebagai model pemberdayaan berbasis remittance economy.

Bank Mandiri memperkuat program Mandiri Sahabatku di Kuala Lumpur: literasi keuangan, pelatihan e-commerce, dan akses remitansi digital untuk membantu PMI pulang sebagai pengusaha mandiri — relevan di tengah remitansi Indonesia 2024 yang mencapai sekitar US$16 miliar.


Program Mandiri Sahabatku yang digelar Bank Mandiri di Menara Liberty — IEG Campus, Kuala Lumpur, adalah contoh nyata bagaimana bank nasional mengubah pendekatan terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI): dari layanan transaksi menjadi program pemberdayaan ekonomi. Acara pada Sabtu (2/8) itu dihadiri lebih dari 125 PMI yang bekerja di pabrik, perkebunan, konstruksi, hingga jasa rumah tangga — kelompok yang selama ini menjadi tulang punggung transfer devisa keluarga di Indonesia.

Senior Vice President Government Project Bank Mandiri, Hendrianto Setiawan, menegaskan tujuan program: membekali PMI dengan entrepreneur mindset dan kemampuan praktis agar pulang bukan sekadar membawa uang, tetapi juga kemampuan menjalankan usaha. “Melalui Mandiri Sahabatku, kami ingin memastikan bahwa para PMI tidak hanya mengirimkan devisa ke Tanah Air, tetapi juga pulang dengan bekal keterampilan dan mindset wirausaha yang kuat. Ini adalah bagian dari komitmen berkelanjutan Bank Mandiri dalam mendukung transformasi ekonomi masyarakat secara inklusif,” ujar Hendrianto.

Materi yang diberikan menyasar tiga pilar utama: literasi keuangan, kewirausahaan praktis, dan pemasaran digital. Bank Mandiri menggelar sesi Entrepreneur Mindset, diikuti pelatihan Digital Marketing & E-Commerce oleh Ariq Syahputra (praktisi dan pelatih Tokopedia & TikTok Shop), serta paparan peluang bisnis logistik oleh Suhartono dari TIKI. Di sisi layanan keuangan, Fitri Wahyu Adihartati, Presiden Direktur Mandiri International Remittance (MIR) Malaysia, memaparkan fitur MandiriRemit — aplikasi remitansi yang memungkinkan pengiriman langsung ke rekening Bank Mandiri di Indonesia dengan proses lebih cepat dan biaya efisien.

Konteksnya tak bisa dipisahkan dari gambaran makro: remitansi dari PMI ke Indonesia menunjukkan peranan ekonomi yang signifikan. Bank Indonesia dan instansi terkait melaporkan nilai remitansi yang meningkat—pada 2024 remitansi tercatat berada di kisaran US$15,7–16,0 miliar (sekitar Rp253 triliun), angka yang memperlihatkan kontribusi nyata PMI terhadap ketahanan ekonomi domestik. Tren global juga menunjuk ke arah kenaikan aliran remitansi pada 2024 sebagai respons pemulihan ekonomi regional, sehingga penguatan layanan remitansi digital menjadi lebih relevan.

Bank Mandiri melengkapi program ini dengan inisiatif Livin’ Around The World (LATW) — rangkaian layanan Livin’ by Mandiri untuk diaspora. Fitur yang dipromosikan mencakup kemudahan pembukaan rekening dengan SIM lokal, transaksi harian lintas negara, hingga akses produk investasi. Ada pula insentif: reward pendaftaran nasabah baru hingga Rp500.000, sebuah upaya menarik adopsi layanan digital dari kalangan pekerja migran.

Kerja sama ini mendapat sambutan dari Duta Besar RI untuk Malaysia, Dato Indera Hermono, yang menyatakan apresiasi atas sinergi antara Bank Mandiri dan KBRI Kuala Lumpur. “Sinergi ini penting untuk memastikan para PMI punya bekal ekonomi saat kembali ke Tanah Air,” ujarnya dalam pembukaan acara. Pernyataan ini menekankan dimensi diplomasi ekonomi: pemberdayaan warga negara di luar negeri menjadi bagian strategi pembangunan nasional.

Secara kuantitatif, data penempatan dan perlindungan PMI terbaru menunjukkan besarnya gerakan tenaga kerja. Pada 2024, total layanan penempatan tercatat hampir 300 ribu layanan (297.434), menandakan mobilitas tenaga kerja yang tinggi dan kebutuhan intervensi program peningkatan kapasitas seperti ini. Sementara estimasi populasi warga Indonesia di Malaysia bervariasi — sumber diplomatik lokal memperkirakan sekitar 1,5 juta warga Indonesia (termasuk yang terdokumentasi dan tidak), menunjukkan konsentrasi diaspora yang masih besar di negeri jiran. Kedua indikator ini memperkuat urgensi program pemberdayaan lintas batas.

Mandiri menyatakan program Mandiri Sahabatku akan dilanjutkan dan diperluas ke negara penempatan PMI lain, sebagai bagian dari komitmen jangka panjang terhadap inklusi keuangan, digitalisasi layanan perbankan, dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Bagi para peserta, manfaatnya bersifat ganda: efisiensi biaya transaksi lewat kanal digital dan pengetahuan praktis untuk mencipta usaha setelah kembali ke Indonesia — sebuah pendekatan yang menempatkan remitansi sebagai modal produktif, bukan sekadar konsumsi.

Data & Fakta Singkat:

  • Remitansi PMI ke Indonesia 2024: sekitar US$15,7–16,0 miliar (setara ±Rp253 triliun).
  • Penempatan layanan PMI 2024: 297.434 layanan penempatan (BP2MI).
  • Estimasi warga Indonesia di Malaysia (2025, perkiraan diplomatik): sekitar 1,5 juta.
  • Tren global remitansi: peningkatan aliran remitansi ke negara berkembang pada 2024, memperlihatkan pemulihan pasca-pandemi.

Digionary:

Asta Cita: Program prioritas pembangunan nasional yang memuat strategi peningkatan daya saing tenaga kerja.
Diaspora: Warga negara yang tinggal dan bekerja di luar negeri.
ESG: Singkatan Environmental, Social, Governance — kriteria tata kelola perusahaan berkelanjutan.
Inklusi keuangan: Upaya membuka akses layanan keuangan formal bagi semua lapisan masyarakat.
LatW (Livin’ Around The World): Inisiatif Livin’ by Mandiri untuk mempermudah layanan perbankan bagi nasabah diaspora.
Livin’ by Mandiri: Aplikasi perbankan digital Bank Mandiri.
MandiriRemit / MIR: Layanan remitansi digital Mandiri untuk pengiriman uang internasional ke Indonesia.
PMI: Pekerja Migran Indonesia, warga negara yang bekerja di luar negeri.
Remitansi: Aliran uang yang dikirimkan pekerja migran ke negara asal.
SDGs: Sustainable Development Goals — 17 tujuan pembangunan berkelanjutan PBB.

#BankMandiri #MandiriSahabatku #PMI #Remitansi #MandiriRemit #LivinByMandiri #InklusiKeuangan #DigitalBanking #WirausahaPMI #DiasporaIndonesia #LiterasiKeuangan #Ecommerce #DigitalMarketing #Logistik #KBRI #BP2MI #PemberdayaanEkonomi #ESG #SDGs #EkonomiKerakyatan

Comments are closed.