Tak mau menunggu, Gen Z dan Alpha desak bank beri layanan pembayaran instan

- 1 Juni 2025 - 17:29

Generasi muda digital-native, khususnya Gen Z dan Gen Alpha, menuntut layanan pembayaran instan dari institusi keuangan. Mereka mengedepankan kecepatan dan kenyamanan sebagai prinsip utama dalam mengelola keuangan digital. Tren ini menuntut perbankan untuk bertransformasi, menyediakan transaksi real-time yang memungkinkan pengalaman finansial menyeluruh, sekaligus membuka peluang bagi bank mengembangkan produk seperti perencanaan keuangan dan pinjaman yang terintegrasi dalam ekosistem digital.


Fokus utama:

  1. Gen Z dan Gen Alpha menuntut pembayaran instan dan konfirmasi transaksi real-time.
  2. Digital wallet dan bank harus terintegrasi untuk memberikan pengalaman finansial yang seamless.
  3. Bank dapat memanfaatkan tren ini untuk cross-selling layanan keuangan dan meningkatkan loyalitas nasabah muda.

Dalam era serba cepat, generasi muda digital-native—Gen Z dan Gen Alpha—menolak menunggu. Mereka mengadopsi filosofi “langsung lakukan sekarang atau jangan sama sekali,” yang langsung berimbas pada ekspektasi terhadap layanan perbankan: pembayaran instan dan konfirmasi transaksi seketika menjadi sebuah keharusan. Jika sebelumnya bank masih bisa mengandalkan proses pembayaran yang memakan waktu beberapa jam atau hari, kini paradigma tersebut sudah tidak relevan lagi bagi kelompok pelanggan ini.

Elena Casal, Chief Client Officer The Clearing House (TCH), menyatakan dalam wawancara dengan PYMNTS, “Mereka adalah digital-first, dan memiliki filosofi ‘Mari lakukan sekarang, atau tidak sama sekali.’ Tidak ada istilah ‘nanti.” Bagi mereka, transaksi pembayaran bukan sekadar rutinitas, melainkan pengalaman yang harus selesai saat itu juga agar bisa segera beralih ke aktivitas berikutnya.

Permintaan pembayaran instan bukan hanya soal kecepatan. Ini berkaitan erat dengan kebutuhan visibilitas real-time atas saldo dan pergerakan dana, yang membantu mereka mengelola anggaran digital atau “digital checkbook” secara transparan dan akurat. Dengan adanya integrasi antara dompet digital (digital wallet) dan rekening bank, pengguna dapat langsung melihat dana masuk dan keluar tanpa jeda, sehingga memudahkan pengaturan keuangan sehari-hari.

Menurut data TCH, dalam satu tahun terakhir tercatat lebih dari 83 juta transaksi pembayaran instan melalui dompet digital ke rekening bank. “Digital wallet menghilangkan hambatan dalam pergerakan uang, membuat proses menjadi seamless,” jelas Casal. Pengelolaan uang seperti ini memberikan fondasi bagi perencanaan keuangan yang lebih efektif, apalagi bagi generasi yang tumbuh bersama teknologi.

Seiring Gen Z dan Gen Alpha mulai merambah ke dunia kerja, baik sebagai pekerja lepas, konsultan, maupun pelaku ekonomi gig, kebutuhan mereka akan layanan finansial yang dapat diakses 24/7 semakin besar. Pembayaran instan bukan hanya soal transaksi, tapi bagian dari pengalaman finansial menyeluruh yang mendukung pengelolaan bisnis dan kehidupan pribadi.

Bank dan institusi keuangan memiliki peluang besar untuk menawarkan produk dan layanan tambahan yang terintegrasi, seperti pinjaman personal, tabungan, investasi, hingga edukasi finansial yang disesuaikan. Casal menegaskan, “Mereka ingin institusi keuangan menyelesaikan semua kebutuhan dalam satu platform, tanpa harus bolak-balik antara banyak aplikasi.”

Menyesuaikan diri dengan ekspektasi generasi digital-native ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal membangun loyalitas jangka panjang. Generasi ini masih memiliki puluhan tahun perjalanan finansial di depan mata—mulai dari membuka rekening pertama, mengajukan KPR, menyiapkan dana pendidikan, hingga memulai bisnis.

Menurut laporan terbaru McKinsey & Company (2024), adopsi pembayaran instan di kalangan milenial dan Gen Z meningkat hingga 45% dalam tiga tahun terakhir di pasar global, termasuk Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, Bank Indonesia mencatat bahwa transaksi digital dan non-tunai meningkat lebih dari 70% selama pandemi, menandakan pergeseran perilaku konsumen yang signifikan.

Selain itu, survei dari Deloitte (2025) menunjukkan 78% responden Gen Z dan Alpha menganggap konfirmasi pembayaran instan sebagai fitur utama dalam memilih bank atau layanan keuangan digital. Ini menegaskan bahwa kecepatan dan transparansi menjadi faktor penentu loyalitas dan retensi pelanggan muda.

Meski tren ini menjanjikan, tidak semua institusi keuangan siap menghadapi tuntutan infrastruktur teknologi yang canggih dan biaya tinggi untuk mendukung pembayaran instan secara 24/7. Risiko keamanan dan penipuan juga menjadi tantangan serius yang harus diantisipasi dengan teknologi canggih seperti AI dan machine learning.

Namun, institusi yang mampu beradaptasi dan menawarkan pengalaman digital seamless berpotensi menjadi pemenang jangka panjang, mengingat daya beli dan masa depan finansial generasi muda sangat besar.

Pembayaran instan bukan lagi kemewahan, tapi kebutuhan utama generasi digital-native. Bank yang mampu mengakomodasi kecepatan, transparansi, dan integrasi layanan akan mengukuhkan posisinya dalam ekosistem finansial masa depan. Dengan menyadari karakteristik dan kebutuhan Gen Z serta Gen Alpha, institusi keuangan dapat merancang strategi yang relevan dan berkelanjutan. ■

Digionary:

● Digital-native: Generasi yang tumbuh dengan teknologi digital sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
● Pembayaran instan (Instant Payment): Transaksi keuangan yang selesai dalam hitungan detik tanpa penundaan.
● Digital wallet (Dompet digital): Aplikasi atau platform yang menyimpan dana secara elektronik dan memungkinkan transaksi tanpa uang tunai.
● Cross-selling: Strategi penjualan menawarkan produk atau layanan tambahan kepada pelanggan yang sudah ada.
● Ekonomi gig (Gig economy): Sistem ekonomi yang berfokus pada pekerjaan jangka pendek, proyek, atau freelance daripada pekerjaan tetap.
● Manajemen keuangan digital: Pengelolaan keuangan yang dilakukan secara online dengan menggunakan teknologi dan aplikasi digital.
● Real-time visibility: Kemampuan untuk melihat informasi transaksi atau saldo secara langsung tanpa jeda waktu.
● Fintech: Perusahaan yang menggabungkan teknologi dengan layanan keuangan.

Comments are closed.