
Sebanyak 42% konsumen di Amerika Serikat kini menggunakan kartu virtual untuk transaksi online. Laporan terbaru menunjukkan bahwa adopsi kartu virtual semakin cepat, dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran terkait penipuan dan kemudahan penggunaan. Generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial, menjadi pengadopsi utama, dengan adopsi yang terus berkembang seiring dengan semakin banyaknya penyedia layanan yang menawarkan kemudahan dan edukasi.
Fokus Utama:
- Kartu virtual menawarkan perlindungan lebih terhadap informasi kartu fisik pengguna, terutama dalam transaksi online yang rentan terhadap penipuan. Menurut survei terbaru, setengah dari konsumen yang pernah menjadi korban penipuan kini memilih menggunakan kartu virtual untuk berbelanja.
- Generasi Z dan milenial menjadi kelompok yang paling cepat mengadopsi kartu virtual, dengan lebih dari 70% dari mereka menggunakannya dalam transaksi digital. Keinginan untuk lebih mengontrol pengeluaran dan meningkatkan keamanan menjadi alasan utama.
- Dengan semakin populernya dompet digital, adopsi kartu virtual pun semakin meluas. Survei menunjukkan bahwa 65% konsumen berencana menggunakan kartu virtual lebih sering dalam 12 bulan ke depan, seiring dengan meningkatnya penawaran edukasi dari penyedia layanan.
Di era digital yang serba cepat, kartu virtual telah merevolusi cara kita bertransaksi. Tidak hanya memberi kenyamanan, kartu virtual juga menawarkan lapisan keamanan tambahan bagi konsumen yang khawatir dengan risiko penipuan online. Laporan yang disusun oleh PYMNTS Intelligence bekerja sama dengan Elan Financial Services mengungkapkan bahwa lebih dari 42% konsumen di Amerika Serikat kini memilih kartu virtual saat berbelanja online.
Adopsi teknologi ini semakin meningkat, dengan 65% responden dalam survei tersebut mengungkapkan niat untuk menggunakan kartu virtual lebih sering dalam setahun mendatang. Ini menandakan bahwa kartu virtual bukan lagi sekadar tren, melainkan sebuah kebutuhan yang semakin dirasakan oleh konsumen yang mengutamakan keamanan dan kecepatan dalam transaksi.
Dalam penelitian ini, yang melibatkan 2.516 responden dari berbagai demografi, ditemukan bahwa konsumen yang sering mengalami penipuan menggunakan kartu virtual lebih banyak daripada rata-rata, yaitu 50%. Hal ini menunjukkan bahwa kekhawatiran terhadap penipuan digital menjadi pendorong utama bagi konsumen untuk beralih ke solusi yang lebih aman ini.
Lebih menarik lagi, generasi muda—terutama Gen Z dan milenial—memimpin tren ini, dengan lebih dari 70% dari mereka sudah terbiasa menggunakan kartu virtual. Bagi mereka, kemudahan penggunaan dan kontrol penuh atas pengeluaran menjadi alasan utama mengapa kartu virtual lebih disukai. Meski demikian, semakin banyak konsumen dari berbagai kelompok usia yang mulai tertarik, asalkan mereka mendapatkan edukasi yang tepat tentang cara menggunakan dan manfaat kartu virtual.
Penyedia layanan keuangan diharapkan semakin meningkatkan edukasi kepada pengguna, agar mereka lebih percaya diri dalam menggunakan kartu virtual. Terlebih, dengan semakin maraknya transaksi digital, penting bagi konsumen untuk memahami cara melindungi informasi pribadi mereka di dunia maya.
Dengan segala keunggulan yang ditawarkannya, kartu virtual berpotensi menggantikan kartu fisik dalam banyak transaksi online. Tren ini diprediksi akan semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi digital yang terus bergerak maju. ■