
Gelombang adopsi kecerdasan buatan (AI) kini menyapu seluruh sektor bisnis di Indonesia, namun divisi sumber daya manusia (HRD) justru menjadi unit paling depan dalam mengintegrasikan teknologi ini. Tugas-tugas administratif yang repetitif, seperti pengelolaan izin pegawai, jadi ladang empuk bagi implementasi AI. Di saat IT mendapat investasi terbesar, HRD bergerak lebih cepat dalam pemanfaatan praktis. Laporan IBM menyoroti kesiapan bisnis Indonesia menghadapi transformasi ini, namun juga memperingatkan pentingnya peningkatan kapasitas SDM agar tetap relevan di tengah percepatan teknologi.
Fokus utama:
- Divisi HRD memimpin adopsi AI di perusahaan Indonesia karena sifat pekerjaannya yang repetitif.
- Mayoritas bisnis di Indonesia sudah siap mengadopsi AI, namun tantangan terbesar adalah kesiapan SDM.
- Perusahaan dan pekerja harus bersinergi dalam menciptakan nilai baru agar tetap relevan di era digital.
Kecerdasan buatan (AI) tidak lagi sekadar wacana masa depan. Di Indonesia, teknologi ini kini menjadi kenyataan yang mengubah cara perusahaan beroperasi. Namun menariknya, bukan divisi teknologi atau inovasi yang pertama mengadopsi AI. Justru divisi sumber daya manusia (SDM) atau HRD menjadi garda terdepan dalam pemanfaatan AI di korporasi tanah air.
Laporan Business Leader Insights: Unlocking Indonesia’s Economic Potential for Future Prosperity yang dirilis IBM menunjukkan bahwa meskipun bagian IT menyerap investasi AI terbesar, HRD adalah unit yang paling cepat dan paling awal menerapkannya dalam praktik kerja. Alasannya sederhana namun krusial: banyak tugas HRD bersifat repetitif dan administratif, seperti menjawab pertanyaan soal cuti, izin, hingga pengajuan reimbursement pegawai. Ini adalah pekerjaan yang sangat cocok diotomatisasi.
“Ini cukup menarik karena di banyak wilayah Asia Tenggara, HRD biasanya yang pertama mengadopsi AI. Karena pekerjaan yang dilakukan berulang,” kata Catherine Lian, General Manager & Technology Leader IBM untuk kawasan ASEAN, di Jakarta, pekan ini.
Catherine juga menekankan bahwa AI secara progresif akan menggantikan pekerjaan-pekerjaan rutin tersebut dan pada saat yang sama meningkatkan efisiensi produksi. Namun, ia juga mengingatkan bahwa transformasi ini menuntut kesiapan SDM di semua level.
“Tenaga kerja harus melangkah maju untuk menjalankan dan menciptakan value. Kita terus perlu relevan dalam industri ini,” ujar Catherine.
Pesan Catherine mencuat sebagai pengingat keras bahwa kemampuan teknis dan adaptasi harus menjadi prioritas utama pekerja di era digital. Dalam laporan IBM yang sama, terungkap bahwa 93% pelaku bisnis di Indonesia mengaku siap mengembangkan AI dalam operasi mereka. Sebanyak 85% optimistis terhadap dampaknya pada efisiensi operasional dan produktivitas, sementara 71% perusahaan sudah menyiapkan strategi implementasi AI secara konkret.

“Bagi saya, AI di Indonesia sudah jauh lebih matang dibandingkan banyak negara lain,” ucap Catherine.
Namun kesiapan teknologi saja tidak cukup. Dunia usaha menuntut kecepatan adaptasi manusia yang bekerja di dalamnya. Tanpa upskilling dan reskilling, para pekerja akan semakin tergerus oleh mesin pintar.
Sektor HRD hanya awal dari gelombang AI yang lebih besar. Ke depan, implementasi AI akan menyasar divisi-divisi seperti pengembangan produk, inovasi, layanan pelanggan, keuangan, pemasaran hingga operasional dan penjualan. Deloitte dalam laporannya tahun 2024 mencatat bahwa AI dan automasi mampu menghemat waktu kerja hingga 40% di area customer service dan manajemen dokumen.

Pemerintah pun mulai menyusun peta jalan nasional untuk pengembangan AI. Pada Mei 2025, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengumumkan bahwa roadmap nasional AI akan rampung tahun ini, mencakup regulasi, infrastruktur data, dan ekosistem inovasi lokal.
Sinyal dari sektor swasta dan publik menunjukkan satu hal: AI bukan lagi “nice to have”, tetapi sudah menjadi kebutuhan mendesak. Yang belum siap akan tertinggal. ■
Digionary:
●,AI (Artificial Intelligence): Kecerdasan buatan, teknologi yang memungkinkan mesin untuk meniru kecerdasan manusia, seperti belajar, berpikir, dan mengambil keputusan.
●,HRD: Divisi Sumber Daya Manusia (Human Resource Development), bertugas mengelola sumber daya manusia perusahaan.
●,Upskilling: Proses meningkatkan keterampilan individu agar sesuai dengan kebutuhan baru di tempat kerja.
●,Reskilling: Pelatihan ulang keterampilan pekerja agar bisa berpindah ke pekerjaan yang berbeda dalam organisasi.
●,Roadmap AI Nasional: Rencana induk dari pemerintah Indonesia untuk pengembangan dan pemanfaatan AI di berbagai sektor.
● Customer Service: Layanan pelanggan, bagian dari perusahaan yang bertanggung jawab atas kepuasan dan keluhan pelanggan.
●,Productivity: Produktivitas, ukuran efisiensi dalam produksi barang dan jasa.
● Operational Efficiency: Efisiensi operasional, kemampuan perusahaan untuk memaksimalkan output dengan sumber daya seminimal mungkin.
●,Value Creation: Proses menciptakan nilai tambah bagi perusahaan, pelanggan, dan pemangku kepentingan.
● Transformasi Digital: Perubahan strategi dan proses bisnis dengan memanfaatkan teknologi digital.
● Automasi: Penggunaan teknologi untuk menjalankan proses tanpa intervensi manusia.