Sahabat-AI besutan GOTO siap tantang model global dan dongkrak efisiensi bisnis

- 4 Juni 2025 - 06:41

GOTO kembali menjadi sorotan pasar berkat gebrakan terbarunya: peluncuran Sahabat-AI, teknologi kecerdasan buatan lokal berbasis LLM (large language model) dengan 70 miliar parameter. Dikembangkan bersama Indosat Ooredoo Hutchison, Sahabat-AI dirancang untuk memahami konteks dan bahasa Indonesia secara mendalam, termasuk bahasa daerah. Langkah ini diyakini akan memperkuat posisi GOTO sebagai pemimpin teknologi di Asia Tenggara sekaligus menekan biaya operasional.


Fokus utama:

  1. Transformasi teknologi GOTO lewat Sahabat-AI dan kapabilitas lokalnya.
  2. Respon pelaku pasar dan analis terhadap prospek jangka panjang teknologi ini.
  3. Potensi efisiensi biaya dan monetisasi ekosistem digital GOTO.

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tak lagi sekadar platform layanan transportasi dan e-commerce. Perusahaan teknologi terbesar di Indonesia ini resmi memposisikan diri sebagai pemain utama di ranah kecerdasan buatan (AI), dengan meluncurkan Sahabat-AI — model AI berbasis large language model (LLM) yang dirancang khusus untuk memahami bahasa dan konteks lokal Indonesia.

Sahabat-AI yang dikembangkan bersama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) kini memiliki kekuatan 70 miliar parameter, naik drastis dari versi awalnya yang hanya 8–9 miliar parameter ketika pertama kali diperkenalkan pada November 2024. Teknologi ini bukan sekadar chatbot. Ia mampu memahami dan merespons Bahasa Indonesia dengan nuansa budaya lokal, bahkan menguasai bahasa daerah seperti Jawa, Sunda, Batak, hingga Bali.

“Sahabat-AI ini kami desain dengan prinsip sederhana, cepat, kontekstual, dan terjangkau untuk masyarakat Indonesia,” kata Patrick Walujo, Direktur Utama GOTO dalam peluncuran model terbarunya bertajuk Sahabat-AI 70 Miliar Parameter, awal pekan ini.

Model ini bisa diakses oleh publik melalui situs sahabat-ai.com atau melalui aplikasi GoPay di menu ‘Layanan Favorit Warga’. Salah satu aplikasinya adalah layanan chat yang mampu menjawab pertanyaan dalam bahasa alami, berkat kemampuan penalaran yang telah ditingkatkan.

Bukan hanya sebagai gimmick teknologi, Sahabat-AI kini digadang sebagai senjata strategis baru GOTO dalam menekan biaya operasional dan memperkuat monetisasi ekosistem digital mereka. Salah satu contoh implementasinya adalah integrasi dalam layanan pemesanan GoFood dan pusat layanan pelanggan (customer center), yang kini bisa dijalankan dengan efisiensi lebih tinggi.

Analis dari OCBC Sekuritas, Gani, menilai bahwa langkah GOTO mengembangkan AI lokal adalah strategi jangka menengah hingga panjang yang sangat menjanjikan. “Untuk sekarang memang masih tahap awal dengan kapabilitas memahami teks dan suara. Saya dengar ke depan akan dikembangkan untuk pemrosesan grafik dan video, yang akan semakin kompetitif dengan model global lainnya, selain lebih unggul dalam konteks lokal,” ujarnya.

Menurutnya, keunggulan utama Sahabat-AI terletak pada efisiensi biaya. “GOTO tidak perlu menggunakan GPU skala besar seperti model-model asing. Dengan desain yang sederhana, biaya pengembangan dan operasional menjadi jauh lebih ringan. Ini akan menjadi game changer dalam industri teknologi Indonesia,” tambah Gani.

Sebagai perusahaan dengan ekosistem digital terbesar di Indonesia — mencakup layanan transportasi, pembayaran, belanja daring, dan logistik — GOTO memiliki peluang besar untuk memonetisasi data dan perilaku pengguna melalui AI, dengan pendekatan yang lebih personal dan terlokalisasi.

Langkah GOTO mengembangkan AI juga sejalan dengan tren global. Menurut laporan McKinsey Global Survey on AI (2024), 55% perusahaan global telah mengadopsi setidaknya satu bentuk AI, dan dari angka itu, 40% mengintegrasikannya ke dalam proses bisnis inti. Laporan PwC juga memperkirakan bahwa AI akan menyumbang kontribusi sebesar US$15,7 triliun terhadap ekonomi global pada 2030 — dengan Asia menyumbang lebih dari setengahnya.

GOTO tampaknya tak ingin hanya menjadi pengguna teknologi luar. Dengan membangun model sendiri yang memahami pasar lokal, mereka mengambil posisi unik dan strategis — sebuah pendekatan yang tidak hanya visioner, tapi juga praktis di tengah sengitnya persaingan AI global yang kini didominasi oleh OpenAI, Google, Meta, dan Tencent.

Dalam konteks pasar saham, sentimen positif terhadap pengembangan teknologi ini sudah mulai terasa. Para investor dan analis mulai memproyeksikan potensi lonjakan nilai saham GOTO jika inisiatif ini berhasil dieksekusi konsisten. Beberapa spekulasi bahkan menyebut harga saham GOTO bisa menembus Rp100 jika momentum terus terjaga dan teknologi Sahabat-AI benar-benar bisa diterapkan secara luas di dalam ekosistem mereka.

Pertanyaan yang kini muncul, akankah GOTO mampu menjaga konsistensi pengembangan teknologinya di tengah tantangan kompetisi dan kebutuhan investasi infrastruktur? Satu hal yang pasti — pasar dan publik menaruh ekspektasi tinggi pada arah baru GOTO ini. ■


Digionary:

● Sahabat-AI: Model kecerdasan buatan (AI) berbasis bahasa alami yang dikembangkan oleh GOTO dan Indosat, didesain untuk konteks Indonesia.
● LLM (Large Language Model): Model AI besar yang dilatih untuk memahami dan menghasilkan teks dalam bahasa manusia.
●,Parameter (dalam AI): Nilai-nilai numerik dalam model AI yang menentukan kemampuan dan akurasinya.
● Chatbot: Program AI yang bisa berkomunikasi layaknya manusia lewat teks atau suara.
● GPU (Graphics Processing Unit): Perangkat keras penting dalam menjalankan model AI besar.
● Monetisasi: Proses mengubah aktivitas pengguna atau data menjadi pendapatan.
● Ekosistem Digital: Jaringan layanan digital yang saling terhubung dan mendukung pertumbuhan bisnis berbasis teknologi.
● OpenAI: Salah satu perusahaan AI terbesar di dunia, pengembang ChatGPT.
● Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT): Salah satu perusahaan telekomunikasi besar di Indonesia, mitra GOTO dalam pengembangan Sahabat-AI.

Comments are closed.