Pasar keuangan Singapura catat dana institusional senilai S$701 juta keluar dari sektor perbankan

- 7 Mei 2025 - 15:04

Pada April 2025, dana institusi senilai S$701 juta keluar dari sektor perbankan Singapura, seiring pergeseran strategi investasi ke sektor telekomunikasi dan industri yang dinilai lebih defensif dan stabil. Saham seperti Singtel, NetLink, dan ST Engineering menjadi incaran utama. Pergeseran ini terjadi di tengah gejolak global dan kekhawatiran investor terhadap kinerja pasar saham dalam jangka pendek.


Fokus utama:

  1. Outflow besar dari bank terjadi di tengah kekhawatiran pasar dan gejolak global.
  2. Saham seperti Singtel, NetLink, dan ComfortDelGro mencatat arus masuk dana signifikan dari investor institusi.
  3. Fokus bergeser ke aset defensif dan dividen tinggi, mencerminkan kehati-hatian pasar terhadap ketidakpastian global.

Pasar keuangan Singapura mencatat pergeseran dramatis pada April 2025 ketika dana institusional senilai S$701 juta (setara dengan sekitar Rp8,471 triliun jika menggunakan kurs rata-rata Rp12.085 per 1 dolar Singapura (per Mei 2025) keluar dari sektor perbankan. Investor besar tampaknya mulai kehilangan selera terhadap saham-saham bank, memilih sektor yang dinilai lebih stabil seperti telekomunikasi dan industri, menurut laporan terbaru Singapore Business Review.

Indeks Straits Times (STI) turun 3,5% selama bulan April, namun total kerugian tertahan di level 2,3% berkat distribusi dividen. Pasar sempat anjlok 15% pada awal bulan, dipicu oleh kekhawatiran terhadap ketegangan dagang global, sebelum pulih 13% menjelang akhir bulan.

Dalam lanskap pasar yang volatil ini, saham Singtel mencuri perhatian. Raksasa telekomunikasi tersebut mencatat aliran dana bersih institusi sebesar S$512 juta hanya dalam satu bulan. Ini menjadikan Singtel sebagai saham paling banyak dibeli institusi sepanjang tahun berjalan.

Tak hanya Singtel, NetLink NBN Trust dan StarHub juga mendapat arus dana positif. Indeks FTSE ST Telecommunications mencatat total imbal hasil 9,5% pada April, menjadikannya sektor berkinerja terbaik di bursa.

Pergerakan serupa terlihat di sektor industri. Perusahaan seperti ST Engineering dan SGX (Singapore Exchange) masing-masing menerima aliran dana bersih sebesar S$95,6 juta dan S$96,4 juta. Di sisi transportasi dan energi, ComfortDelGro dan Sembcorp Industries termasuk saham paling diburu investor.

Di sisi lain, sektor properti menghadapi tekanan. REIT (Real Estate Investment Trusts) mengalami outflow sebesar S$74 juta dari dana institusi. Namun demikian, beberapa nama besar seperti Frasers Centrepoint Trust, CapitaLand Ascendas REIT, dan CapitaLand Integrated Commercial Trust masih mencatat pembelian bersih dan bertahan di antara 25 saham paling diminati bulan itu.

Secara keseluruhan, pasar saham Singapura mengalami net outflow sebesar S$73 juta dari dana institusional. Namun, ini lebih disebabkan penarikan dari sektor perbankan, sementara sektor-sektor lain menunjukkan daya tahan dan minat investor yang terukur.

“Investor terlihat beralih ke saham dengan yield tinggi dan volatilitas rendah menjelang musim laporan keuangan,” tulis Singapore Business Review. Strategi ini mencerminkan pendekatan defensif menghadapi ketidakpastian global yang terus berlangsung, termasuk risiko suku bunga tinggi yang berkepanjangan serta tekanan geopolitik di Asia Timur dan Timur Tengah.

Data ini juga sejalan dengan laporan dari DBS Bank yang memprediksi STI kemungkinan akan bergerak datar dalam waktu dekat, dengan tiga skenario tergantung pada hasil negosiasi tarif perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi Singapura pada kuartal kedua.

Sementara itu, data ekonomi Singapura menunjukkan pertumbuhan yang melambat. Menurut Kementerian Perdagangan dan Industri, ekonomi Singapura tumbuh hanya 1,2% secara tahunan pada kuartal pertama 2025, turun dari 2,1% pada kuartal sebelumnya. Sektor manufaktur dan ekspor masih tertekan oleh lemahnya permintaan global, terutama dari China dan Eropa.

Fenomena ini menegaskan bahwa investor institusional kini menempatkan nilai lebih tinggi pada stabilitas daripada pertumbuhan cepat. “Strategi mereka bukan sekadar mencari cuan jangka pendek, melainkan perlindungan nilai jangka menengah dalam ekosistem global yang tidak pasti,” ujar seorang analis pasar dari Maybank Securities.

Di tengah ketegangan global dan sinyal pelemahan ekonomi, pasar Singapura memberi gambaran jelas: sektor yang stabil dengan fundamental kuat kini menjadi raja baru bagi investor besar. Dan bank, untuk sementara waktu, tak lagi jadi primadona. ■

Comments are closed.