digitalbank.id - Bank Indonesia mengungkapkan ada tiga alasan mengeluarkan uang digital bank sentral (Central Bank Digital Currency) dalam bentuk rupiah digital.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan ketiga alasan itu; pertama, karena BI adalah satu-satunya lembaga yang berwenang mengeluarkan mata uang, termasuk rupiah digital.
"Karena BI adalah satu-satunya lembaga negara, sesuai Undang-Undang yang berwenang mengeluarkan digital currency yang disebut digital rupiah," katanya Perry Talkshow Rangkaian BIRAMA (BI Bersama Masyarakat), di Jakarta, Senin (5/12).
Lalu alasan kedua, karena BI ingin melayani masyarakat. Saat ini masyarakat tidak hanya membutuhkan pembayaran dengan mata uang fisik atau kertas.
Bahkan, transaksi menggunakan kartu rekening pun dirasa belum cukup oleh sebagian masyarakat. Ia juga mengatakan saat ini kaum milenial pun membutuhkan mata uang digital untuk transaksi digital. BI pun ingin hadir untuk untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat tersebut.
Ketiga, pengembangan digital rupiah juga bisa mempererat kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional.
Perry mengatakan ke depan pihaknya akan terus bekerja sama dengan bank-bank sentral negara lain untuk merumuskan nilai tukar rupiah digital dengan mata uang negara-negara lain.
"Jadi agar kita terus bisa melakukan kerja sama internasional. Oleh karena itu, ke depan akan ada nilai tukarnya dengan digital dolar, digital ringgit, dan semacamnya," ujar Perry.
Dalam hal ini, tahapan pertama implementasi rupiah digital dimulai dari wholesale CBDC untuk penerbitan, pemusnahan dan transfer antar bank. Wholesale ini diberikan kepada bank maupun lembaga non bank.
Meski demikian, Perry menyebut tidak semua bank dan lembaga non bank bisa menjadi wholesale. BI hanya akan memilih mereka yang dianggap layak.
Artikel Terkait
BI ungkap rupiah digital masuk tahap finalisasi dan siap diluncurkan tahun depan
Bakal jadi alat pembayaran yang sah, Bank Indonesia tengah finalisasi konsep rupiah digital
BI: Rupiah digital akan dipakai untuk transaksi e-commerce hingga transaksi di metaverse
Dampak kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia terhadap pasar properti
Bank Indonesia akan tindaklanjuti temuan BPK soal BI Fast yang dinilai tak transparan
Bank Indonesia ungkap kredit perbankan September 2022 naik 11%
Bank Indonesia optimistis laju kredit perbankan bakal tumbuh dobel digit pada 2023
Bank Indonesia catat transaksi digital banking tembus Rp5.184,1 triliun
BI luncurkan white paper pengembangan rupiah digital, apa saja tahapannya?
Bank Indonesia prediksi transaksi perbankan digital tembus Rp67 ribu triliun di tahun 2023