
PT Bank DBS Indonesia mematok pertumbuhan AUM (Asset Under Management) silang dua digit tahun ini, memanfaatkan peluang dari segmen HNWI dan UHNWI. Menyajikan layanan wealth management berbasis teknologi dan analisis mendalam, DBS menyasar kebutuhan investasi berpendapatan tetap ditengah gejolak global. Strategi ini diharapkan memperluas jaringan klien Asia sekaligus memperkuat posisi di pasar kekayaan pribadi.
Fokus utama:
- Strategi AUM Agresif – Target pertumbuhan ganda dan potensi high‑double digit menandai ambisi DBS menjangkau aset lebih besar.
- Proteksi dan Keuntungan di Tengah Krisis – Instrumen fixed income dipilih untuk menahan tekanan suku bunga, inflasi, dan gejolak geopolitik.
- Ekspansi Melalui Wealth Asia – Menyasar UHNWI dan klien kaya di kawasan Asia, memanfaatkan teknologi dan konektivitas regional.
Menjelang akhir tahun, PT Bank DBS Indonesia agresif memburu pertumbuhan AUM ganda dengan mengandalkan segmen kaya (HNWI/UHNWI) dan produk berpendapatan tetap. Layanan wealth management-nya kini menggabungkan analisis global, teknologi canggih, dan akses jaringan regional untuk menjaring aset miliaran rupiah dalam ekosistem Asia yang dinamis.
Bank DBS mencatat pertumbuhan AUM sebesar 39% dari 2022 hingga 2025, menurut data internal. “Kalau pertumbuhan selalu kami di range double digit, bahkan bisa jauh lebih besar lagi, high double digit,” ujar Melfrida Gultom, Consumer Banking Director DBS Indonesia, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (19/6).
Lebih lanjut, pertumbuhan segmen HNWI (High Net Worth Individual) juga mendorong permintaan layanan wealth management yang lebih komprehensif. DBS Treasures kini menggunakan platform teknologi dan analisis pasar untuk memudahkan klien mengelola dan meneruskan kekayaan antar generasi.
Fokus pada Fixed Income di Tengah Ketidakpastian
Djoko Soelistyo, Head of Investment Product & Advisory DBS Indonesia, menjelaskan bahwa pertumbuhan AUM didorong oleh tingginya minat investor terhadap instrumen fixed income.
“Kalau tahun 2024 ke 2025 itu 18% investment growth. Tren sekarang dengan animo yang masih tinggi dari produk fixed income, bisa lebih tinggi dari itu,” katanya.
Dalam kondisi global yang diliputi tekanan suku bunga tinggi, inflasi, dan ketegangan geopolitik, investor cenderung memilih instrumen defensif seperti deposito dan obligasi. Strategi ini diharapkan mampu melindungi nilai aset klien dari volatilitas.
Peluang Global dari Klien Ultra‑Kaya (UHNWI)
Laporan Knight Frank Global Wealth Report 2024 mencatat peningkatan jumlah UHNWI global sebesar 2,6% pada 2023 dibanding 2022, dan diperkirakan melonjak 38,3% hingga 2028. Pertumbuhan ini dipicu oleh kenaikan pendapatan per kapita, populasi muda, teknologi, dan kesadaran terhadap risiko perubahan iklim.
DBS melihat peluang besar di Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Melalui wealth management terintegrasi, bank menawarkan akses ke produk global dan peluang investasi lintas negara, menggarap kepercayaan klien untuk membangun portofolio jangka panjang. ■
Digionary:
● AUM (Asset Under Management): Total nilai aset yang dikelola oleh bank atau manajer investasi untuk klien.
● Fixed Income: Instrumen investasi dengan pengembalian tetap, seperti obligasi dan deposito.
● Geopolitik: Pengaruh politik dan kekuasaan negara terhadap stabilitas dan pasar global.
● HNWI (High Net Worth Individual): Individu dengan aset likuid tinggi, umumnya di atas US$1 juta.
● UHNWI (Ultra High Net Worth Individual): Kategori lebih tinggi dari HNWI, biasanya memiliki aset likuid di atas US$30 juta.
● Inflasi: Kenaikan harga barang/jasa yang mengurangi daya beli.
● Knight Frank Global Wealth Report: Laporan tahunan tentang tren kekayaan dan populasi UHNWI global.
● Instrumen Defensif: Investasi yang dirancang untuk mengurangi risiko, seperti obligasi dan deposito.
● Suku Bunga Tinggi: Tingkat bunga bank sentral yang meningkat untuk menangani inflasi.
● Wealth Management: Layanan pengelolaan kekayaan personal dan bisnis yang mencakup perencanaan keuangan, pajak, dan investasi.
● Deposito: Simpanan berjangka di bank dengan bunga tetap dan jangka waktu tertentu.
● Diversifikasi: Strategi investasi untuk mengurangi risiko dengan menyebar aset ke berbagai instrumen.
● Portofolio: Kumpulan investasi yang dimiliki individu atau institusi.
● Teknologi Perbankan: Platform digital dan analitik yang digunakan bank untuk layanan nasabah.
● Volatilitas: Tingkat fluktuasi harga aset dalam jangka pendek.