
PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) resmi mengubah strategi penggalangan dana melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) V dan VI menjadi mekanisme Right Issue pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2025. Selain fokus memperkuat penyaluran kredit, BNC juga melakukan perombakan struktural manajemen dengan penunjukan Direktur Teknologi Sistem Informasi baru untuk memperkuat pijakan bisnis digitalnya.
Fokus utama:
- Strategi Pendanaan BNC: Beralih dari PUT ke Right Issue untuk efisiensi dan penguatan modal.
- Restrukturisasi Manajemen: Pengangkatan Direktur Teknologi untuk akselerasi inovasi digital.
- Posisi BNC dalam Industri Perbankan Digital Indonesia: Tantangan dan peluang pertumbuhan kredit.
PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) menetapkan langkah strategis baru dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2025 dengan mengubah rencana penggunaan dana dari Penawaran Umum Terbatas (PUT) V dan VI menjadi skema Right Issue. Langkah ini dinilai lebih efisien dan sejalan dengan strategi perusahaan untuk meningkatkan penyaluran kredit di tengah persaingan ketat industri perbankan digital.
Direktur Utama BNC, Eri Budiono, menegaskan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan evaluasi mendalam terhadap kebutuhan bisnis dan kondisi pasar yang dinamis. “Perubahan ini diselaraskan dengan rencana bisnis perseroan yang fokus dalam meningkatkan penyaluran kredit,” ujarnya dalam siaran resmi, Selasa (3/6).
Selain itu, RUPST juga memutuskan perubahan susunan pengurus, dengan pengangkatan Daniel Armanto sebagai Direktur Teknologi Sistem Informasi, yang bertujuan memperkuat kapabilitas teknologi BNC ke depan. “Keputusan ini efektif setelah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” kata Eri.
Perubahan manajemen ini diharapkan mendorong akselerasi inovasi digital sekaligus menjaga kelangsungan bisnis di tengah transformasi industri perbankan nasional yang semakin kompetitif. BNC pun berkomitmen menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan menjaga transparansi bagi seluruh pemangku kepentingan.
“Kami sangat bersyukur atas kepercayaan dan dukungan para pemegang saham serta seluruh stakeholder, termasuk nasabah setia BNC. Kinerja BNC terus menunjukkan perbaikan signifikan, dan kami berkomitmen memberikan layanan terbaik kepada nasabah,” imbuh Eri.
Peralihan dari PUT ke Right Issue ini juga mencerminkan tren korporasi dalam mengoptimalkan modal sendiri secara efisien di tengah volatilitas pasar modal global. Right Issue memungkinkan BNC mengajak pemegang saham eksisting untuk ikut berkontribusi, sehingga meminimalisasi risiko dilusi saham.
Secara makro, perbankan digital di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan positif. Menurut data OJK per Maret 2025, kredit perbankan syariah dan digital tumbuh sekitar 15–20% YoY, didorong oleh penetrasi teknologi dan inklusi keuangan yang meningkat. BNC sebagai salah satu bank digital menempatkan diri di garis depan inovasi layanan keuangan berbasis teknologi.
Namun, tantangan tetap ada. Persaingan ketat dari fintech dan bank digital lain menuntut BNC untuk terus beradaptasi dengan tren pasar dan kebutuhan nasabah. Penguatan teknologi informasi yang kini dipimpin oleh Daniel Armanto menjadi kunci utama menghadapi era digitalisasi perbankan yang bergerak sangat cepat.
Secara keseluruhan, keputusan strategis BNC di RUPST 2025 tidak hanya mencerminkan penyesuaian dalam pengelolaan modal dan manajemen, tetapi juga memperlihatkan visi perusahaan dalam mengokohkan posisinya sebagai salah satu pelaku utama perbankan digital di Indonesia.
Digionary:
●,PUT (Penawaran Umum Terbatas): Skema penggalangan dana dari investor terbatas, biasanya melalui penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu.
●,Right Issue: Penawaran saham baru kepada pemegang saham lama dengan harga tertentu, bertujuan mengumpulkan dana segar sambil mempertahankan kepemilikan saham.
●,Tata Kelola Perusahaan (GCG): Prinsip pengelolaan perusahaan yang transparan, akuntabel, dan berkelanjutan.