
PT Bank Neo Commerce (BNC) mengumumkan penunjukan Daniel Armanto sebagai Direktur Teknologi Sistem Informasi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2025. Keputusan ini diambil di tengah momentum transformasi digital dan lonjakan laba perusahaan yang naik lebih dari 1.000%. Daniel, yang memiliki rekam jejak kuat di industri teknologi, akan memperkuat strategi BNC dalam memperluas kapabilitas digital dan mempercepat inovasi produk.
Fokus utama:
- Reorganisasi Kepemimpinan Digital: Penunjukan Daniel Armanto mempertegas komitmen BNC dalam mempercepat transformasi digital.
- Lonjakan Laba Signifikan: Efisiensi operasional membawa BNC mencetak lonjakan laba 1.023% pada kuartal I-2025.
- Penyesuaian Strategi Bisnis: Rencana penggunaan dana right issue dialihkan untuk memperkuat penyaluran kredit.
Di tengah geliat transformasi digital di industri perbankan nasional, PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) mengambil langkah strategis dengan menunjuk Daniel Armanto sebagai Direktur Teknologi Sistem Informasi. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Jakarta Selatan, Selasa, 27 Mei 2025.
Penunjukan Daniel—yang akan efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)—menjadi sinyal kuat arah baru BNC dalam memperkuat struktur teknologi digital. Daniel bukan sosok asing di lanskap teknologi Indonesia. Ia memiliki portofolio kuat, pernah menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO) di perusahaan teknologi papan atas seperti Happy5, Tiket.com, dan Investree antara 2017 hingga awal 2024, sebelum bergabung dengan BNC pada Maret 2024.
Langkah ini tidak berdiri sendiri. RUPST juga menyetujui perubahan rencana penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas V dan VI (PUT V dan PUT VI) dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Perubahan difokuskan untuk mendukung peningkatan bisnis, khususnya di lini pembiayaan atau penyaluran kredit.
Direktur Utama BNC, Eri Budiono, menegaskan bahwa seluruh langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang.
“Kami yakin, dengan kolaborasi dan inovasi yang berkelanjutan, BNC akan semakin solid dan berkontribusi positif bagi industri perbankan berbasis digital di Indonesia,” ujarnya dalam pernyataan resmi.
Langkah ini datang di saat performa BNC menunjukkan pemulihan signifikan. Setelah sempat mencatatkan kerugian, BNC berhasil melakukan turnaround di tahun 2024 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp19,88 miliar. Bahkan di kuartal I 2025, laba bersih BNC melonjak tajam menjadi Rp159,94 miliar—naik 1.023,76% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Lompatan ini tak lepas dari efisiensi operasional yang agresif. Beban operasional berhasil ditekan sebesar 43,6%, dari minus Rp812,17 miliar menjadi minus Rp457,59 miliar. Efisiensi ini berdampak pada perbaikan rasio keuangan. Return on Asset (ROA) tercatat 3,61% dan Return on Equity (ROE) mencapai 18,51%. Rasio BOPO (biaya operasional terhadap pendapatan operasional) turun signifikan sebesar 1.627 basis poin ke level 82,56%.
Namun, di sisi intermediasi, BNC mengalami kontraksi. Kredit menyusut 9,58% menjadi Rp8,49 triliun, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) turun 4,54% menjadi Rp13,69 triliun. Total aset juga mengalami penurunan 3,91% ke Rp18,17 triliun. Penurunan ini menunjukkan tantangan likuiditas yang masih harus diatasi, meskipun dari sisi profitabilitas, tren positif terus diperkuat.
Ke depan, BNC menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 15% pada 2025. Strateginya antara lain adalah memperluas basis nasabah, memperkuat kanal digital, dan mendorong kolaborasi dengan mitra fintech.
Transformasi digital dan efisiensi operasional menjadi dua pilar utama arah baru BNC. Pengangkatan Daniel Armanto bukan hanya soal jabatan, melainkan juga penegasan bahwa teknologi bukan pelengkap, tetapi penggerak utama model bisnis perbankan ke depan. ■
Digionary:
● PUT (Penawaran Umum Terbatas): Proses emisi saham baru yang hanya ditawarkan kepada pemegang saham lama melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (rights issue).
● ROA (Return on Asset): Indikator efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk menghasilkan laba.
● ROE (Return on Equity): Ukuran keuntungan yang dihasilkan dari modal pemegang saham.
● BOPO: Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional, indikator efisiensi bank.