Targetkan 10.000 rumah rendah emisi di 2025, BTN siap jadi motor ekonomi hijau sektor perumahan

- 4 Juni 2025 - 15:48

Bank Tabungan Negara (BTN) menargetkan pembangunan 10.000 unit rumah rendah emisi pada 2025 sebagai bagian dari komitmen menuju 150.000 unit hingga 2029. Dengan menggandeng UMKM produsen material ramah lingkungan dan para pengembang, BTN mengambil peran strategis dalam mendorong transisi ekonomi hijau dan mendukung target net zero emission Indonesia 2060.


Fokus utama:

  1. BTN menargetkan pembiayaan 10.000 rumah rendah emisi pada 2025 dan 150.000 unit hingga 2029.
  2. BTN menjembatani produsen material ramah lingkungan dengan pengembang untuk memperluas ekosistem ekonomi hijau.
  3. Inisiatif ini menjadi kontribusi konkret sektor perumahan dalam mengurangi dampak perubahan iklim dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dengan menargetkan 10.000 unit rumah rendah emisi pada tahun 2025. Sebagai bagian dari upaya tersebut, BTN aktif mempertemukan pelaku UMKM produsen material ramah lingkungan dengan para mitra pengembang perumahan.

Langkah ini juga merupakan bagian dari roadmap BTN menuju pembangunan 150.000 unit Rumah Rendah Emisi (RRE) hingga tahun 2029. BTN juga menargetkan minimal 15% penggunaan material ramah lingkungan pada setiap unit rumah rendah emisi mulai 2025.

Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, menekankan bahwa perubahan iklim adalah kenyataan global yang dampaknya sudah dirasakan di Indonesia. “Ini merupakan upaya BTN mendukung Asta Cita Bapak Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan ekonomi hijau, termasuk dari sektor perumahan. Tahun ini harapannya ada 10.000 rumah rendah emisi yang akan jadi stepping stone kita bersama-sama untuk kebaikan bumi kita,” ujar Setiyo dalam Sosialisasi Rumah Rendah Emisi di Bandung, Rabu (4/6).

Setiyo melanjutkan, upaya meningkatkan jumlah rumah rendah emisi ini juga menjadi langkah strategis BTN mendukung target pemerintah Indonesia untuk menekan kenaikan suhu bumi di bawah 1,5°C dan mencapai net zero emission pada 2060. Apalagi, hingga kini peningkatan suhu bumi telah menyebabkan musim hujan tidak teratur hingga kenaikan permukaan air laut.

“Perubahan iklim memiliki dampak bagi pertumbuhan ekonomi karena berpengaruh pada rantai pasok pangan dan menjalar ke sektor lainnya. Sehingga, BTN sebagai enabler ekonomi juga akan berupaya mendukung pembangunan rumah rendah emisi, untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” jelas Setiyo.

Sementara itu, hingga akhir 2024, BTN telah menggandeng 8 pengembang yang mulai menerapkan 10% material ramah lingkungan dalam pembangunan 1.367 unit rumah pada tahun 2024. Setiyo menyebutkan jika target 150.000 unit rumah rendah emisi tercapai, maka akan mencatatkan pengurangan limbah plastik sebanyak lebih dari 2,2 juta kilogram atau setara 1,3 miliar bungkus mie instan. Selain itu, akan ada pengurangan 2.425 ton emisi karbon atau sama dengan menanam 110.000 pohon.

“Melalui inisiatif ini, BTN menunjukkan komitmennya tidak hanya dalam menyediakan akses perumahan yang terjangkau dan layak huni, tetapi juga dalam mendorong gaya hidup rendah emisi dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan bagi Indonesia,” kata Setiyo. ■


Digionary:

●,Rumah Rendah Emisi (RRE): Hunian yang dibangun menggunakan material dan teknologi yang mengurangi emisi karbon selama siklus hidup bangunan.
●,Net Zero Emission: Kondisi di mana jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer sama dengan yang diserap kembali, menghasilkan keseimbangan nol emisi.
●,Material Ramah Lingkungan: Bahan bangunan yang tidak merusak lingkungan, bisa berupa bahan daur ulang, hemat energi, atau rendah karbon.
● Asta Cita: Delapan cita-cita yang menjadi visi Presiden Prabowo Subianto dalam pembangunan nasional.
● Rantai Pasok Hijau: Sistem distribusi barang dan jasa yang memprioritaskan keberlanjutan lingkungan.
●,Enabler Ekonomi: Institusi atau entitas yang memungkinkan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui inovasi dan kebijakan.
●,Netral Karbon (Carbon Neutral): Keadaan ketika emisi karbon dari aktivitas tertentu dikompensasi sepenuhnya oleh penyerapan atau pengurangan di tempat lain.
● Karbon Ekivalen (CO2e): Satuan yang digunakan untuk menggambarkan dampak emisi gas rumah kaca dalam setara karbon dioksida.
●,Suhu Bumi 1,5°C: Ambang batas pemanasan global yang ditetapkan untuk mencegah dampak perubahan iklim paling buruk menurut IPCC.
● KPR Hijau: Skema Kredit Pemilikan Rumah yang mendukung pembelian rumah dengan standar ramah lingkungan.
● Paris Agreement: Kesepakatan internasional untuk menahan kenaikan suhu bumi di bawah 2°C dan diupayakan hingga 1,5°C.

rumah rendah emisi, BTN rumah hijau, ekonomi hijau Indonesia, target net zero 2060, rumah ramah lingkungan, Prabowo Asta Cita, pembangunan berkelanjutan, rumah KPR hijau, material ramah lingkungan, rumah BTN 2025, rumah karbon rendah, pengembang hijau, UMKM bahan bangunan hijau, perubahan iklim Indonesia, inisiatif BTN sustainability,

Comments are closed.